Al-Baqoroh Ayat 84-86
Senin, 14 Mei 2018
Add Comment
{وَإِذْ
أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لَا تَسْفِكُونَ دِمَاءَكُمْ وَلا تُخْرِجُونَ أَنْفُسَكُمْ
مِنْ دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ (84) ثُمَّ أَنْتُمْ
هَؤُلاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ
دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ
أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ
بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ
مِنْكُمْ إِلا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ
إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (85)
أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآخِرَةِ فَلا يُخَفَّفُ
عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ (86) }
Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji
dari kalian (yaitu): Kalian tidak akan menumpahkan darah kalian (membunuh
orang), dan kalian tidak akan mengusir diri kalian (saudara sebangsa) dari
kampung halaman kalian, kemudian kalian berikrar (akan memenuhinya), sedangkan
kalian mempersaksikannya. Kemudian kalian (Bani Israil) membunuh diri kalian
(saudara kalian sebangsa) dan mengusir segolongan dari kalian dari kampung
halamannya, kalian bantu-membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan; tetapi jika mereka datang kepada kalian sebagai tawanan, kalian
tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagi kalian. Apakah
kalian beriman kepada sebagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian
yang lain Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian,
melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka
dikembalikan kepada siksa yang sangat besar. Allah tidak lengah dari apa yang
kalian perbuat. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan
(kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak
akan ditolong.
Melalui ayat ini Allah Swt. membantah orang-orang Yahudi yang ada di zaman
Rasulullah Saw. di Madinah dan mengecam tindakan mereka yang ikut berperang
melibatkan diri dalam perang antara Aus dan Khazraj, karena kabilah Aus dan
Khazraj —yakni orang-orang Ansar— dahulu di masa Jahiliah adalah penyembah
berhala, dan di antara kedua belah pihak banyak terjadi peperangan. Sedangkan
orang-orang Yahudi di Madinah terdiri atas tiga kabilah, yaitu Bani Qainuqa' dan
Bani Nadir; keduanya adalah teman sepakta kabilah Arab Khazraj, sedangkan Bani
Quraizah adalah teman sepakta kabilah Aus. Apabila terjadi peperangan di antara
kedua belah pihak, maka masing-masing berpihak kepada teman sepaktanya.
Orang-orang Yahudi pun terlibat pula dalam peperangan ini hingga ia membunuh
musuhnya, dan adakalanya seorang Yahudi membunuh Yahudi lain yang berpihak
kepada musuhnya. Padahal perbuatan tersebut diharamkan atas diri mereka menurut
ajaran agama yang dinaskan oleh kitab Taurat mereka. Mereka mengusir musuh
mereka dari kampung halamannya serta merampok semua peralatan, barang-barang,
dan harta benda yang ada padanya. Tetapi apabila perang telah berhenti dan
terjadi gencatan senjata di antara kedua kabilah yang bersangkutan,
masing-masing golongan dari kaum Yahudi menebus tawanan sekaumnya dari tangan
musuhnya, karena mengamalkan kandungan kitab Taurat. Karena itulah maka Allah
Swt. berfirman:
{أَفَتُؤْمِنُونَ
بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ}
Apakah kalian beriman kepada sebagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebagian yang lain? (Al-Baqarah: 85)
Di dalam ayat lain Allah Swt. berfirman:
{وَإِذْ
أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لَا تَسْفِكُونَ دِمَاءَكُمْ وَلا تُخْرِجُونَ أَنْفُسَكُمْ
مِنْ دِيَارِكُمْ}
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kalian (yaitu): Kalian
tidak akan menumpahkan darah kalian (membunuh orang), dan kalian tidak akan
mengusir diri kalian (saudara sebangsa kalian) dari kampung halaman kalian.
