Al-Baqoroh Ayat 75-77
Senin, 14 Mei 2018
Add Comment
{أَفَتَطْمَعُونَ
أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلامَ اللَّهِ
ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (75) وَإِذَا
لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلا بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ
قَالُوا أَتُحَدِّثُونَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَاجُّوكُمْ بِهِ
عِنْدَ رَبِّكُمْ أَفَلا تَعْقِلُونَ (76) أَوَلا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ
يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (77) }
Apakah kalian masih mengharapkan mereka akan
percaya kepada kalian, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah,
lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedangkan mereka mengetahui.
Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata,
"Kami pun telah beriman." Tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja,
mereka berkata, "Apakah kalian menceritakan kepada mereka apa yang telah
diterangkan Allah kepada kalian, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan
hujah kalian di hadapan Tuhan kalian. Tidakkah kalian mengerti? Tidakkah mereka
mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang
mereka nyatakan.
Afatatmauna, apakah kalian masih mengharapkan, hai orang-orang
mukmin.
An yu-minu lakum, golongan yang sesat dari kalangan orang-orang Yahudi
itu mau tunduk dengan taat kepada kalian, yaitu mereka yang kakek moyangnya
telah menyaksikan berbagai mukjizat yang jelas dengan mata kepala mereka
sendiri, tetapi ternyata hati mereka menjadi keras sesudah itu. Padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya, yakni menakwilkannya bukan dengan takwil yang sebenarnya. Hal itu
mereka lakukan setelah mereka memahaminya dengan pemahaman yang jelas. Tetapi
mereka menyimpang dengan sepengetahuan mereka, dan menyadari bahwa perubahan dan
takwil keliru yang mereka lakukan itu benar-benar salah. Hal ini sama dengan
pengertian yang terkandung di dalam firman Allah Swt.:
{فَبِمَا
نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ}
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami
jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari
tempat-tempatnya. (Al-Maidah: 13)
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu
Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang
mengatakan bahwa setelah itu Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya beserta
orang-orang yang mengikutinya dari kalangan kaum mukmin, memutuskan harapan
mereka terhadap orang-orang Yahudi itu: Apakah kalian masih mengharapkan
mereka akan percaya kepada kalian, padahal segolongan dari mereka mendengar
firman Allah. (Al-Baqarah: 75)
Makna yang dimaksud dari firman-Nya, "Yasma'una," adalah mendengar
kitab Taurat, karena kitab Taurat telah mereka dengar semua; tetapi mereka
adalah orang-orang yang meminta kepada Nabi Musa a.s. untuk dapat melihat Tuhan
mereka dengan jelas, lalu mereka disambar oleh halilintar di tempat
tersebut.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan —menukil perkataan yang dinukilnya dari
sebagian kalangan ahlul 'ilmi— bahwa mereka berkata kepada Musa, "Hai Musa,
sesungguhnya telah dihalang-halangi antara kami dan Tuhan kami hingga kami tidak
dapat melihat-Nya, maka perdengarkanlah kepada kami Kalam-Nya di saat Dia
berbicara kepadamu." Maka Nabi Musa a.s. memohon hal tersebut kepada Tuhannya,
dan Allah Swt. berfirman kepadanya, "Ya, perintahkanlah kepada mereka agar
bersuci dan mencuci pakaiannya serta berpuasa," lalu mereka melakukannya. Kemudian Nabi Musa membawa mereka keluar hingga sampai di Bukit Tur. Ketika
mereka tertutupi oleh awan, Musa memerintahkan kepada mereka untuk sujud, lalu
mereka semua menyungkur bersujud, dan Allah berbicara kepada Musa, sedangkan
mereka mendengar firman Allah Swt. yang mengandung perintah dan larangan kepada
mereka, hingga mereka memahami apa yang mereka dengar dari-Nya. Sesudah itu Nabi
Musa a.s. kembali bersama mereka menuju kaum Bani Israil.
Ketika mereka datang kepada kaumnya, ada sebagian dari kalangan mereka
mengubah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepada mereka. Mereka berkata
kepada kaum Bani Israil di saat Musa berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah
telah memerintahkan kalian untuk mengerjakan anu dan anu." Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan bahwa golongan tersebutlah yang disebut
oleh Allah Swt. dalam ayat ini (Al-Baqarah: 75). Sesungguhnya mereka mengatakan,
"Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk mengerjakan anu dan anu,"
hanyalah untuk menentang apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepada mereka,
yakni mereka mengubahnya dari perintah yang sesungguhnya. Golongan inilah yang
dimaksudkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam ayat ini. As-Saddi mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: padahal segolongan dari
mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya. (Al-Baqarah: 75)
Yang mereka ubah adalah kitab Taurat.
