Ilmu dan Pengetahuan
Minggu, 06 Mei 2018
Add Comment
Manusia dilahirkan dengan beberapa hal yang sengaja diciptakan
untuk dipergunakan dengan bijak, katakan saja fungsi mata banyak hal yang bisa
didapati. Kita bisa melihat keindahan alam ini dan juga kemaksiatan yang ada
disekitar kita, begitupun dengan akal. Akal merupakan anugerah utama yang
diberikan sang khalik untuk umat manusia, bayangkan saja jika akal tidak
diberikan sebagai anugerah. Apakah tatanan dunia akan seperti ini? Apakah kita
dapat berdampingan hidup dengan teknologi? Bahkan dalam urusan Agama, apakah
kita akan mendapati ijtihad para ulama? Dapatkah kitab suci al-Qur’an dapat
ditafsirkan jika tanpa akal? Meskipun al-Qur’an menggunakan bahasa Arab yang
jelas, bi lisan arabiyyin mubin (Q.S. al-Syu’ara (26) : 195), sejatinya
al-Qur’an juga terdapat kata-kata yang asing (gharib), metaforis (majaz)
bahkan ada yang secara lafadznya mufrad (tunggal) tetapi yang dimaksud
adalah jamak (plural) dan begitupun sebaliknya. Maka peranan akal untuk ber-ijtihad
sangat dibutuhkan untuk menjelaskan makna-makna yang sulit di pahami.
Akal adalah alat untuk menalar segala sesuatu atau lebih tepatnya
alat untuk menalaar berbagai macam objek yang dihadapi lalu kemudian dikaji
bedasarkan berbagai macam pendekatan. Pendakatan ini merupakan sebuah ilmu yang
sudah tersusun dan telah diklasifikasikan menurut batasanya. Menurut Ahmad
Tafsir, induk dari pada ilmu adalah filsafat, filsafat melahirkan filsafat itu
sendiri, sain dan pengetahuan mistik. Jika sekarang kita merasakan perkembangan
teknologi, maka itu adalah produk dari sain. Filsafat hanya memberikan jawaban
atau mempertanyakan “mengapa” teknologi bisa ada? Ini merupakan kajian
filsafat. Teknologi menciptakan mobil, mobil diciptakan dari besi atau
rangkaian lainya, besi diciptakan oleh tuhan, mengapa tuhan menciptakan besi
dengan daya tahan yang kuat dibandingkan kayu? tuhan menciptkan besi dengan
kuat karena tuhan mempunyai hak otoritatif untuk menjadikanya kuat, bisa saja
Tuhan menciptakan besi dengan elastis. Ini merupakan pengetahuan mistik, yang
tidak bisa dijawab dengan sain.
Filsafat sering kali dipahami sebagai pengetahuan, tetapi sejatinya
pengetahuan adalah bagian dari pada ilmu. Pengetahuan adalah sesuatu yang didapati
dengan sendirinya atau dengan motif ingin tahu, yaitu diperoleh dengan belajar.
Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, ada pengkajian
sebelumnya. Filsafat dapat menjawab problematika yang dihadapi dari bebagai
aspek keilmuan, misalnya dalam hal ekonomi, hukum, pendidikan, teologi,
kosmologi dan lain-lainya. Artinya filsafat merupakan metodelogi berfikir
secara analitis kritis untuk menemukan solusi dari permasalahan yang muncul, sedangkan filsafat tidak dapat mencapai tataran yang empiris. Maka, jika pengetahuan itu dapat dikatakan logis berarti itu sudah pasti filsafat dan bukan bagian dari ilmu pengetahuan, karena syarat ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu yang dapat di nalar dengan akal dan juga dapat dibuktikan. Jadi kesimpulanya adalah pengetahuan ialah bagian dari pada ilmu, sedangkan ilmu adalah proses untuk mengetahui seberapa valid pengetahuan tersebut.
0 Response to "Ilmu dan Pengetahuan"
Posting Komentar