(Al-Baqarah: 84)
Makna yang dimaksud ialah, janganlah sebagian dari kalian membunuh sebagian
yang lain, jangan mengusirnya dari rumahnya, jangan pula saling membantu untuk
melakukan hal tersebut. Pengertian ini sama dengan firman Allah Swt.:
{فَتُوبُوا
إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ
بَارِئِكُمْ}
Maka bertobatlah kalian kepada Tuhan yang menjadikan kalian, dan bunuhlah
diri kalian. Hal itu lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menjadikan
kalian. (Al-Baqarah: 54)
Dikatakan demikian karena orang-orang yang memeluk agama yang sama, sebagian
darinya atas sebagian yang lain sama kedudukannya dengan satu orang, seperti
pengertian yang terkandung di dalam sabda Nabi Saw. berikut:
"مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَوَاصُلِهِمْ بِمَنْزِلَةِ
الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ
الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ"
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang serta
silaturahmi (keakraban) mereka sama dengan satu tubuh; apabila ada salah satu
anggota tubuh darinya merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh merasakan
sakitnya hingga demam dan tidak dapat tidur.
*********
Firman Allah Swt.:
{ثُمَّ
أَقْرَرْتُمْ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ}
Kemudian kalian berikrar (akan memenuhinya), sedangkan kalian
mempersaksikannya. (Al-Baqarah: 84)
Yaitu kalian berikrar bahwa diri kalian telah mengetahui janji tersebut dan
keabsahannya, sedangkan kalian mempersaksikannya.
{ثُمَّ
أَنْتُمْ هَؤُلاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ
دِيَارِهِمْ}
Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar meriwayatkan, telah menceritakan kepadanya
Muhammad Ibnu Abu Muhammad, dari Sa'id ibnu Jubair atau Ikrimah, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan tafsir firman-Nya: Kemudian kalian (Bani Israil) membunuh
diri kalian (saudara sebangsa kalian) dan mengusir segolongan dari kalian dari
kampung halamannya. (Al-Baqarah: 85) hingga akhir ayat. Allah Swt.
memberitahukan kepada mereka apa yang pernah mereka lakukan sebelum itu. Di
dalam kitab Taurat, Allah telah mengharamkan atas diri mereka mengalirkan darah
mereka dan diwajibkan atas diri mereka menebus orang sebangsanya yang
ditawan. Mereka (Bani Israil) terdiri atas dua golongan. Salah satu golongannya adalah
Bani Qainuqa', teman sepakta Kabilah Khazraj dan Nadir. Dan golongan lainnya
—yaitu Bani Quraizah— adalah teman sepakta Kabilah Aus.
Tersebutlah bahwa apabila terjadi peperangan di antara kabilah Aus dan
Khazraj, Bani Qainuqa' dan Bani Nadir yang menjadi teman sepakta kabilah Khazraj
memihak pada kabilah Khazraj, dan Bani Quraizah berpihak kepada kabilah Aus.
Masing-masing pihak dari kalangan orang-orang Yahudi membela teman sepaktanya,
hingga mereka saling mengalirkan darah di antara sesamanya, padahal di tangan
mereka ada kitab Taurat dan mereka mengetahui semua hukum dan kewajiban yang
terkandung di dalamnya. Kabilah Aus dan Khazraj adalah orang-orang musyrik penyembah berhala. Mereka
tidak mengenal adanya surga dan neraka, tidak pula hari berbangkit (hari
kiamat). Mereka tidak mengenal adanya kitab, tidak kenal pula dengan istilah
halal dan haram.
Apabila perang terhenti dan gencatan senjata terjadi, maka orang-orang Yahudi
tersebut menebus tawanan perang dari kalangan mereka berdasarkan nas kitab
Taurat dan sebagai pengamalannya. Maka orang-orang Bani Qainuqa' dan Bani Nadir
menebus tawanan perang mereka yang ada di tangan kabilah Aus, sedangkan
orang-orang Bani Quraizah menebus tawanan perang mereka yang berada di tangan
kabilah Khazraj. Mereka mengajukan tuntutan terhadap apa yang telah teralirkan dari darah
mereka, dan mereka membunuh orang-orang yang telah mereka bunuh dari kalangan
mereka sendiri untuk membantu kaum musyrik yang ada di pihaknya. Allah Swt.
berfirman sehubungan dengan hal ini: Apakah kalian beriman kepada sebagian
Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain! (Al-Baqarah:
85)
Dengan kata lain, kalian saling menebus dan saling membunuh di antara sesama
kalian, padahal di dalam kitab Taurat telah disebutkan bahwa tidak boleh
membunuh, tidak boleh mengusir seseorang dari kampung halamannya, tidak boleh
pula membantu orang agar musyrik kepada Allah Swt. dan penyembah berhala untuk
melakukan hal itu karena mengharapkan keuntungan duniawi.
