Keutamaan Surat Al-Baqarah
Sabtu, 12 Mei 2018
Add Comment
[ذِكْرُ
مَا وَرَدَ فِي فَضْلِهَا]
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَارِمٌ، حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ، عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الْبَقَرَةُ سَنَام الْقُرْآنِ
وَذُرْوَتُهُ، نَزَلَ مَعَ كُلِّ آيَةٍ مِنْهَا ثَمَانُونَ مَلَكًا،
وَاسْتُخْرِجَتْ: "اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ"
[الْبَقَرَةِ: 255] مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ، فَوُصِلَتْ بِهَا، أَوْ فَوُصِلَتْ
بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ، وَيس: قَلْبُ الْقُرْآنِ، لَا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيدُ
اللَّهَ، وَالدَّارَ الْآخِرَةَ إِلَّا غُفِرَ له، واقرؤوها عَلَى مَوْتَاكُمْ
"
Imam Ahmad menceritakan, telah menceritakan kepada kami Arim, telah
menceritakan kepada kami Mu'tamir. dari ayahnya. dari seorang lelaki, dari ayah
lelaki tersebut, dari Ma'qal ibnu Yasar, bahwa Rasuhallah Saw. pernah bersabda:
Surat Al-Baqarah adalah puncak Al-Qur'an, diturunkan bersamaan dengan
turunnya delapan puluh malaikat pada tiap-tiap ayatnya. Dikeluarkan dari Arasy
firman-Nya, "Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi
terus-menerus mengurus (makhluk-Nya)" (Al-Baqarah: 255); kemudian disambungkan
dengannya. yakni dengan surat Al-Baqarah. Yasin adalah kalbu Al-Qur'an, tidak
sekali-kali seorang lelaki membacanya karena mengharapkan pahala Allah dan hari
kemudian (surga-Nya) melainkan diampuni baginya. Bacakanlah surat Yasin
buat orang-orang mati (di antara) kalian.
Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa Imam Ahmad pun
telah meriwayatkan pula dari Arim, dari Abdullah ibnul Mubarak, dari Sulaiman
At-Taimi, dari Abu Usman —tetapi bukan An-Nahdi—, dari ayahnya, dari Ma'qal ibnu
Yasar yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"
اقرؤوها عَلَى مَوْتَاكُمْ " يَعْنِي: يس
Dengan adanya riwayat yang terakhir ini, jelas bagi kita para perawi yang
tidak disebutkan dengan jelas namanya dalam riwayat pertama tadi. Hadis ini
diriwayatkan pula oleh Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam Ib'nu Majah, seperti
riwayat yang kedua. Imam Turmuzi meriwayatkan melalui hadis Hakim ibnu Jabir —hanya di dalamnya
terkandung ke-daif-an—, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«لِكُلِّ
شَيْءٍ سَنَامٌ وإن سنام الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَفِيهَا آيَةٌ هِيَ
سَيِّدَةُ آيِ الْقُرْآنِ آيَةُ الْكُرْسِيِّ»
Segala sesuatu itu mempunyai punuk (puncak)nya tersendiri, sedangkan punuk
Al-Qur'an adalah surat Al-Baqarah. Di dalamnya terkandung penghulu ayat-ayat
Al-Qur'an, yaitu ayat Kursi.
Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad, Sahih Muslim, Sunan Turmuzi, dan Sunan
Nasai disebutkan melalui hadis Suhail ibnu Abu Saleh, dari ayahnya, dari Abu
Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«لَا
تَجْعَلُوا بيوتكم قبورا فإن البيت الذي تقرأ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ لَا
يَدْخُلُهُ الشَّيْطَانُ»
Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. karena
sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah tidak akan
kemasukan setan.
Menurut Imam Turmuzi hadis ini berpredikat hasan sahih.
