Tawil Kalimat Rabul Alamain
Sabtu, 12 Mei 2018
Add Comment
[القول في تأويل رَبِّ الْعالَمِينَ]
Istilah "Rabb" artinya "pemilik yang berhak ber-tasarruj", menurut
istilah bahasa diucapkan menunjukkan arti tuan dan orang yang ber-tasarruj untuk
perbaikan. Pengertian tersebut masing-masing sesuai dengan hak Allah Swt. Lafaz
Rabb tidak dapat dipakai untuk selain Allah Swt, melainkan di-mudaf-kan. Untuk
itu, katakanlah olehmu Rabbud Dar (pemilik rumah) dan Rabb Kaza (pemilik anu).
Lafaz Rabb yang dimaksudkan adalah Allah Swt, hanya dipakai tanpa mudaf. Menurut
suatu pendapat. lafaz Rabb adalah Ismul A 'zam. Al-'alamina bentuk jamak dari 'alamun, artinya "semua yang ada
selain Allah Swt."; dan lafaz 'alamun sendiri bentuk jamak yang tidak ada bentuk
tunggal dari lafaz aslinya. Sedangkan lafaz al-'awalim artinya "berbagai macam
makhluk yang ada di langit, di daratan, di laut", dan setiap generasi dari semua
jenis makhluk tersebut dinamakan 'alam pula.
Bisyr ibnu Imarah meriwayatkan dari Abu Rauq, dari Dahhak, dari Ibnu Abbas,
bahwa "segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam" artinya ialah "segala puji
bagi Allah yang semua makhluk ini adalah milik-Nya, yaitu langit, bumi, dan yang
ada di antara keduanya, baik yang kita ketahui ataupun yang tidak kita
ketahui. Di dalam riwayat Sa'id ibnu Jubair dan Ikrimah, dari Ibnu Abbas, disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan Rabbul 'alamina ialah Tuhan jin dan manusia. Hal yang
sama dikatakan pula oleh Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, dan Ibnu Juraij. Hal yang
semisal telah diriwayatkan pula dari Ali k.w. Menurut Ibnu Abu Hatim, sanad asar
tersebut tidak dapat dipegang. Al-Qurtubi mengatakan demikian (yakni jin dan manusia) dengan berdalilkan
firman Allah Swt. yang mengatakan:
لِيَكُونَ
لِلْعالَمِينَ نَذِيراً
Makna yang dimaksud dengan "seluruh alam" ialah makhluk jin dan manusia.
Al-Farra dan Abu Ubaid mengatakan, yang dimaksud dengan al-'alam ialah
ditujukan kepada makhluk yang berakal; mereka adalah manusia, jin, malaikat, dan
setan. Untuk itu, semua jenis binatang tidak dapat dikatakan 'alam. Disebutkan
dari Zaid ibnu Aslam dan Abu Muhaisin, bahwa 'alam artinya "setiap makhluk
bernyawa yang berkembang biak."
Qatadah mengatakan bahwa al-'alam adalah setiap jenis alam.
Al-Hafiz ibnu Asakir mengatakan di dalam autobiografi Marwan ibnu Muhammad
—salah seorang khalifah dari kalangan Bani Umayyah yang dikenal dengan julukan
"Al-Ja'd" dan sebutan "Al-Himar"— bahwa dia pernah mengatakan, "Allah
menciptakan tujuh belas ribu alam, penduduk langit dan penduduk bumi digolongkan
satu alam, sedangkan yang lainnya tiada seorang pun yang mengetahuinya kecuali
hanya Allah Swt." Abu Ja'far Ar-Razi mengatakan dari Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul Aliyah
sehubungan dengan firman-Nya, "Rabbil 'alamina"bahwa Anas pernah mengatakan,
"Manusia merupakan alam, dan jin adalah alam, sedangkan selainnya terdiri atas
18.000 atau 14.000 —dia ragu— alam malaikat yang ada di atas bumi. Bumi
mempunyai empat penjuru, pada tiap-tiap juru terdapat 3.500 alam (malaikat) yang
telah diciptakan oleh Allah Swt. untuk beribadah kepada-Nya." Asar ini
diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim. Akan tetapi, kalimat seperti
ini aneh; hal yang seperti ini memerlukan adanya dalil yang sahih.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Khalid, telah menceritakan kepada kami
Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Al-Furat (yakni Ibnul
Walid), dari Mu'tib ibnu Sumai, dari Subai' (yakni Al-Himyari) sehubungan dengan
firman-Nya, "Rabbil 'alamina." bahwa al-alamina terdiri atas seribu umat: enam
ratus berada di dalam laut, sedangkan empat ratus berada di darat. Hal semisal diriwayatkan pula melalui Sa'id ibnul Musayyab, dan hal yang
semisal ini diriwayatkan pula secara marfu’, seperti yang dikatakan oleh
Al-Hafiz Abu Ya'la Ahmad ibnu Ali ibnul Mu-sanna di dalam kitab Musnad-nya,
bahwa:
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ وَاقِدٍ الْقَيْسِيُّ، أَبُو
عَبَّادٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى بْنِ كَيْسَانَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ المنْكَدِر، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: قَلَّ الْجَرَادُ فِي