Menurut apa yang sampai kepadaku, semua yang telah kami sebut di atas tentang
perilaku orang-orang Yahudi bersama kabilah Aus dan Khazraj melatarbelakangi
turunnya ayat ini.
Asbat meriwayatkan dari As-Saddi, bahwa orang-orang Quraizah adalah teman
sepakta kabilah Aus, sedangkan orang-orang Bani Nadir teman sepakta kabilah
Khazraj. Mereka saling membunuh di dalam perang yang terjadi di antara sesama
mereka. Bani Quraizah berpihak kepada teman sepaktanya, dan Bani Nadir berpihak
kepada teman sepaktanya pula. Tersebutlah bahwa Bani Nadir pernah berperang
melawan Bani Quraizah dan teman sepaktanya; ternyata Bani Nadir dapat
mengalahkan mereka, maka orang-orang Bani Nadir mengusir orang-orang Bani
Quraizah dari tempat tinggalnya. Apabila ada orang-orang yang tertawan dari
kalangan kedua belah pihak, mereka mengumpulkan tawanan tersebut, lalu saling
menebus di antara sesama mereka. Melihat kejadian tersebut orang-orang Arab
mencela perbuatan mereka seraya mengatakan, "Mengapa kalian memerangi mereka,
kemudian kalian menebus tawanan mereka?" Orang-orang Yahudi menjawab, "Kami
telah diperintahkan untuk menebus mereka dan diharamkan atas kami memerangi
mereka (sesamanya)." Orang-orang Arab bertanya, "Lalu mengapa kalian memerangi
mereka?" Orang-orang Yahudi menjawab, "Kami merasa malu bila teman sepakta kami
mengalami penghinaan (kekalahan)." Yang demikian itulah yang di-sebutkan oleh
Allah Swt. di dalam firman-Nya: Kemudian kalian (Bani Israil) membunuh diri
kalian (saudara sebangsa kalian) 'dan mengusir segolongan dari kalian dari
kampung halamannya. (Al-Baqarah: 85), hingga akhir ayat.
Asbat meriwayatkan dari As-Saddi, dari Asy-Sya'bi, bahwa ayat berikut
diturunkan berkenaan dengan Qais ibnul Hatim, yaitu firman-Nya: Kemudian
kalian membunuh diri kalian sendiri dan mengusir se-olongan dari kalian dari
kampung halamannya. (Al-Baqarah: 85), hingga akhir ayat.
Asbat meriwayatkan dari As-Saddi, dari Abdu Khair yang menceritakan kisah
berikut: Kami berperang dengan Sulaiman ibnu Rabi'ah Al-Bahili di Lanjar. Kami
dapat mengepung penduduknya. Akhirnya kami beroleh kemenangan atas kota
tersebut, serta kami memperoleh banyak tawanan wanita. Abdullah ibnu Salam
membeli seorang wanita Yahudi dengan harga tujuh ratus. Ketika ia melalui Rasul
Jalut, ia turun istirahat padanya, lalu Abdullah berkata kepada pemimpin Rasul
Jalut, "Hai Rasul Jalut, maukah engkau membeli dariku seorang nenek yang ada di
tanganku dari kalangan pemeluk agamamu (agama Yahudi)?" Rasul Jalut menjawab,
"Ya." Abdullah ibnu Salam berkata, "Aku telah membelinya dengan harga tujuh
ratus (dirham)." Pemimpin Rasul Jalut menjawab, "Aku mau memberimu keuntungan
yang sama dengan modalmu itu." Abdullah ibnu Salam berkata, "Sesungguhnya aku
telah bersumpah bahwa aku tidak akan menjualnya dengan harga kurang dari empat
ribu (dirham)." Pemimpin Rasul Jalut menjawab, "Aku tidak memerlukannya."
