Al-Baqoroh Ayat 48
Minggu, 13 Mei 2018
Add Comment
{وَاتَّقُوا
يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ
وَلا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ (48) }
Dan jagalah diri kalian dari (azab) hari
(kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau
sedikit pun, dan (begitu pula) tidak diterima syafaat dan tebusan darinya, dan
tidaklah mereka akan ditolong.
Setelah Allah Swt. mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada mereka pada ayat pertama, kemudian hal itu diiringi dengan
peringatan yang menyatakan akan kekuasaan pembalasan Allah terhadap mereka kelak
di hari kiamat. Untuk itu Allah Swt. berfirman, "Dan jagalah diri kalian dari
(siksa) pada hari kiamat." Kemudian disebutkan pada ayat selanjutnya, "(yang
pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain walau sedikit pun,"
yakni tiada seorang pun yang dapat menolong orang lain. Makna ayat ini sama
dengan ayat lain yang dinyatakan di dalam firman-Nya:
{وَلا
تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى}
{لِكُلِّ
امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ}
{يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ
وَلَدِهِ وَلا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا}
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian dan takutilah suatu hari yang
(pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak
tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. (Luqman: 33)
Hal ini merupakan kedudukan paling jelas, mengingat disebutkan bahwa seorang
ayah dan anaknya masing-masing dari kedua belah pihak tidak dapat menolong pihak
yang lain barang sedikit pun.
********
{وَلا
يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ}
dan (begitu pula) tidak diterima syafaat darinya. (Al-Baqarah: 48)
Yakni dari orang-orang kafir. Perihalnya sama dengan makna yang terkandung di
dalam firman Allah Swt. lainnya, yaitu:
{فَمَا
تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ}
Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberi
syafaat. (At-Muddatstsir 48)
Firman Allah Swt kepada penghuni neraka:
{فَمَا
لَنَا مِنْ شَافِعِينَ * وَلا صَدِيقٍ حَمِيمٍ}
Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun, dan tidak pula
mempunyai teman yang akrab. (Asy-Syu'ara: 100-101)
********
Adapun firman Allah Swt.:
{وَلا
يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ}
Dan tidak diambil darinya suatu tebusan pun. (Al-Baqarah: 48)
Maksudnya, tidak diterima darinya suatu tebusan pun; seperti pengertian yang
terdapat pada ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ
مِلْءُ الأرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ}
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam
kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seorang pun di antara mereka emas
sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu.
(Ali Imran: 91)
{إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ
لِيَفْتَدُوا بِهِ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ
وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ}
Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di
bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri
mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan
diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. (Al-Maidah:
36)
{وَإِنْ
تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا}
Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan
diterima darinya. (Al-An'am: 70)
Demikian pula dalam firman Allah Swt. lainnya, yaitu:
{فَالْيَوْمَ
لَا يُؤْخَذُ مِنْكُمْ فِدْيَةٌ وَلا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا}
Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kalian dan tidak pula dari
orang-orang kafir. Tempal kalian ialah neraka. Dan nerakalah tempat berlindung
kalian (Al-Hadid: 15)
Melalui ayat ini Allah memberitahukan bahwa mereka tidak mau beriman kepada
Rasul-Nya, tidak mau mengikuti apa yang telah diembankan oleh Allah kepadanya,
dan mereka menemui Allah di hari kiamat dalam keadaan masih tetap dalam
kekafiran. Maka sesungguhnya tidak bermanfaat bagi mereka pertolongan seorang
karib pun, dan tidak diterima pula syafaat dari seseorang yang berkedudukan,
serta tidak dapat diterima dari mereka suatu tebusan pun sekalipun tebusan itu
berupa emas sepenuh bumi, seperti yang diungkapkan oleh Allah dalam ayat
lainnya:
{مِنْ
قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلا خُلَّةٌ وَلا
شَفَاعَةٌ}
sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak
ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. (Al-Baqarah:
254)
{لَا
بَيْعٌ فِيهِ وَلا خِلالٌ}
Sunaid meriwayatkan, telah menceritakan kepadaku Hajjaj, telah menceritakan
kepadaku Ibnu Juraij, dari Mujahid yang mengatakan bahwa sabahat Ibnu Abbas r.a.
pernah mengatakan sehubungan dengan tafsir firman-Nya, "Wala yukhazu minha
'adlun." 'Adlun artinya pengganti, yang dimaksud ialah tebusan.
As-Saddi mengatakan, "adlun artinya yang sepadan, maksudnya ialah
'seandainya dia datang dengan membawa emas sepenuh bumi untuk menebus dirinya
(dari neraka), niscaya tidak dapat diterima'. Hal yang sama dikatakan pula oleh
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.
Abu Ja'far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul
Aliyah mengenai firman-Nya, "Wala yuqbalu minha 'adlun," bahwa yang
dimaksud dengan 'adlun ialah tebusan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, hal yang serupa telah diriwayatkan dari Abu Malik,
Al-Hasan, Sa'id ibnu Jubair, Qatadah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas.
Abdur Razzaq meriwayatkan, telah bercerita kepada kami As-Sauri, dari
Al-A’masy, dari Ibrahim At-Taimi, dari ayahnya, dari sahabat Ali r.a. dalam
suatu hadis yang panjang, yang di dalamnya disebut bahwa as-sirfu
dan al-'adlu sama artinya dengan amal sunnah dan amal fardu. Hal
yang sama dikatakan pula oleh Al-Walid ibnu Muslim, dari Usman ibnu Abul Atikah,
dari Umair ibnu Hani'. Tetapi pendapat ini garib (aneh) dalam kaitannya dengan
makna ayat ini.
