Filsafat Ilmu : Pengatahuan Sains

PENGETAHUAN SAIN
1. Ontologi Sain
Membicarakan hakikat dan struktur sain. Hakikat sain menjawab apa itu sain sebenarnya. Sedangkan struktur sain membahas dan menjelaskan cabang-cabang sain.
Hakikat pengetahuan sain.
Pengetahuan sain adalah yang rasional dan empiris. Contoh rasional dalam suatu kasus atau studi penelitian seseorang wajib menarik suatu hipotesis atas permasalahan yang ada. Hipotesis itu harus sesuai dengan rasio, yang sifatnya hanya dugaan sementara. Kata rasional menenunjukan adanya hubungan atau pengaruh sebab akibat. Lalu dibuktikan dengan mengujinya mengikuti prosedur metode ilmiah (cara kerja). Setelah terbukti maka hipotesis itu menjadi sebuah teori yang rasional dan empiris (teori ilmiah). Rumus baku metode rasional adalah logico hypotetico verificatif (buktikan bahwa itu logis, tarik hipotesis, ajukan bukti empiris). Ilmu atau sain berisi teori. Teori itu pada dasarnya menerangkan sebab akibat.
2. Epistimologi Sain
Objek pengetahuan sain, cara memperoleh pengetahuan sain dan cara mengukur benar tidaknya pengetahuan sain, diuraikan sebagai berikut :
Objek Pengetahuan Sain
Objek pengetahuan sain adalah semua objek yang empiris, bukti empiris ini diperlukan untuk menguji bukti rasional yang telah dirumuskan dalam hipotesa. Objek kajian sain hanyalah objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia atau pengalaman indera. Hasil penelitianya adalah teori sain yang dikelompokan bedasarkan cabang.
Cara memperoleh Pengetahuan Sain
1. Humanisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dan alam. Ataruan itu dibuat oleh manusia dan alatnya adalah akal.
2. Rasionalisme ialah paham mengatakan bahwa akal itu alat pencari dan pengukur pengetahuan. Dicari dengan akal ialah dicari dengan berfikir logis sebagai ukuran. Berfikir logis tidak menjamin diperolehnya kebenaran yang disepakati maka perlu adanya bukti. Kata seseorang ini logis dan lainya itu logis, padahal ini dan itu tidak sama.
3. Empirisisme ialah paham yang mengajarkan bahwa yang benar adalah yang logis dan ada bukti empiris. Empirisisme hanya menyangkut konsep-konsep yang umum belum operasional dan terukur, maka perlu adanya suatu pengukuran. Air kopi yang diseduh itu sangat panas.
4. Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya dan yang terukur. Ajukan logikanya, ajukan bukti empirisnya yang terukur dan tidak memungkinkan perbedaan pendapat. Air kopi yang baru diseduh ini 80 derajat celcius.
5. Metode ilmiah adalah cara untuk membutikan bahwa itu logis, dapat dibuktikan secara terukur dan lebih operasional.
6. Metode riset adalah metode ilmiah yang dapat membuat aturan secara teknis dan rinci dan menghasilkan model model penelitian. Model model penelitian inilah yang menjadi instansi terakhir dan operasional untuk membuat aturan manusia dan alam.
Ukuran Kebenaran Sain
Ilmu berisi teori-teori, hipotesis jika didukung kenyataan maka hipotesis itu menjadi suatu teori dan teori itu benar karena itu logis dan empiris, teori ini naik tingkat keberadaanya menjadi hukum atau aksioma. Misalnya teori pada sain ekonomi bila penawaran sedikit, permintaan banyak, maka harga akan naik. Teori ini menjadi hukum ekonomi. Hipotesis ialah pernyataan yang sudah benar secara logika, tetapi belum ada bukti empirisnya. Belum atau tidak adanya bukti empiris bukanlah merupakan bukti bahwa hipotesis itu salah.

3. Aksiologi Sain
Kegunaan Pengetahuan Sain
Sain adalah teori ilmiah, teori artinya pendapat yang beralasan. Alasan itu dapat berupa argument logis (teori filsfat) argument perasaan atau keyakinan dan kadang-kadang empiris (mistik) berupa argument logis-empiris (sain). Ada tiga teori sain :
Teori Sebagai Alat Ekplanasi
Sebelum mengekplanasi atau menjelaskan suatu gejala maka wajib hukumnya untuk menguasai teori yang mampu menjelaskan gejala tersebut.
Teori sebagai Alat Peramal
Dalam membuat ekplanasi para ilmuwan telah mengetahui factor penyebab terjadinya gejala dengan mentelaah factor penyebab itu dan kemudian membuat suatu ramalan atau prediksi. Tepat dan banyaknya ramalan yang dapat dibuat oleh ilmuwan akan di tentukan kekuatan teori yang ia gunakan, kepandaian dan kecerdasan serta data ketersediaan data di sekitar gejala itu.
Teori Sebagai Alat Pengontrol
Ekplanasi adalah bahan untuk membuat ramalan dan control sesuai dengan ekplanasi gejala. Perbedaan prediksi dan control ialah prediksi bersifat pasif, jika terdapat kondisi tertentu maka hanya akan membuat ramalan begini dan begitu sedangkan control bersifat aktif terhadap suatu keadaan, membuat tindakan agar tidak terjadi ini dan itu.
Melakukan langkah-langkah penelitian
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mencari teori tentang sebab-sebab masalah
3. Mencari teori yang menjelaskan cara memperbaiki masalah
4. Netralitas Sain
Sain Netral
Menurut Mukti Ali sain itu netral. Sain netral adalah sain yang tidak memihak terhadap kebaikan atau juga tidak kepada kejahatan (sain bebas nilai). Keuntungan dari sain netral adalah :
1. Tidak ada hambatan terhadap peniliti
2. Memilih dan menetapkan objek yang hendak diteliti
3. Cara meneiliti
4. Menggunakan produk penelitian
Sedangkan kerugian yang akan ditimbulkan terhadap sain netral adalah :
1. Melawan keyakinan (agama)
2. Melawan kemanusiaan
3. Mengunakan hasil tanpa pertimbangan nilai
4. Melawan tujuan sain