Abdullah ibnu Salam berkata, "Demi Allah, kamu benar-benar membelinya dariku
atau kamu kafir terhadap agamamu sendiri yang kamu peluk sekarang." Selanjutnya
Abdullah ibnu Salam berkata, "Mendekatlah kepadaku." Maka pemimpin itu mendekat
kepadanya dan Abdullah ibnu Salam membacakan ke telinganya apa yang terkandung
di dalam kitab Taurat, yaitu: "Sesungguhnya kamu tidak sekali-kali menemukan
seorang budak dari kalangan Bani Israil melainkan kamu harus membelinya dan
memerdekakannya." Tetapi jika mereka datang kepada kalian sebagai tawanan,
kalian tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagi
kalian. (Al-Baqarah: 85) Pemimpin Rasul Jalut bertanya, "Engkau Abdullah
ibnu Salam?" Abdullah ibnu Salam menjawab, "Ya." Maka pemimpin Rasul Jalut
datang dengan membawa uang sejumlah empat ribu (dirham), dan Abdullah ibnu Salam
akhirnya menerima dua ribu saja, sedangkan yang dua ribu lagi ia kembalikan
kepada orang tersebut.
Adam ibnu Abu Iyas meriwayatkan di dalam kitab tafsirnya, bahwa telah
menceritakan kepada kami Abu Ja'far (yakni Ar-Razi), telah menceritakan kepada
kami Ar-Rabi' ibnu Anas, telah menceritakan kepada kami Abul Aliyah, bahwa
Abdullah ibnu Salam pernah lewat di Rasul Jalut (bawahan daerah Kufah),
sedangkan pemimpin Rasul Jalut menebus tawanan perang wanita (dari kalangan
Yahudi) yang belum disetubuhi oleh pasukan Arab, dan ia tidak mau menebus
tawanan wanita yang sudah digauli oleh tentara Arab. Maka Abdullah ibnu Salam
berkata, "Ingatlah, bukankah telah termaktub di dalam kitab yang ada padamu
bahwa kamu harus menebus mereka semuanya (tanpa pilih kasih)?"
Makna yang ditunjukkan oleh ayat dan konteksnya mengandung celaan yang
ditujukan kepada orang-orang Yahudi sehubungan dengan pengamalan mereka terhadap
perintah kitab Taurat yang mereka yakini kesahihannya, padahal kenyataannya
mereka bertentangan dengan syariat yang terkandung di dalamnya, sedangkan mereka
mengetahui hal tersebut. Ironisnya mereka mempersaksikan kebenaran dari
kekeliruan tersebut. Karena itu, mereka tidak beriman kepada apa yang terkandung
di dalam kitab Taurat, tidak pula terhadap penukilannya; serta tidak percaya
dengan apa yang mereka sembunyikan mengenai sifat Rasulullah Saw., ciri khasnya,
tempat diutusnya, saat munculnya dan tempat hijrahnya, serta lain-lainnya yang
diberitakan oleh para nabi sebelum Nabi Saw. muncul. Hal inilah yang
disembunyikan dengan rapi di antara sesama mereka, semoga laknat Allah menimpa
mereka. Sehubungan dengan hal ini Allah Swt. berfirman:
{فَمَا
جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا}
Yakni disebabkan mereka menentang syariat Allah dan perintah-Nya.
{وَيَوْمَ
الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ}
dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat
berat. (Al-Baqarah: 85)
sebagai pembalasan yang setimpal terhadap perbuatan mereka yang menentang
Kitabullah yang berada di tangan mereka, yakni kitab Taurat.
{وَمَا
اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ* أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا بِالآخِرَةِ}
Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat. Itulah orang-orang yang
membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. (Al-Baqarah: 85-86)
Maksudnya, mereka lebih senang memilih kehidupan dunia daripada kehidupan
akhirat.
{فَلا
يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ}
maka tidak akan diringankan siksa mereka. (Al-Baqarah: 86)
Yakni tidak pernah terhenti siksaan atas diri mereka walau hanya sesaat.
{وَلا
هُمْ يُنْصَرُونَ}
dan mereka tidak akan ditolong. (Al-Baqarah: 86)
Artinya, tiada seorang penolong pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab
kekal yang menimpa diri mereka, dan tiada seorang pun yang dapat memberikan
perlindungan kepada mereka dari siksa tersebut
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 84-86"
Posting Komentar