سَنَةٍ مِنْ سِنِي عُمَرَ الَّتِي وَلِيَ فِيهَا فَسَأَلَ عَنْهُ، فَلَمْ يُخْبَرْ
بِشَيْءٍ، فَاغْتَمَّ لِذَلِكَ، فَأَرْسَلَ رَاكِبًا يَضْرِبُ إِلَى الْيَمَنِ،
وَآخَرَ إِلَى الشَّامِ، وَآخَرَ إِلَى الْعِرَاقِ، يَسْأَلُ: هَلْ رُئِيَ مِنَ
الْجَرَادِ شَيْءٌ أَمْ لَا؟ قَالَ: فَأَتَاهُ الرَّاكِبُ الَّذِي مِنْ قِبَلِ
الْيَمَنِ بِقَبْضَةٍ مِنْ جَرَادٍ، فَأَلْقَاهَا بَيْنَ يَدَيْهِ، فَلَمَّا رَآهَا
كَبَّرَ، ثُمَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم
يقول: "خَلَقَ
اللَّهُ أَلْفَ أُمَّةٍ، سِتُّمِائَةٍ فِي الْبَحْرِ وَأَرْبَعُمِائَةٍ فِي
الْبَرِّ، فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَهْلِكُ مِنْ هَذِهِ الْأُمَمِ الْجَرَادُ، فَإِذَا
هَلَكَ تَتَابَعَتْ مِثْلَ النِّظَامِ إِذَا قُطِعَ سِلْكُهُ"
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musanna, telah menceritakan
kepada kami Ubaid ibnul Waqid Al-Qaisi Abu Ibad, telah menceritakan kepadaku
Muhammad ibnu Isa ibnu Kaisan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul
Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan, "Pada suatu tahun dari masa
pemerintahan Khalifah Umar, belalang berkurang jumlahnya. Lalu ia bertanya-tanya
mengenai hal itu, tetapi tidak ada seorang pun yang menjawabnya, maka hal itu
membuatnya kurang puas. Lalu ia mengirimkan seorang pengendara kuda untuk pergi
ke negeri Yaman, seorang lagi menuju ke negeri Syam, dan yang seorang lagi
menuju ke negeri Irak untuk menanyakan apakah ada belalang atau tidak di tempat
tujuan masing-masing. Kemudian datang kepadanya pengendara dari Yaman membawa
segenggam belalang, lalu utusan itu meletakkannya di hadapan Umar. Ketika Umar
melihatnya, maka ia bertakbir, kemudian berkata, 'Aku pernah mendengar
Rasulullah Saw. Bersabda: 'Allah telah menciptakan seribu umat, enam ratus
umat berada di laut dan yang empat ratus umat berada di daratan.
Mula-mula umat yang binasa dari kesemuanya itu adalah belalang; apabila
belalang musnah, maka merambat secara beruntun sebagaimana sebuah untaian kalung
yang terputus talinya."
Muhammad ibnu Isa yang disebut di dalam sanad asar ini adalah Al-Hilali, dia
orangnya daif.
Al-Bagawi meriwayatkan dari Sa'id ibnul Musayyab bahwa dia pernah
mengatakan.”Allah telah menciptakan seribu alam. enam ratus berada di lautan,
sedangkan yang empat ratus berada di daratan." Wahab ibnu Munabbih mengatakan bahwa Allah telah menciptakan 18.000 alam,
dunia ini merupakan salah satunya. Muqatil mengatakan bahwa alam-alam itu seluruhnya ada 80.000. Ka'b Al-Ahbar
mengatakan, tiada seorang pun yang mengetahui bilangan alam kecuali hanya Allah
Swt. Semua yang telah disebutkan ini dinukil oleh Al-Bagawi.
Al-Qurtubi meriwayatkan melalui Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa
sesungguhnya Allah telah menciptakan 40.000 alam, sedangkan dunia ini dari timur
hingga barat merupakan salah satu darinya. Az-Zujaj mengatakan bahwa al-'alam ialah semua yang telah diciptakan oleh
Allah di dunia dan akhirat. Demikian pendapat Al-Qurtubi, dan pendapat inilah
yang sahih, yaitu yang mengatakan pengertian alam mencakup kedua alam tersebut
(dunia dan akhirat), sebagaimana yang dinyatakan di dalam firman-Nya (menurut
bacaan orang yang membaca al-'alamina menjadi al-'alamaini), yaitu:
قالَ
فِرْعَوْنُ وَما رَبُّ الْعالَمِينَ. قالَ رَبُّ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ وَما
بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ
"Fir'aun bertanya, 'Siapa Tuhan kedua alam itu?' Musa menjawab, Tuhan
pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya (itulah Tuhanmu),
jikakamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya'." (Asy-syuara 23)
Al-'alam berakar dari kata al-'alamah. Menurut kami, dikatakan demikian
karena adanya alam ini menunjukkan adanya Penciptanya, hasil karya-Nya dan
keesaan-Nya. sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Mu'taz:
فَيَا عَجَبًا كَيْفَ يُعْصَى الْإِلَهُ ... أَمْ كَيْفَ يَجْحَدُهُ الْجَاحِدُ
وَفِي كُلِّ شَيْءٍ لَهُ آيَةً ...
تَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ وَاحِدُ
Alangkah anehnya, mengapa durhaka
terhadap Tuhan, atau mengapa si pengingkar tidak mempercayai-Nya, padahal pada
segala sesuatu yang ada terdapat tanda yang menunjukkan bahwa Dia adalah
Esa.
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Tawil Kalimat Rabul Alamain"
Posting Komentar