Sain tidak netral (sain terikat)
Menurut sadeli sain terikat oleh nilai, sain yang mengedepankan nilai-nilai yang merupakan jalan terbaik dalam suatu gejala. Sain tidak netral akan dibatasi oleh nilai dalam memilih dan menetapkan objek yang hendak diteliti, cara meneliti dan menggunakan produk penelitian. Sain tidak netral memihak pada kegunaan membantu manusia menyelesaikan kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Sain tidak netral adalah ajaran dari semua agama dan sesuai pula dengan niat ilmuwan tatkala menciptakan teori.
1. Sain Formal
Sain formal berada didalam pikiran kita yang berupa kotemplasi dengan menggunakan simbol-simbol, merupakan impilkasi-implikasi logis yang tidak berkesudahaan (yang diatur oleh hukum-hukum logika). Sain formal itu netral karena hukum-hukumnya bukan dibuat oleh manusia, tetapi oleh tuhan sehingga hukumnya ada di dalam kepala kita.
2. Emperikal
Sain emperikal merupakan wujud konkret yaitu jagat raya, isinya ialah jalinan-jalinan sebab akibat. Sain emperikal itu tidak netral yaitu dibangun oleh pakar bedasarkan paradigma yang menjadi pijakanya (pengindraan terhadap jagat raya) mungkin berbeda dengan pakar lain.
3. David Hume
Teori diperlukan adanya medium yang berupa alasan sebab akibat yang banyak sekali tetapi itu tidak mungkin karena rumit atau suatu kebiasaan orang yang menyimpulkan setiap X akan di ikuti Y. jadi, sebab akibat itu sebenarnya tidaklah di ketahui.
4. Immanuel Kant
Membantah teori David Hume dengan mengatakan bahwa ada pengetahuan bentuk ketiga, yaitu a apriori sintetik yang medium atau jalinan sintetik itu adalah ciptaan tuhan yang sudah ada sejak semula.
5. Al-Ghazali
Kekuatan X menghasilkan Y bukan pada milik X itu melainkan pada milik tuhan. Jalinan sebab akibat yang sangat fundamental bahwa kekuatan penyebab X adalah kekuatan tuhan.
Kasualitas menjadi bergeser dari tidak memperhitungkan kehendak ke memperhitungkan kehendak tuhan. Dari sini muncul beberapa pergeseran, yaitu :
  • Dari deterministik (pasti) bergeser ke stokastik (mungkin)
  • Dari sebab akibat terjadi pada waktu yang sama ke sebab akibat terjadi pada waktu yang berlainan
  • Dari cukup (sufficient) bergeser ke tergantung (contingent) pada factor z.
  • Dari niscaya (necessary) bergeser ke berganti (substitutable)

Pengembangan Ilmu
Isi ilmu adalah teori, secara umum teori ialah pendapat yang beralasan. Maka dalam pengembangan ilmu adalah menggembangkan teorinya. Ada beberapa kemungkinan dalam mengembangkan teori.
  1. Menemukan teori baru dalam hal ini memang belum pernah ada teori yang muncul, lantas seseorang menggembangkan teori baru.
  2. Menemukan teori baru untuk mengganti teori lama. Dalam kasus ini tadinya sudah ada teorinya tetapi karena teori itu sudah tidak mampu menyelesaikan masalah yang mestinya ia mampu menyelesaikanya, maka teori lama diganti dengan teori baru.
  3. Merevisi teori lama. Dalam tidak merevisi teori lama, tidak juga tidak mengantinya dengan teori baru, ia hanya merevisi dan menyempurnakan teori lama itu.
  4. Membatalkan teori lama. Ia hanya membatalkan, tidak mengantinya dengan teori baru. Ini aneh, ia menguarangi teori yang sudah ada, ia membatalkan teori dan tidak menggantinya dengan teori baru, tetapi tetap ia menggembangkan ilmu

0 Response to "Filsafat Ilmu : Pengatahuan Sains"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

pasang