Al-Baqoroh Ayat 4
Minggu, 13 Mei 2018
Add Comment
{وَالَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ
يُوقِنُونَ (4) }
dan mereka yang beriman kepada kitab
(Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan
sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa makna firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat
4 di atas ialah "mereka percaya kepada apa yang engkau datangkan dari Allah,
juga percaya kepada apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul sebelummu,
tanpa membeda-bedakan di antara mereka dan tidak mengingkari apa yang telah
didatangkan oleh para rasul itu dari Tuhan mereka. Mereka yakin akan adanya
kehidupan di akhirat, yakni percaya kepada adanya hari berbangkit, hari kiamat,
surga. neraka, hisab, dan mizan (timbangan amal perbuatan); sesungguhnya hari
kemudian dinamakan hari akhirat karena terjadi sesudah kehidupan di dunia". Ulama ahli tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan mereka yang menyandang
sifat yang tersebut dalam ayat ini, apakah yang dimaksud dengan mereka adalah
orang-orang yang telah disebut dalam firman sebelumnya, yaitu:
الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْناهُمْ
يُنْفِقُونَ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka.
(Al-Baqarah: 3)
Atau mereka adalah orang-orang lainnya? Menurut Ibnu Jarir, ada tiga pendapat
ulama mengenai masalah ini, yaitu:
Pertama, mereka yang sifat-sifatnya disebut pada ayat pertama —demikian pula
mereka yang sifatnya disebutkan dalam ayat yang berikutnya— adalah setiap orang
mukmin, yaitu orang-orang yang beriman dari kalangan orang Arab, orang-orang
yang beriman dari kalangan ahli kitab, dan selain mereka. Demikianlah pendapat
Mujahid, Abul Aliyah, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan Qatadah.
Kedua, keduanya sama, yaitu orang-orang yang beriman dari kalangan ahli
kitab. Berdasarkan makna ini, berarti huruf wawu adalah huruf 'ataf dari
suatu sifat ke sifat yang lain. Sebagaimana pengertian yang ada di dalam
firman-Nya:
سَبِّحِ
اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى. الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى. وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدى
وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعى. فَجَعَلَهُ غُثاءً أَحْوى
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan
menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan
memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya
rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman. (Al-A’la: 1-5)
Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair:
إِلَى
الْمَلِكِ الْقَرْمِ وَابْنِ الْهُمَامِ ...
وَلَيْثِ الْكَتِيبَةِ فِي الْمُزْدَحَمْ
Kepada Raja Al-Qarm, yaitu Ibnul
Hammam alias singa pasukan dalam perang yang sengit.
Dalam ungkapannya ini suatu sifat di-'ataf-kan kepada sifat lain, sedangkan
mausuf-nya sama.
Ketiga, mereka yang sifat-sifatnya disebutkan pada ayat pertama adalah
orang-orang yang beriman dari kalangan bangsa Arab. Sedangkan mereka yang
disebut dalam ayat kedua —yaitu firman-Nya, "Dan mereka yang beriman kepada
kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat"
(Al-Baqarah: 4)— adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab.
Pendapat ini dinukil oleh As-Saddi di dalam kitab Tafsir-nya, dari Ibnu Abbas,
Ibnu Mas'ud, dan sejumlah sahabat Rasulullah Saw. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu
Jarir, lalu ia memperkuat pendapatnya dengan berdalilkan firman-Nya:
وَإِنَّ
مِنْ أَهْلِ الْكِتابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَما أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَما
أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خاشِعِينَ لِلَّهِ
Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah
dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka,
sedangkan mereka berendah diri kepada Allah. (Ali Imran: 199)
hingga akhir ayat. Juga berdalil kepada firman-Nya:
الَّذِينَ
آتَيْناهُمُ الْكِتابَ مِنْ قَبْلِهِ هُمْ بِهِ يُؤْمِنُونَ وَإِذا يُتْلى
عَلَيْهِمْ قالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّنا إِنَّا كُنَّا مِنْ
قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ أُولئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِما صَبَرُوا
وَيَدْرَؤُنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْناهُمْ
يُنْفِقُونَ
Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum
Al-Qur'an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur'an itu. Dan apabila dibacakan
(Al-Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata, "Kami beriman kepadanya.
Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya
kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan(nya)." Mereka itu diberi
pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan
kebaikan; dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka
nafkahkan. (Al-Qashash: 52-54)
Juga berdalilkan sebuah hadis yang telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain
melalui hadis Asy-Sya'bi, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda:
«ثَلَاثَةٌ
يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمَنَ بِي
وَرَجُلٌ مَمْلُوكٌ أَدَّى حَقَّ اللَّهِ وَحَقَّ مَوَالِيهِ وَرَجُلٌ أَدَّبَ
جَارِيَتَهُ فَأَحْسَنَ تَأْدِيبَهَا ثُمَّ أَعْتَقَهَا
وَتَزَوَّجَهَا»
Ada tiga macam orang, mereka diberi pahala dua kali, yaitu: Seorang lelaki
dari kalangan ahli kitab yang beriman kepada nabinya, kemudian beriman kepadaku;
seorang lelaki yang dimiliki (budak) yang menunaikan hak Allah dan hak tuannya;
dan seorang lelaki yang mendidik budak perempuannya dengan pendidikan yang baik,
setelah itu dia memerdekakannya dan mengawininya.