Apa yang disebut oleh As-Saddi ini lebih umum pengertiannya daripada yang
dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Ishaq, sekalipun pendapat ini dipilih oleh
Ibnu Jarir karena berpegang kepada konteks ayat. Karena sesungguhnya bukan
merupakan suatu kepastian bila mereka telah mendengar Kalamullah secara langsung
mempunyai pemahaman yang sama dengan apa yang didengar oleh Nabi Musa ibnu Imran
yang diajak bicara langsung oleh Allah Swt. Sedangkan dalam ayat lain Allah Swt.
telah berfirman:
{وَإِنْ
أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلامَ
اللَّهِ}
Dan jika seorang di antara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan
kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah.
(At-Taubah: 6)
Yakni agar Nabi Saw. mempunyai kesempatan untuk menyampaikan firman Allah
Swt. kepadanya. Karena itulah Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
kemudian mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedangkan mereka
mengetahui. (Al-Baqarah: 75) Yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang
Yahudi yang pernah mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya sesudah
mereka memahami dan menghafalnya. Mujahid mengatakan bahwa orang-orang yang mengubah firman Allah Swt. dan yang
menyembunyikannya adalah para ulama dari kalangan mereka. Abul Aliyah mengatakan, mereka sengaja mengubah sifat-sifat Nabi Muhammad
Saw. yang ada dalam kitab mereka dari tempat-tempatnya. As-Saddi mengatakan sehubungan dengan firman-Nya, "Wahum ya'lamuna''
(sedangkan mereka mengetahui), yakni mereka berdosa.
Ibnu Wahb mengatakan bahwa firman Allah Swt.: padahal mereka mendengar
firman Allah, lalu mereka mengubahnya. (Al-Baqarah: 75) Menurut Ibnu Zaid,
yang dimaksud dengan Kalamullah ialah kitab Taurat yang diturunkan kepada
mereka, lalu mereka mengubahnya. Mereka menjadikan hal yang halal di dalamnya
menjadi haram, dan yang haram mereka jadikan halal; lalu mereka mengubah perkara
yang hak menjadi perkara yang batil, dan yang batil menjadi hak. Apabila datang
kepada mereka orang yang berada dalam pihak yang benar disertai dengan uang
suap, barulah mereka mengeluarkan Kitabullah (Taurat). Jika datang kepada mereka
orang yang berada dalam pihak yang batil dengan membawa uang suap, mereka
mengeluarkan kitab yang telah mereka ubah itu sehingga dia berada dalam pihak
yang benar. Apabila datang kepada mereka seseorang yang menanyakan sesuatu
masalah kepada mereka tanpa ada kaitannya dengan perkara yang hak, tanpa uang
suap, dan tanpa lainnya, mereka memerintahkan perkara yang hak (sebenarnya)
kepada orang itu. Maka Allah Swt. berfirman kepada mereka:
{أَتَأْمُرُونَ
النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ
أَفَلا تَعْقِلُونَ}
Mengapa kalian suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kalian
melupakan diri kalian sendiri, padahal kalian membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka
tidakkah kalian berpikir. (Al-Baqarah: 44)
****************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَإِذَا
لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا} الْآيَةَ
Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka
berkata, "''Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka berada sesama mereka
saja..., hingga akhir ayat, (Al-Baqarah: 76).
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Muhammad
ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan ayat ini, bahwa apabila mereka bersua dengan orang-orang yang
beriman, mereka berkata, "Kami pun telah beriman bahwa teman kalian itu adalah
utusan Allah, tetapi khusus bagi kalian." Jika sebagian dari mereka berada
bersama sebagian yang lain, mereka mengatakan, "Janganlah kalian bicarakan
rahasia ini kepada orang-orang Arab, karena sesungguhnya sejak dulu kalian
menunggu-nunggu kedatangannya untuk meminta pertolongannya dalam menghadapi
mereka (orang-orang Arab), tetapi ternyata dia (Rasulullah) muncul dari kalangan
mereka sendiri." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Dan apabila mereka
berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, "Kami pun telah
beriman." Tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, mereka berkata,
"Apakah kalian menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah
kepada kalian, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujah kalian di
hadapan Tuhan kalian!" (Al-Baqarah: 76) Artinya, kalian mengakui dia (Nabi
Muhammad) adalah seorang nabi, padahal kalian telah berjanji kepada Allah Swt.
bahwa kalian akan mengikutinya, dan Dia telah memberitakan kepada mereka
(orang-orang Arab) bahwa dia adalah nabi yang sedang kita tunggu-tunggu
kedatangannya dan yang kita jumpai sebutannya di dalam kitab kita. Karena itu,
ingkarilah dia dan jangan sekali-kali kalian mengakuinya.
