Al-Baqoroh Ayat 54
Minggu, 13 Mei 2018
Add Comment
{وَإِذْ
قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ
بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ
ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (54) }
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada
kaumnya, "Hai Kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri sendiri karena
kalian telah menjadikan anak lembu (sesembahan kalian), maka bertobatlah kepada
Tuhan yang menjadikan kalian dan bunuhlah diri kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan
yang menjadikan kalian; maka Allah akan menerima tobat kalian. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
Dalam ayat ini disebutkan sifat penerimaan tobat dari Allah Swt. atas kaum
Bani Israil yang menyembah anak lembu.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan (ingatlah)
ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Hai kaumku, sesungguhnya kalian telah
menganiaya diri kalian sendiri karena kalian telah menjadikan anak lembu
(sesembahan kalian)." (Al-Baqarah: 54) Musa a.s. mengatakan demikian untuk
mengingatkan mereka kepada apa yang telah mereka lakukan, yaitu menyembah anak
sapi seperti yang dilakukan oleh pendahulu mereka. Kisah mereka dinyatakan dalam
ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya:
{وَلَمَّا
سُقِطَ فِي أَيْدِيهِمْ وَرَأَوْا أَنَّهُمْ قَدْ ضَلُّوا قَالُوا لَئِنْ لَمْ
يَرْحَمْنَا رَبُّنَا وَيَغْفِرْ لَنَا}
Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa
mereka telah sesat, mereka pun berkata, "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi
rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami...." (Al-A'raf: 149) hingga
akhir ayat. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh Musa a.s. ketika ia
mengatakan seperti apa yang disitir oleh firman-Nya: Hai kaumku, sesungguhnya
kalian telah menganiaya diri kalian sendiri karena kalian telah menjadikan anak
lembu (sesembahan kalian). (Al-Baqarah: 54)
Abul Aliyah dan Sa'id ibnu Jubair serta Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan
mengenai makna firman-Nya: Maka bertobatlah kalian kepada Tuhan yang
menjadikan kalian. (Al-Baqarah: 54) Yakni kepada Pencipta kalian. Menurut kami, di dalam firman-Nya, "Ila bari-ikum" (kepada Tuhan yang
menciptakan kalian) terkandung isyarat yang menunjukkan bahwa dosa mereka
teramat besar. Dengan kata lain, bertobatlah kalian kepada Tuhan yang
menciptakan kalian, karena kalian telah menyembah selain Dia bersama-Nya.
Imam Nasai, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui hadis Yazid
ibnu Harun, dari Al-Asbag ibnu Zaid Al-Wariq, dari Al-Qasim ibnu Abu Ayyub, dari
Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan, "Allah Swt. berfirman
bahwa sesungguhnya tobat yang harus dilakukan oleh mereka ialah dengan cara
hendaknya setiap orang dari mereka (yang menyembah anak lembu) membunuh orang
yang dijumpainya tanpa memandang apakah dia orang tua atau anaknya. Dia harus
membunuhnya dengan pedang tanpa mempedulikan siapa yang dibunuhnya di tempat
tersebut. Maka Allah menerima tobat mereka yang menyembunyikan dosa-dosanya dari
Musa dan Harun, tetapi kemudian ditampakkan oleh Allah Swt., lalu mereka
mengakui dosa-dosanya dan mau melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Allah memberikan ampunan kepada si pembunuh dan si terbunuh."
Hadis ini merupakan sebagian dari hadis Al-Futun, yang akan dijelaskan nanti
secara lengkap -—insya Allah— dalam tafsir surat Thaha. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadanya Abdul Karim ibnul Haisam,
telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada
kami Sufyan ibnu Uyaynah, bahwa Abu Sa'id telah menceritakan dari Ikrimah, dari
Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Musa a.s. berkata kepada kaumnya yang disitir
oleh firman-Nya: Maka bertobatlah kalian kepada Tuhan yang menjadikan
kalian, dan bunuhlah diri kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada
sisi Tuhan yang menjadikan kalian; maka Allah akan menerima tobat kalian.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah: 54) Musa a.s. menyampaikan perintah Tuhannya kepada kaumnya,
hendaknya mereka membunuh diri mereka sendiri. Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya,
bahwa Nabi Musa a.s. memanggil orang-orang yang menyembah anak lembu, lalu
mereka duduk, sedangkan orang-orang yang tidak ikut menyembah anak lembu
berdiri, kemudian mereka mengambil pisaunya masing-masing dan dipegang oleh
tangan mereka. Setelah itu terjadilah cuaca yang gelap gulita, lalu sebagian
dari mereka membunuh sebagian yang lainnya. Ketika gelap lenyap dari mereka,
ternyata orang-orang yang terbunuh berjumlah tujuh puluh ribu orang. Semua orang
yang terbunuh dari kalangan mereka diterima tobatnya, dan semua orang yang masih
hidup diterima pula tobatnya.
Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepadanya Al-Qasim ibnu Abu
Murrah, bahwa ia pernah mendengar Sa'id ibnu Jubair dan Mujahid mengatakan
sehubungan dengan firman-Nya: dan bunuhlah diri kalian sendiri.
(Al-Baqarah: 54) Sebagian dari mereka bangkit melabrak sebagian yang lain dengan
pisau, lalu sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain; seseorang tidak
mempunyai belas kasihan terhadap kerabatnya, tidak pula terhadap orang lain.
Hingga Musa a.s. mengisyaratkan dengan kain jubahnya, barulah mereka melemparkan
semua senjata yang ada di tangannya; ternyata jumlah mereka yang terbunuh ada
tujuh puluh ribu orang. Sesungguhnya Allah menurunkan wahyu kepada Musa,
"Hentikanlah, sudah cukup bagimu!" Yang demikian itu terjadi di saat Musa a.s.
mengisyaratkan dengan kain jubahnya (untuk menghentikan mereka).
Ali r.a. meriwayatkan hal yang semisal.
Qatadah mengatakan bahwa Musa a.s. memerintahkan kepada kaumnya untuk
melakukan hal yang sangat berat, lalu mereka bangkit dan saling menyembelih
dengan pisau-pisau yang tajam, sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain.
Ketika pembalasan Allah telah cukup menimpa mereka, maka barulah pisau-pisau itu
terjatuh dari tangan mereka dan berhentilah pembunuhan di kalangan mereka; lalu
Allah menerima tobat orang-orang yang masih hidup dari kalangan mereka, dan yang
terbunuh dianggap sebagai mati syahid.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa mereka tertimpa kabut yang sangat gelap,
lalu sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain; setelah itu lenyaplah
cuaca gelap yang menyelimuti mereka, kemudian tobat mereka baru diterima.
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan tafsir firman-Nya: dan
bunuhlah diri kalian sendiri. (Al-Baqarah: 54) Bahwa orang-orang yang
menyembah anak lembu saling membunuh dengan orang-orang yang tidak menyembahnya,
dan orang-orang yang gugur dari kedua belah pihak dianggap sebagai mati syahid.
Ketika orang-orang yang terbunuh banyak sekali —hingga hampir semuanya binasa—
saat itu jumlah mereka yang terbunuh ada tujuh puluh ribu orang. Kemudian Musa
dan Harun berdoa kepada Allah, "Wahai Tuhan kami, Engkau telah membinasakan Bani
Israil. Wahai Tuhan kami, sisakanlah, sisakanlah." Lalu Allah memerintahkan
kepada mereka agar menjatuhkan senjatanya masing-masing dan menerima tobat
mereka. Tersebutlah bahwa orang-orang yang gugur dari kedua belah pihak dianggap
sebagai mati syahid, sedangkan orang-orang yang masih hidup diampuni
dosa-dosanya. Yang demikian itu dinyatakan dalam firman-Nya: Maka Allah akan
menerima tobat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang. (Al-Baqarah: 54)
Az-Zuhri mengatakan, tatkala Bani Israil diperintahkan membunuh diri mereka
sendiri, maka mereka berperang; dan Musa a.s. ada bersama mereka. Lalu
pedang-pedang pun berlaga dan mereka saling menusuk dengan pisau belati,
sedangkan Musa a.s. berdoa mengangkat kedua tangannya. Ketika sebagian dari
mereka berhenti sejenak, maka mereka berkata, "Wahai Nabi Allah, berdoalah
kepada Allah untuk kami." Lalu mereka memegang kedua lengan Nabi Musa a.s. dan
menopang kedua tangannya (agar terus berdoa). Keadaan mereka masih terus dalam
keadaan berperang; ketika Allah menerima tobat mereka, maka barulah tangan
mereka berhenti, tidak lagi saling membunuh di antara sesamanya, dan semua
senjata mereka lemparkan. Sedangkan Musa a.s. dan kaum Bani Israil merasa sedih
melihat mereka yang terbunuh dari kalangan mereka sendiri. Lalu Allah Swt.