قَالَ
أَبُو عُبَيْدٍ الْقَاسِمُ بْنُ سَلَّامٍ: حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، عَنِ
ابْنِ لَهِيعَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ سِنان بْنِ سَعْدٍ، عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " إِنَّ الشَّيْطَانَ يَخْرُجُ مِنَ الْبَيْتِ إِذَا سَمِعَ سُورَةَ
الْبَقَرَةِ تُقْرَأُ فِيهِ "
Abu Ubaidah Al-Qasim ibnu Salam mengatakan, telah menceritakan kepadanya Ibnu
Abu Maryam, dari Ibnu Abu Luhai'ah, dari Yazid ibnu Abu Habib, dari Sinan ibnu
Sa'd, dari Anas ibnu Malik yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Sesungguhnya setan keluar dari suatu rumah bila ia mendengar surat
Al-Baqarah dibacakan di dalamnya.
Sinan ibnu Sa'd menurut suatu pendapat disebutkan secara terbalik (yakni Sa'd
ibnu Sinan) dinilai siqah oleh Ibnu Mu'in. Tetapi Imam Ahmad ibnu Hambal dan
lain-lainnya menilai hadisnya berpredikat munkar.
Abu Ubaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Jafar,
dari Syu'bah dari Salamah ibnu Kahil, dari Abu Ahwas dari Ibnu Mas'ud r.a.— yang
mengatakan bahwa sesungguhnya setan lari dari suatu rumah bila ia mendengar
surat Al-Baqoroh dibacakan di dalamnya.
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaum wal
Lailah, dan diketengahkan oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya melalui
hadis syu'bah, kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini berpredikat
shahih. dan keduanya (Imam Bukhari dan Imam Muslim) tidak mengetengahkannya.
قَالَ
ابْنُ مَرْدُويه: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ كَامِلٍ، حَدَّثَنَا أَبُو إِسْمَاعِيلَ
التِّرْمِذِيُّ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، حَدَّثَنِي
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، عَنْ مُحَمَّدِ
بْنِ عَجْلَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " لَا ألْفَيَنَّ أحَدَكم، يَضَع إِحْدَى رِجْلَيْهِ عَلَى الْأُخْرَى
يَتَغَنَّى، وَيَدَعُ سُورَةَ الْبَقَرَةِ يَقْرَؤُهَا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ
يَفِرُّ مِنَ الْبَيْتِ تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ، وَإِنَّ أصفْرَ
الْبُيُوتِ، الجَوْفُ الصِّفْر مِنْ كِتَابِ اللَّهِ "
Ibnu Mardawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Kamil.
telah menceritakan kepada kami Abu Ismail Ath-Thurmuzi- telah menceritakan
kepada kami Ayyub ibnu Sulaiman ibnu Bilal telah menceritakan kepadaku Abu Bakar
ibnu Abu Uwais, dari Sulaiman ibnu Bilal, dari Muhammad ibnu Ajlan, dari Abu
Ishaq, dari Abu Ahwas, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a. yang menceritakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Semoga aku tidak menjumpai seseorang di
antara kalian sedang menumpangkan salah satu kakinya di atas kaki yang lain
seraya bernyanyi, tetapi dia meninggalkan surat Al-Baqarah tanpa membacanya.
Karena sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah
di dalamnya. Sesungguhnya rumah yang paling kecil ialah sebuah rumah yang tidak
pernah dibacakan Kitabullah di dalamnya.
Demikian riwayat Imam Nasai di dalam Al-Yaum wal Lailah. dari Muhammad ibnu
Nasr, dari Ayyub ibnu Sulaiman.
Ad-Darimi di dalam kitab Musnad-nya meriwayatkan melalui Ibnu Mas'ud yang
mengatakan, "Tiada suatu rumah pun dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya
melainkan setan keluar darinya seraya terkentut-kentut (lari terbirit-birit)."
Selanjutnya Ibnu Mas'ud r.a. mengatakan pula, "Sesungguhnya segala sesuatu itu
mempunyai punuk, dan sesungguhnya punuk Al-Qur'an adalah surat Al-Baqarah.
Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai inti. sedangkan inti dari Al-Qur'an
ialah surat Mufassal."