Pendapat pertama mengenai tafsir ayat ini merupakan pendapat paling kuat,
mengingat ada sebuah hadis yang mengukuhkannya, yaitu hadis yang diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir. Dia mengatakan:
حَدَّثَنِي
نَجِيح بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَكِيمٍ، حَدَّثَنَا حُمَيْدُ
بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمْرو بْنِ قَيْسٍ الْمُلَائِيِّ ،
عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ -مِنْ أَهْلِ الشَّامِ أَحْسَنَ عَلَيْهِ
الثَّنَاءَ -قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْعَدْلُ؟ قَالَ: "الْعَدْلُ
الْفِدْيَةُ"
telah menceritakan kepadaku Nujaih ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada
kami Ali Ibnu Hakim, telah menceritakan kepada kami Humaid ibnu Abdur Rahman,
dari ayahnya, dari Amr ibnu Qais Al-Mala-i, dari seorang lelaki dari kalangan
Bani Umayyah yang tinggal di negeri Syam. Disebutkan bahwa pernah ditanyakan
kepada Rasulullah Saw.: "Wahai Rasulullah, apakah arti al-'adl itu?"
Beliau menjawab, "Al-'adl artinya tebusan."
********
Firman Allah Swt.:
{وَلا
هُمْ يُنْصَرُونَ}
Dengan kata lain, tiada seorang pun yang marah karena demi membela mereka,
kemudian ia menolong dan menyelamatkan mereka dari siksa Allah; seperti yang
disebutkan di atas, bahwa tiada seorang kerabat dan tiada seorang yang
berkedudukan pun yang belas kasihan kepada mereka dan tidak diterima suatu
tebusan pun dari mereka. Semuanya itu ditinjau dari segi belas kasihan. Dengan
kata lain, tiada seorang pun dari kalangan mereka yang dapat menolong dirinya
sendiri, tidak pula dari kalangan orang luar. Pengertiannya sama dengan firman
Allah Swt.:
{فَمَا
لَهُ مِنْ قُوَّةٍ وَلا نَاصِرٍ}
Maka sekali-kali tiada bagi manusia itu suatu kekuatan pun dan tidak
(pula) seorang penolong. (At-Thariq: 10)
Dengan kata lain, Allah Swt. tidak mau menerima tebusan —tidak pula syafaat—
yang diajukan untuk membela orang yang kafir kepada-Nya. Tiada seorang
penyelamat yang dapat menyelamatkan seseorang dari azab-Nya. Tiada seorang pun
yang dapat menyelamatkan diri dari siksa-Nya dan tiada seorang pun yang dapat
memberikan perlindungan dari azab-Nya. Hal ini sama dengan apa yang terkandung
di dalam firman lainnya, yaitu:
{وَهُوَ
يُجِيرُ وَلا يُجَارُ عَلَيْهِ}
Dialah Yang melindungi dan tidak ada yang dapat dilindungi dari
(azab)-Nya, (Al-Mu’minun: 88)
{فَيَوْمَئِذٍ
لَا يُعَذِّبُ عَذَابَهُ أَحَدٌ * وَلا يُوثِقُ وَثَاقَهُ أَحَدٌ}
Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan
tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya. (Al-Fajr: 25-26)
{مَا
لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ * بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ}
Mengapa kalian tidak saling tolong-menolong? Bahkan mereka pada hari itu
menyerah diri. (Ash-Shaffat: 25-26)
{فَلَوْلا
نَصَرَهُمُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ قُرْبَانًا آلِهَةً بَلْ
ضَلُّوا عَنْهُمْ}
Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk
mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan tuhan-tuhan
itu telah lenyap dari mereka? (Al-Ahqaf: 28)
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya,
"Mengapa kalian tidak tolong-menolong?" (Ash-Shaffat 25). Yakni, mengapa
kalian pada hari ini tidak saling menolong dari azab Kami? Mustahillah bagi
kalian untuk dapat melakukan hal tersebut pada hari ini.
Ibnu Jarir berkata sehubungan dengan takwil firman-Nya: dan tidaklah
mereka akan ditolong. (Al-Baqarah: 48) Bahwa pada hari itu tiada seorang pun
yang dapat menolong mereka, sebagaimana tiada seorang pun yang dapat memberikan
syafaat kepadanya. Tidak dapat diterima dari mereka tebusan, tidak pula syafaat;
hari itu tidak berlaku lagi kasih sayang, dan pudarlah semua suap dan perantara,
lenyaplah tolong menolong dan bantu membantu dari kaum, karena semua hukum
kembali kepada Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahaadil yang di hadapan-Nya, tiada
manfaatnya lagi para perantara dan para penolong. Dia memberikan balasan suatu
keburukan dengan balasan yang semisal dan membalas amal kebaikan dengan balasan
yang berlipat ganda.
Pengertian ayat ini sama dengan ayat lain, yaitu firman-Nya:
{وَقِفُوهُمْ
إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ* مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ* بَلْ هُمُ الْيَوْمَ
مُسْتَسْلِمُونَ}
Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan
ditanya, "Mengapa kalian tidak tolong-menolong?" Bahkan mereka pada hari itu
menyerah diri. (Ash-Shaffat: (24-26)
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 48"
Posting Komentar