Ilmu dan Pengetahuan


Manusia dilahirkan dengan beberapa hal yang sengaja diciptakan untuk dipergunakan dengan bijak, katakan saja fungsi mata banyak hal yang bisa didapati. Kita bisa melihat keindahan alam ini dan juga kemaksiatan yang ada disekitar kita, begitupun dengan akal. Akal merupakan anugerah utama yang diberikan sang khalik untuk umat manusia, bayangkan saja jika akal tidak diberikan sebagai anugerah. Apakah tatanan dunia akan seperti ini? Apakah kita dapat berdampingan hidup dengan teknologi? Bahkan dalam urusan Agama, apakah kita akan mendapati ijtihad para ulama? Dapatkah kitab suci al-Qur’an dapat ditafsirkan jika tanpa akal? Meskipun al-Qur’an menggunakan bahasa Arab yang jelas, bi lisan arabiyyin mubin (Q.S. al-Syu’ara (26) : 195), sejatinya al-Qur’an juga terdapat kata-kata yang asing (gharib), metaforis (majaz) bahkan ada yang secara lafadznya mufrad (tunggal) tetapi yang dimaksud adalah jamak (plural) dan begitupun sebaliknya. Maka peranan akal untuk ber-ijtihad sangat dibutuhkan untuk menjelaskan makna-makna yang sulit di pahami.
Akal adalah alat untuk menalar segala sesuatu atau lebih tepatnya alat untuk menalaar berbagai macam objek yang dihadapi lalu kemudian dikaji bedasarkan berbagai macam pendekatan. Pendakatan ini merupakan sebuah ilmu yang sudah tersusun dan telah diklasifikasikan menurut batasanya. Menurut Ahmad Tafsir, induk dari pada ilmu adalah filsafat, filsafat melahirkan filsafat itu sendiri, sain dan pengetahuan mistik. Jika sekarang kita merasakan perkembangan teknologi, maka itu adalah produk dari sain. Filsafat hanya memberikan jawaban atau mempertanyakan “mengapa” teknologi bisa ada? Ini merupakan kajian filsafat. Teknologi menciptakan mobil, mobil diciptakan dari besi atau rangkaian lainya, besi diciptakan oleh tuhan, mengapa tuhan menciptakan besi dengan daya tahan yang kuat dibandingkan kayu? tuhan menciptkan besi dengan kuat karena tuhan mempunyai hak otoritatif untuk menjadikanya kuat, bisa saja Tuhan menciptakan besi dengan elastis. Ini merupakan pengetahuan mistik, yang tidak bisa dijawab dengan sain.
Filsafat sering kali dipahami sebagai pengetahuan, tetapi sejatinya pengetahuan adalah bagian dari pada ilmu. Pengetahuan adalah sesuatu yang didapati dengan sendirinya atau dengan motif ingin tahu, yaitu diperoleh dengan belajar. Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, ada pengkajian sebelumnya. Filsafat dapat menjawab problematika yang dihadapi dari bebagai aspek keilmuan, misalnya dalam hal ekonomi, hukum, pendidikan, teologi, kosmologi dan lain-lainya. Artinya filsafat merupakan metodelogi berfikir secara analitis kritis untuk menemukan solusi dari permasalahan yang muncul, sedangkan filsafat tidak dapat mencapai tataran yang empiris. Maka, jika pengetahuan itu dapat dikatakan logis berarti itu sudah pasti filsafat dan bukan bagian dari ilmu pengetahuan, karena syarat ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu yang dapat di nalar dengan akal dan juga dapat dibuktikan. Jadi kesimpulanya adalah pengetahuan ialah bagian dari pada ilmu, sedangkan ilmu adalah proses untuk mengetahui seberapa valid pengetahuan tersebut. 

0 Response to "Ilmu dan Pengetahuan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

pasang