Ad-Darimi meriwayatkan pula melalui jalur Asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa
Abdullah ibnu Mas'ud r.a. pernah mengatakan, "Barang siapa membaca sepuluh ayat
dari surat Al-Baqarah di suatu malam hari, niscaya setan tidak akan dapat
memasuki rumah itu pada malam tersebut. Yaitu empat ayat dari permulaan surat
Al-Baqarah dan ayat Kursi, dua ayat sesudah ayat Kursi, kemudian tiga ayat pada
bagian terakhir." Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa setan tidak dapat
mendekati rumah itu, tidak dapat pula mendekati penghuninya pada malam tersebut,
tidak pula sesuatu yang tidak disukai akan menimpanya. Tidak sekali-kali ia
dibacakan terhadap orang gila melainkan pasti sadar dari penyakit gilanya.
Dari Sahl ibnu Sa'd, disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«إِنَّ
لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامًا وإن سنام القرآن البقرة وإن مَنْ قَرَأَهَا فِي بَيْتِهِ
لَيْلَةً لَمْ يَدْخُلْهُ الشَّيْطَانُ ثَلَاثَ لَيَالٍ وَمَنْ قَرَأَهَا فِي
بَيْتِهِ نَهَارًا لَمْ يَدْخُلْهُ الشَّيْطَانُ ثَلَاثَةَ
أَيَّامٍ»
Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai punuk, dan sesungguhnya punuk
Al-Qur'an adalah surat Al-Baqarah. Sesungguhnya orang yang membacanya di dalam
rumah pada suatu malam, niscaya setan tidak akan dapat memasuki rumah itu selama
tiga malam. Barang siapa membacanya di dalam rumah pada siang hari, niscaya
setan tidak dapat memasukinya selama tiga hari.
Hadis ini diriwayatkan oleh Abul Qasim At-Tabrani, Abu Hatim. dan Ibnu Hibban
di dalam kitab Sahih-nya serta Ibnu Murdawaih melalui hadis Al-Azraq ibnu Ali.
Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu Ibrahim,
telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Sa'id Al-Madani, dari Abu Hazim, dari
Sahl dengan Lafaz yang sama. Sedangkan menurut riwayat ibnu Hibban, hanya dari
Khalid ibnu Sa'id Al-Madini.
Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan:
مِنْ
حَدِيثِ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ
عَطَاءٍ مَوْلَى أَبِي أَحْمَدَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: بَعَثَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْثًا وَهُمْ ذَوُو عَدَدٍ،
فَاسْتَقْرَأَهُمْ فَاسْتَقْرَأَ كُلّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ، يَعْنِي مَا مَعَهُ مِنَ
الْقُرْآنِ، فَأَتَى عَلَى رَجُلٍ مِنْ أَحْدَثِهِمْ سِنًّا، فَقَالَ: " مَا مَعَكَ
يَا فُلَانُ؟ " قَالَ: مَعِي كَذَا وَكَذَا وَسُورَةُ الْبَقَرَةِ، فَقَالَ: "
أَمَعَكَ سُورَةُ الْبَقَرَةِ؟ " قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: " اذْهَبْ فَأَنْتَ
أَمِيرُهُمْ " فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَشْرَافِهِمْ: وَاللَّهِ مَا مَنَعَنِي أَنْ
أَتَعَلَّمَ الْبَقَرَةَ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَلَّا أَقُومَ بِهَا. فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " تعلموا القرآن واقرؤوه، فإن
مثل القرآن لمن تعلمه فقرأ وَقَامَ بِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ مَحْشُوٍّ مسْكًا يَفُوحُ
رِيحُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَمَثَلَ مَنْ تَعَلَّمَهُ، فَيَرْقُدُ وَهُوَ فِي
جَوْفِهِ، كَمَثَلِ جِرَابٍ أوكِي عَلَى مِسْكٍ "
melalui hadis Abdul Hamid ibnu Ja'far dari Sa'id Al-Maqbari. dari Atha maula
Abu Ahmad, dari Abu Hurairah r.a. yang mencerita-suatu delegasi yang jumlah
mereka dapat dihitung, lalu beliau menyuruh mereka membaca Al-Quran.