************
{أَوَلا
يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا
يُعْلِنُونَ}
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yang dimaksud oleh ayat ini ialah
orang-orang munafik dari kalangan orang-orang Yahudi. Apabila bersua dengan
sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw., mereka mengatakan, "Kami pun beriman
kepadanya." Menurut As-Saddi, mereka adalah segolongan orang dari kalangan orang-orang
Yahudi; mereka beriman, kemudian munafik. Hal yang sama dikatakan pula oleh
Ar-Rabi' ibnu Anas dan Qatadah, serta oleh bukan hanya seorang dari kalangan
ulama Salaf dan ulama Khalaf. Sehubungan dengan hal ini Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam —menurut apa yang
diriwayatkan oleh Ibnu Wahb darinya— mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda:
"لَا
يَدْخُلَنَّ عَلَيْنَا قَصَبَةَ الْمَدِينَةِ إِلَّا مُؤْمِنٌ"
Jangan sekali-kali ada orang yang masuk kepada kami di kota Madinah
kecuali hanya orang mukmin.
Para pemimpin orang-orang Yahudi dari kalangan orang kafir dan munafik
mengatakan, "Berangkatlah kalian dan katakanlah bahwa kami pun beriman, tetapi
kufurlah kalian bila kalian kembali lagi kepada kami." Mereka berdatangan ke
Madinah di pagi hari, dan kembali kepada kaumnya sesudah asar.
Lalu perawi membacakan firman-Nya:
{وَقَالَتْ
طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمِنُوا بِالَّذِي أُنزلَ عَلَى الَّذِينَ
آمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ}
Segolongan (lain) dari ahli kitab berkata (kepada sesamanya),
"Perlihatkanlah (seolah-olah) kalian beriman kepada apa yang diturunkan kepada
orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang, dan ingkarilah
ia pada akhirnya supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada
kekafiran)." (Ali Imran: 72)
Mereka itu apabila memasuki kota Madinah mengatakan, "Kami pun orang-orang
muslim," dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang berita dan perkara
Rasulullah Saw. Apabila mereka berkumpul lagi dengan sesamanya, mereka kembali
menjadi kafir. Setelah Allah memberitahukan kepada Nabi-Nya perihal orang-orang
munafik, maka Nabi menutup jalan mereka sehingga mereka tidak dapat menyusup ke
dalam tubuh kaum muslim. Sebelum itu orang-orang mukmin menduga bahwa
orang-orang munafik itu beriman, lalu mereka berkata kepada sesamanya, "Bukankah
Allah telah berfirman anu dan anu kepada kalian?" Lalu sebagian yang lainnya
menjawab, "Memang benar." Apabila mereka kembali kepada kaumnya (yakni para
pemimpin mereka), para pemimpin mereka bertanya, seperti yang disitir oleh
firman-Nya: Apakah kalian menceritakan kepada mereka (orang-orang Arab) apa
yang telah diterangkan Allah kepada kalian! (Al-Baqarah: 76)
Abul Aliyah berkata sehubungan dengan firman-Nya: Apakah kalian
menceritakan kepada mereka (orang-orang Arab) apa yang telah diterangkan Allah
kepada kalian. (Al-Baqarah: 76) yakni tentang apa yang telah diturunkan
kepada kalian, yaitu kitab kalian yang di dalamnya disebutkan ciri-ciri Nabi
Muhammad Saw.
