Kepuasan Konsumen dalam Perspektif Islam
Jumat, 18 Mei 2018
Add Comment
Menurut penulis, kepuasan dapat dilihat dari tujuan
berkonsumsi secara Islam yaitu untuk mendatangkan kesehatan fisik, dan rasa bersyukur
kepada Allah SWT atas rezeki yang diberikan oleh-Nya. Hal ini ditegaskan Allah
dalam Q.S Al-Baqarah (2):172:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ (172)
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”
Dalam Tafsir Jalalain Q.S Al-Baqarah (2):172: (Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik) maksudnya
yang halal, (yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah) atas
makanan yang dihalalkan itu,
(jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah).
Dari
segi pelayanan, dengan pelayan yang ramah dan lemah lembut akan membuat
konsumen merasa terlayani dengan baik dan membuat konsumen merasa nyaman. Hal
ini ditegaskan dalam Q.S Ali Imran ayat 159:
فَبِما رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ
كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
(159)
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Dalam Tafsir
Jalalain Q.S Ali Imran ayat 159: (Maka berkat) ma merupakan tambahan (rahmat dari Allah
kamu menjadi lemah lembut) hai Muhammad (kepada mereka) sehingga kamu hadapi
pelanggaran mereka terhadap perintahmu itu dengan sikap lunak (dan sekiranya
kamu bersikap keras) artinya akhlakmu jelek tidak terpuji (dan berhati kasar)
hingga kamu mengambil tindakan keras terhadap mereka (tentulah mereka akan
menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka) atas kesalahan yang
mereka perbuat (dan mintakanlah ampunan bagi mereka) atas kesalahan-kesalahan
itu hingga Kuampuni (serta berundinglah dengan mereka) artinya mintalah
pendapat atau buah pikiran mereka (mengenai urusan itu) yakni urusan peperangan
dan lain-lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunah dan jejak
langkahmu, maka Rasulullah saw. banyak bermusyawarah dengan mereka. (Kemudian
apabila kamu telah berketetapan hati) untuk melaksanakan apa yang kamu
kehendaki setelah bermusyawarah itu (maka bertawakallah kepada Allah) artinya
percayalah kepada-Nya. (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal) kepada-Nya.
Konsep kepuasan dalam Islam berdasarkan pemikiran
Asy-Syatibi dalam Mustafa Edwin, dapat di istilahkan dengan maslahah. Asy –Syatibi mengkaji teori Maqishid
asy-syariah tidak dapat dipisahkan dari pembahasan tentang mashlahah. Dari segi subtansi, wujud al-maqashid asy-syari’ah
adalah mashlahah.
Maqashid asy-syari’ah terdiri
dari pemenuhan manfaat dan kesejahteraan manusia dimana Allah SWT telah
menggariskannya pada hukum-hukum-Nya. Maqashid asy-syari’ah bertujuan untuk memenuhi kebaikan, kesejahteraan,
keuntungan, manfaat dan lain sebagainya serta menghindari keburukan syetan.
Menurut
Asy – Syatibi mashlahah
dapat dibagi menjadi tiga bagian yang berurutan secara hierarkis antara lain dharuriyyat,
hajjiyat, dan tahsiniyyat. Dharuriyyat
merupakan maslahat yang paling utama dan menjadikan landasan dalam menegakkan
kesejahteraan manusia baik dunia maupun akhirat. Dharuriyyat mencakup
pemeliharan lima unsur pokok dalam kehidupan manusia yaitu hifdz al–din
(pemeliharan agama), hifdz an-nafs (pemeliharan jiwa), hifdz al ‘aql
(pemeliharan akal), hifdz al-nasl (perlindungan keturunan), hifdz
al-mal (pemeliharaan harta). Mashlahah Hajjiyyat merupakan jenis mashlahah yang dimaksudkan untuk memudahkan kehidupan, menghilangkan
kesulitan atau menjadikan pemeliharan yang lebih baik terhadap kelima unsur
pokok manusia. Mashlahah tahsiniyyat ini bertujuan agar manusia dapat melakukan yang terbaik
untuk menyempurnakan pemeliharaan, dimana hanya berfungsi sebagai pelengkap,
penerang dan penghias kehidupan manusia dan tidak dimaksudkan untuk
menghilangkan atau mengurangi kesulitan. Semua barang dan jasa yang mengandung
tercapainya dan terpeliharanya kelima unsur tersebut itulah yang disebut mashlahah.
Semua
aktivitas yang memiliki mashlahah disebut dengan needs atau
kebutuhan. Mencukupi kebutuhan dan bukan memenuhi kepuasan atau keinginan
adalah tujuan dari aktivitas ekonomi Islam, dan usaha pencapaiannya dapat
dibarengi dengan rasa bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan, agar dapat
menjaga diri dari hasrat duniawi.
Menurut Ibnu
Manzhur, bersyukur artinya membalas nikmat dengan ucapan, perbuatan dan
disertai niat. Menurut Ibnu Manzhur terdapat tiga wujud syukur, yaitu syukur
dengan hati, syukur dengan lisan dan syukur dengan anggota badan atau
perbuatan. Syukur dengan hati adalah pengakuan hati bahwa seluruh nikmat yang
ada pada hamba, semuanya dating dari Allah SWT. Syukur dalam hati, menghadirkan
nikmat-nikmat Allah SWT yang ada padanya. Syukur dengan lisan diimplikasikan
melalui sanjungan dan pujian kepada Allah SWT terkait segala nikmat yang telah
diberikan oleh-Nya, pengucapan syukur yang dilakukan tidak atas dasar riya atau
sombong namun berwujud dzikir. Syukur dengan anggota badan atau perbuatan
adalah dengan membiasakan ketaatan kepada Allah SWT dan menjauhkan perilaku
dosa, bentuk perilaku syukur dengan anggota tubuh dapat berupa ibadah.
Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa kepuasan dapat ditunjukan dengan
rasa bersyukur atas makanan yang halal lagi baik, dan
mengingat tujuan dari kegiatan berkonsumsi, bukan didasari atas banyaknya makanan yang
dikonsumsi.
Baca Juga : Faktor Yang Mempengaruhi Kepusaan Konsumen
0 Response to "Kepuasan Konsumen dalam Perspektif Islam"
Posting Komentar