Masing-masing orang dari mereka membaca Al-Qur'an yang ia hafal, hingga giliran
tiba pada seorang lelaki yang paling muda di antara mereka. Maka Nabi Saw.
bersabda, "Hai Fulan, apa saja dari Al-Quran yang kamu hafal?" Lelaki itu
menjawab, "Aku hafal surat anu dan surat anu. dan surat Al-Baqarah." Nabi Saw.
bertanya, "Apakah kamu hafal surat Al-Baqarah?" Lelaki itu menjawab,
"Ya." Nabi Saw. bersabda, "Berangkatlah, engkau adalah pemimpin mereka."
Kemudian salah seorang dari mereka —yaitu orang yang paling dihormati di
kalangan mereka— berkata, "Demi Allah, tidak sekali-kali aku segan belajar surat
Al-Baqarah melainkan karena khawatir aku tidak dapat mengamalkannya." Maka
Rasulullah Saw. bersabda: Pelajarilah dan bacalah Al-Qur'an. karena
sesungguhnya perumpamaan Al-Qur'an bagi orang yang mempelajarinya, membacanya
dan mengamalkannya, seperti sebuah wadah yang penuh minyak kesturi, yakni bau
wanginya menyebar ke setiap tempat. Dan perumpamaan orang yang mempelajarinya,
lalu dia tidur, sedangkan Al-Qur'an telah dihafalnya, seperti sebuah wadah yang
tertutup, di dalamnya terdapat minyak kesturi.
Demikianlah menurut lafaz riwayat Imam Turmuzi, kemudian dia mengatakan bahwa
hadis ini berpredikat hasan. Selanjutnya Imam Turmuzi meriwayatkannya pula
melalui hadis Al-Lais, dari Sa'id, dari Ata maula Abu Ahmad secara mursal.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: وَقَالَ اللَّيْثُ: حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ الْهَادِ، عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ أسَيد بْنِ حُضَير قَالَ: بَيْنَمَا هُوَ
يَقْرَأُ مِنَ اللَّيْلِ سُورَةَ الْبَقَرَةِ، وَفَرَسُهُ مَرْبُوطَةٌ عِنْدَهُ،
إِذْ جَالَتِ الْفَرَسُ، فَسَكَتَ، فسكَنتْ، فَقَرَأَ فَجَالَتِ الْفَرَسُ،
فَسَكَتَ، فَسَكَنَتْ، ثُمَّ قَرَأَ فَجَالَتِ الْفَرَسُ، فَانْصَرَفَ، وَكَانَ
ابْنُهُ يَحْيَى قَرِيبًا مِنْهَا. فَأَشْفَقَ أَنْ تُصِيبَهُ، فَلَمَّا أَخَذَهُ
رَفْعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ حَتَّى مَا يَرَاهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ حَدَّثَ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: " اقْرَأْ يَا ابْنَ
حُضَير". قَالَ: فَأَشْفَقْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ تَطَأَ يَحْيَى، وَكَانَ
مِنْهَا قَرِيبًا، فَرَفَعْتُ رَأْسِي وَانْصَرَفْتُ إِلَيْهِ، فَرَفَعْتُ رَأْسِي
إِلَى السَّمَاءِ، فَإِذَا مِثْلُ الظُّلَّة فِيهَا أَمْثَالُ الْمَصَابِيحِ،
فَخَرَجْتُ حَتَّى لَا أَرَاهَا، قَالَ: " وَتَدْرِي مَا ذَاكَ؟ ". قَالَ: لَا.