Abdur Razzaq meriwayatkan dari Ma'mar, dari Qatadah sehubungan dengan firman-Nya ini, bahwa mereka (orang-orang Yahudi) selalu mengatakan, "Kelak akan muncul seorang nabi." Lalu sebagian dari mereka berkumpul dengan sebagian yang lain dan berkata: Apakah kalian menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepada kalian, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujah kalian di hadapan Tuhan kalian! (Al-Baqarah: 76)
Makna lafaz al-fath menurut pendapat lain disebutkan oleh riwayat Ibnu
Juraij yang mengatakan, telah menceritakan kepadanya Al-Qasim ibnu Abu Barzah,
dari Mujahid, sehubungan dengan makna firman-Nya: Apakah kalian menceritakan
kepada mereka (orang-orang Arab) apa yang telah diterangkan Allah kepada
kalian. (Al-Baqarah: 76) bahwa Nabi Saw. dalam Perang Khaibar di bawah
benteng pertahanan mereka (orang-orang Yahudi) pernah mengatakan, "Hai
saudara-saudara kera dan babi, hai para penyembah tagut (berhala)!" Mereka
menjawab, "Tiada lain orang yang memberitahukan ini melainkan Muhammad, tiadalah
ucapan berikut kecuali keluar dari kalian." Yang mereka maksudkan adalah firman
Allah Swt: Apakah kalian menceritakan kepada mereka (orang-orang Arab) apa
yang telah diterangkan Allah kepada kalian. (Al-Baqarah: 76) Yaitu apa yang
telah diputuskan Allah untuk memperoleh kemenangan, yang pada akhirnya hal
tersebut akan dijadikan sebagai hujah oleh mereka (orang-orang Arab) untuk
menghadapi kalian sendiri. Ibnu Juraij meriwayatkan dari Mujahid, bahwa hal ini terjadi ketika Nabi Saw.
mengutus sahabat Ali kepada mereka (orang-orang Yahudi), lalu mereka menyakiti
Nabi Muhammad Saw.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Apakah kalian
menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepada kalian.
(Al-Baqarah: 76) yakni mengenai siksaan. Supaya dengan demikian mereka
(orang-orang Arab) dapat mengalahkan hujah kalian di hadapan Tuhan kalian
(Al-Baqarah: 76) Mereka yang berbuat demikian adalah segolongan orang-orang
Yahudi yang beriman, lalu munafik; mereka selalu berbicara kepada orang-orang
mukmin dari kalangan orang-orang Arab tentang siksaan yang mereka alami. Maka
sebagian dari golongan orang-orang Yahudi itu mengatakan kepada sebagian yang
lainnya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Apakah kalian menceritakan
kepada mereka (orang-orang Arab) apa yang telah diterangkan Allah kepada
kalian. (Al-Baqarah: 76) berupa siksaan (yang pernah kalian alami) yang
akibatnya mereka mengatakan kepada kalian, "Kami lebih dicintai oleh Allah
daripada kalian, dan kami lebih dimuliakan oleh Allah daripada kalian."
Ata Al-Khurrasani mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Apakah kalian
menceritakan kepada mereka (orang-orang Arab) apa yang telah diterangkan Allah
kepada kalian. (Al-Baqarah: 76) Yaitu apa yang telah ditakdirkan bagi kalian
berupa nikmat dan siksaan. Al-Hasan Al-Basri mengatakan, orang-orang Yahudi itu apabila bersua dengan
orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, "Kami pun telah beriman." Tetapi
apabila mereka kembali berada di antara sesama mereka, maka sebagian dari mereka
berkata kepada sebagian yang lain, "Janganlah kalian ceritakan kepada
teman-teman Muhammad apa yang telah diterangkan Allah kepada kalian di dalam
kitab kalian, yang pada akhirnya hal tersebut dijadikan hujah oleh mereka untuk
menghadapi dan menentang kalian."
*************
Firman Allah Swt.:
{أَوَلا
يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا
يُعْلِنُونَ}
Abul Aliyah mengatakan, makna yang dimaksud ialah segala yang mereka
sembunyikan berupa kekufuran terhadap Nabi Muhammad Saw. dan kedustaan mereka
kepadanya, padahal mereka menemukan ciri-cirinya tercatat di dalam kitab yang
ada pada mereka. Hal yang sama dikatakan pula oleh Qatadah. Al-Hasan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: bahwa Allah
mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan.
(Al-Baqarah: 77) Apa yang mereka sembunyikan itu ialah bilamana mereka
meninggalkan sahabat-sahabat Muhammad Saw., lalu berada di antara sesama mereka,
maka sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, yang kesimpulannya
mereka saling melarang di antara sesamanya untuk menceritakan kepada seseorang
dari sahabat-sahabat Nabi Saw. tentang hal-hal yang disebut di dalam kitab
mereka. Demikian itu karena mereka merasa khawatir bila hal tersebut akan
dijadikan hujah oleh sahabat-sahabat Nabi Saw. terhadap diri mereka di hadapan
Tuhan mereka, yakni senjata makan tuan. Wama yu’linuna, dan segala yang mereka lahirkan, yakni ucapan mereka
kepada sahabat-sahabat Nabi Saw. yang mengatakan, "Kami pun beriman." Demikian
pula yang dikatakan oleh Abul Aliyah, Ar-Rabi', dan Qatadah.
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 75-77"
Posting Komentar