Ibnu Jarir tidak memakai dalil apa pun untuk memperkuat pendapatnya,
melainkan hanya makna kesimpulan saja, yaitu "pada permulaan surat Al-Baqarah
ini Allah telah menyifati perihal orang-orang mukmin dan orang-orang kafir,
sebagaimana Dia mengklasifikasikan orang-orang kafir ke dalam dua golongan,
yaitu golongan orang kafir dan golongan orang munafik. Dia pun membagi
orang-orang mukmin menjadi dua golongan, yaitu orang-orang mukmin dari kalangan
orang-orang Arab dan orang-orang mukmin dari kalangan ahli kitab".
Menurut kami, makna lahiriah pendapat Mujahid dalam asar yang diriwayatkan
oleh As'-Sauri, dari seorang lelaki, dari Mujahid; dan asar ini diriwayatkan
pula bukan hanya oleh satu orang, dari Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid yang
mengatakan seperti berikut:
Ada empat buah ayat pada permulaan surat Al-Baqarah yang menyifati kaum
mukmin dan dua ayat yang menyifati kaum kafir, serta ada tiga belas ayat yang
menyifati kaum munafik. Keempat ayat tersebut bermakna umum mencakup setiap
orang mukmin yang mempunyai sifat tersebut, baik dari kalangan orang-orang Arab
maupun dari kalangan selain mereka; juga dari kalangan ahli kitab, baik manusia
ataupun jin. Tiada satu pun dari sifat-sifat tersebut sah bila tanpa yang
lainnya, melainkan masing-masing sifat tersebut merupakan kelaziman bagi sifat
yang lainnya, juga merupakan syarat keberadaannya. Untuk itu, tidak sah iman
kepada yang gaib, mendirikan salat, dan menunaikan zakat, melainkan harus
disertai dengan iman kepada apa yang didatangkan oleh Rasulullah Saw. dari sisi
Tuhannya, beriman kepada apa yang didatangkan sebelumnya oleh rasul-rasul
lainnya dan Tuhan mereka. juga harus meyakini adanya kehidupan di alam akhirat.
salah satu darinya tidaklah sah bila tanpa yang lain. Allah swt telah
memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berbuat demikian. sebagaimana yang
dinyatakan di dalam firman-Nya:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتابِ الَّذِي
نَزَّلَ عَلى رَسُولِهِ وَالْكِتابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. (An-Nisa: 136)
Allah Swt. telah berfirman:
وَلا
تُجادِلُوا أَهْلَ الْكِتابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ
ظَلَمُوا مِنْهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنا وَأُنْزِلَ
إِلَيْكُمْ وَإِلهُنا وَإِلهُكُمْ واحِدٌ
Dan janganlah kalian berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara
yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan
katakanlah, "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami
dan yang diturunkan kepada kalian; Tuhan kami dan Tuhan kalian adalah satu.
(Al-Ankabut: 46)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتابَ آمِنُوا بِما نَزَّلْنا مُصَدِّقاً لِما
مَعَكُمْ
قُلْ
يَا أَهْلَ الْكِتابِ لَسْتُمْ عَلى شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْراةَ
وَالْإِنْجِيلَ وَما أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ
Katakanlah, "Hai ahli kitab, kalian tidak dipandang beragama sedikit pun
hingga kalian menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al-Qur'an yang
diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian." (Al-Maidah: 68)
Allah Swt. memberitakan keadaan semua orang mukmin, bahwa mereka beriman
terhadap semuanya itu, melalui firman-Nya:
آمَنَ
الرَّسُولُ بِما أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ
بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ
رُسُلِهِ
Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan), "Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain)
dari rasul-rasul-Nya." (Al-Baqarah: 285)
وَالَّذِينَ
آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ
مِنْهُمْ
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak
membeda-bedakan seorang pun di antara mereka. (An-Nisa: 152)
Masih banyak lagi ayat lainnya yang intinya memerintahkan kepada segenap kaum
mukmin untuk beriman kepada Allah, rasul-rasul-Nya, dan kitab-kitab-Nya. Akan
tetapi, bagi orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab terdapat
kekhususan. Demikian itu bila mereka beriman kepada kitab yang ada di tangan
mereka secara rinci; kemudian bila mereka masuk Islam, lalu mereka beriman pula
secara rinci kepada Al-Qur'an. maka bagi mereka dua pahala atas hal tersebut.
Bagi selain ahli kitab. sesungguhnya beriman kepada kitab-kitab terdahulu itu
hanya secara global saja, sebagaimana yang dijelaskan di dalam sebuah hadis
sahih, yaitu:
"إِذَا
حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلَا تُصَدِّقُوهُمْ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ،
وَلَكِنْ قُولُوا: آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ"
Apabila ahli kitab bercerita kepada kalian, janganlah kalian dustakan
mereka, jangan pula kalian percaya kepada mereka, m-lainkan katakanlah, "Kami
beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada
kalian"
Akan tetapi, adakalanya iman sebagian besar orang Arab kepada agama Islam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. lebih sempurna, lebih umum, dan lebih
mencakup daripada iman orang yang masuk Islam dari kalangan ahli kitab.
Sekalipun kaum ahli kitab yang masuk Islam itu beroleh pahala dua kali ditinjau
dari segi tersebut, maka orang lain selain mereka akan beroleh pahala yang jauh
lebih besar daripada dua kali lipat, berkat keimanannya yang dibarengi dengan
tasdiq (kepercayaan).
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 4"
Posting Komentar