قَالَ: " تِلْكَ الْمَلَائِكَةُ دَنَتْ لِصَوْتِكَ وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ
يَنْظُرُ النَّاسُ إِلَيْهَا لَا تَتَوَارَى مِنْهُمْ
Imam Bukhari mengatakan, Al-Lais pernah berkata bahwa telah menceritakan
kepadanya Yazid ibnul Had, dari Muhammad ibnu Ibrahim, dari Usaid ibnu Hudair
r.a. yang menceritakan: Ketika dia sedang membaca surat Al-Baqarah di suatu
malam. sedangkan kuda tunggangannya dalam keadaan tertambat di dekatnya,
tiba-tiba kudanya gelisah: lalu ia berhenti dari bacaannya, maka kudanya pun
diam. Ia meneruskan bacaannya, ternyata kudanya tampak gelisah lagi. Maka ia
berhenti dari bacaannya, dan ternyata kudanya tenang kembali. Kemudian ia
meneruskan bacaannya ternyata kudanya tampak gelisah. akhirnya dia menghehtikan
bacaannya sama sekali, lalu bangkit ke arah anaknya —Yahya— yang berada di dekat
kuda tersebut. Ia merasa khawatir bila anaknya terdepak oleh kudanya. Ketika ia
mengambil anaknya, ia mengarahkan pandangannya ke langit (ternyata ia melihat
sesuatu yang aneh) hingga sesuatu itu tidak tampak lagi. Pada pagi harinya ia
menceritakan hal tersebut kepada Nabi Saw. Beliau menjawab, "Mengapa engkau
tidak meneruskan bacaanmu, hai Ibnu Hudair?" Ia menjawab, "Aku merasa
khawatir terhadap Yahya, wahai Rasulullah; karena dia berada di dekat kuda itu.
Ketika aku menghentikan bacaanku dan aku menuju kepada Yahya, lalu aku memandang
ke arah langit. tiba-tiba kulihat sesuatu seperti naungan di dalamnya terdapat
banyak cahaya seperti pelita-pelita yang gemerlapan. Lalu aku keluar ke tanah
lapang dan terus memandangnya hingga hilang dari pandanganku." Nabi
Saw.-bertanya, "Tahukah kamu, apakah itu?" Usaid ibnu Hadir menjawab,
"Tidak." Nabi Saw. menjawab: Itu adalah para malaikat yang turun karena
suaramu. Seandainya kamu membaca(nya terus hingga pagi hari), niscaya para
malaikat itu tetap ada sampai pagi hari; semua orang akan dapat melihatnya dan
tidak dapat menyembunyikan dirinya dari pandangan mereka.
Begitu pula menurut riwayat Imam Abu Ubaid Al-Qasim ibnu Salam di dalam kitab
Fadailil, dari Abdullah ibnu Saleh dan Yahya ibnu Bukair Dari Laits dengan lafaz
yang sama. Akan tetapi, dia pun telah meriwayatkarmya pula melalui jalur lain
dari Usaid ibnu Hudair, seperti hadits diatas.
Hal yang sama pernah dialami pula oleh Sabit ibnu Qais ibnu Syimas ra, yang
kisahnya diriwayatkan oleh Abu Ubaid. Abu Ubaid mengatakan:
حَدَّثَنَا
عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ يَزِيدَ:
أَنَّ أَشْيَاخَ أَهْلِ الْمَدِينَةِ حَدَّثُوهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قِيلَ لَهُ: أَلَمْ تَرَ ثَابِتَ بْنَ قَيْسِ بْنِ
شَمَّاسٍ؟ لَمْ تَزَلْ دَارُهُ الْبَارِحَةَ تُزْهِرُ مَصَابِيحَ، قَالَ: "
فَلَعَلَّهُ قَرَأَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ ". قَالَ: فَسُئِلَ ثَابِتٌ، فَقَالَ:
قَرَأْتُ سُورَةَ الْبَقَرَةِ
telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Abbad, dan Jarir Ibnu Hazm, dari
pamannya—Jarir ibnu Yazid— bahwa para syaikh di Madinah telah menceritakan
kepadanya bahwa Rasulullah saw mendapat berita.”Tidakkah engkau melihat rumah
sabit ibnu Qais Syimas? Tadi malam rumahnya terus-menerus memperoleh cahaya
pelita yang gemerlapan." Nabi Saw. menjawab.”Barangkali"; dia membaca surat
Al-Baqarah." Lalu aku (perawi hadis) bertanya kepada Sabit, dan Sabit
menjawab, "Aku memang membaca surat Al-Baqarah."
Sanad hadis ini jayyid, hanya saja di dalamnya masih terdapat nama perawi
-yang tidak disebutkan dengan jelas (ibham), kemudian hadis ini berpredikat
mursal.
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Keutamaan Surat Al-Baqarah"
Posting Komentar