berfirman kepada Musa a.s., "Apakah yang membuatmu sedih? Orang yang terbunuh
dari kalangan mereka, mereka hidup di sisi-Ku dengan diberi rezeki; dan
orang-orang yang masih hidup, sesungguhnya Aku telah menerima tobatnya." Maka
bergembiralah Nabi Musa a.s. dan kaum Bani Israil karena hal tersebut. Hadis ini
diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan sanad yang jayyid, dari Az-Zuhri.
Ibnu Ishaq mengatakan, "Ketika Musa kembali kepada kaumnya dan membakar anak
lembu itu, lalu menaburkan debunya di laut, kemudian ia berangkat bersama
sebagian kaum yang dipilihnya menuju kepada Rabbnya; lalu mereka disambar petir,
kemudian dihidupkan kembali. Kemudian Musa a.s. meminta kepada Tuhannya tobat
bagi kaum Bani Israil atas dosa mereka yang menyembah anak lembu. Maka Allah
Swt. menolaknya kecuali jika mereka membunuh diri mereka sendiri."
Ibnu Ishaq melanjutkan kisahnya, "Telah sampai kepadaku suatu kisah yang
menyatakan bahwa kaum Bani Israil berkata kepada Musa, 'Kami akan teguh kepada
perintah Allah.' Lalu Musa memerintahkan kepada orang yang tidak ikut menyembah
anak lembu untuk membunuh orang yang menyembahnya. Kemudian mereka yang
menyembah anak lembu duduk di suatu tanah lapang, lalu kaum yang tidak menyembah
anak lembu menghunus pedangnya masing-masing dan membunuh mereka yang
menyembahnya. Maka kaum wanita dan anak-anak berdatangan kepadanya, menangis
seraya meminta maaf buat mereka. Lalu Allah menerima tobat dan maaf mereka; maka
Allah memerintahkan kepada Musa agar mereka menjatuhkan pedangnya masing-masing
(menghentikan pembunuhan)."
Abdur Rahman ibnu Zaid Ibnu Aslam mengatakan bahwa ketika Musa kembali kepada
kaumnya, di antara kaumnya terdapat tujuh puluh orang kaum laki-laki yang
memisahkan diri mereka bersama Harun tidak ikut menyembah anak lembu. Maka Musa
berkata kepada mereka, "Berangkatlah kalian ke tempat yang telah dijanjikan oleh
Tuhan kalian!" Mereka menjawab, "Hai Musa, tiada jalan untuk bertobat." Musa
menjawab, "Tidak." Bunuhlah diri kalian, hal itu adalah lebih baik bagi
kalian pada sisi Tuhan yang menjadikan kalian; maka Allah akan menerima tobat
kalian. (Al-Baqarah: 54) Lalu mereka menghunus pedang, pisau belati, kapak,
dan senjata lainnya. Kemudian Allah mengirimkan kabut kepada mereka, lalu mereka
mencari-cari dengan tangannya masing-masing dan sebagian dari mereka membunuh
sebagian yang lain. Saat itu seseorang menjumpai orang tua dan saudaranya, lalu
ia membunuhnya tanpa ia ketahui. Di dalam kegelapan itu mereka saling
menyerukan, "Semoga Allah mengasihani hamba yang bersikap sabar terhadap dirinya
hingga memperoleh rida Allah." Orang-orang yang gugur dalam peristiwa itu adalah
orang-orang yang mati syahid, sedangkan orang-orang yang masih hidup diterima
tobatnya. Kemudian Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam membacakan firman-Nya:
Maka Allah akan menerima tobat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima
tobat lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 54)
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 54"
Posting Komentar