Al-Baqoroh Ayat 34
Minggu, 13 Mei 2018
Add Comment
{وَإِذْ
قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى
وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34) }
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada
para malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali
iblis; ia enggan dan takabur, dan adalah dia termasuk golongan orang-orang yang
kafir.
Hal ini merupakan penghormatan yang besar dari Allah Swt. buat Adam dan dapat
dilimpahkan kepada keturunannya, yaitu ketika Allah Swt. memberitahukan bahwa
Dia telah memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud menghormati Adam.
Kenyataan ini diperkuat pula oleh banyak hadis yang menunjukkan bahwa hal
tersebut benar-benar terjadi. Antara lain ialah hadis mengenai syafaat yang
telah disebutkan di atas dan hadis yang mengisahkan Nabi Musa a.s., yaitu:
"رَبِّ،
أَرِنِي آدَمَ الَّذِي أَخْرَجَنَا ونفسَه مِنَ الْجَنَّةِ"، فَلَمَّا اجْتَمَعَ
بِهِ قَالَ: "أَنْتَ آدَمُ الَّذِي خَلَقَهُ اللَّهُ
بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَأَسْجَدَ لَهُ
مَلَائِكَتَهُ"
Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku Adam yang telah mengeluarkan diri
kami dan dirinya sendiri dari surga. Ketika Musa telah bersua dengannya, Musa
berkata, "Engkaukah Adam yang telah diciptakan oleh Allah dengan tangan
kekuasaan-Nya dan Dia meniupkan sebagian dari roh-Nya kepadamu dan memerintahkan
kepada para malaikat-Nya untuk bersujud kepadamu?"
Hadis secara lengkap akan diketengahkan kemudian, insya Allah.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Usman ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Bisyr
ibnu Imarah, dari Abu Rauq, dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas yang menceritakan
hal berikut. Pada awalnya iblis itu merupakan suatu golongan dari kalangan para
malaikat, mereka dikenal dengan sebutan jin. Iblis diciptakan dari api yang
sangat panas, yakni jin yang berada di antara para malaikat, nama aslinya adalah
Al-Haris; pada mulanya ia ditugaskan sebagai salah seorang penjaga surga. Tetapi
malaikat semuanya diciptakan dari nur yang berbeda dengan golongan iblis tadi.
Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa jin yang disebut di dalam Al-Qur'an
diciptakan dari nyala api, yakni dari lidah api yang paling ujungnya bila
menyala. Sedangkan manusia diciptakan dari tanah liat. Makhluk yang mula-mula
menghuni bumi adalah jin, lalu mereka membuat kerusakan, mengalirkan darah, dan
sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain. Maka Allah mengirimkan kepada
mereka iblis bersama sejumlah pasukan dari para malaikat. Mereka yang diutus
melakukan tugas ini dari kalangan makhluk yang dikenal dengan nama jin. Iblis
bersama para pengikutnya dapat menumpas makhluk jin hingga mengejar mereka
sampai ke pulau-pulau di berbagai lautan dan ke puncak-puncak bukit. Setelah
iblis dapat melakukan tugas tersebut, akhirnya dia merasa tinggi diri, dan
mengatakan, "Aku telah melakukan sesuatu hal yang belum pernah dilakukan oleh
seorang pun." Allah mengetahui hal itu yang tersimpan di balik hati iblis,
sedangkan para malaikat yang bersamanya tidak mengetahui hal itu. Lalu Allah
Swt. berfirman kepada para malaikat yang pernah diutus-Nya bersama iblis,
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi itu." Maka para
malaikat menjawab-Nya, "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, seperti
kerusakan yang pernah dilakukan oleh makhluk jin dan banyaknya darah mengalir
karena perbuatan mereka? Padahal sesungguhnya kami diutus untuk menumpas
mereka." Kemudian Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kalian ketahui." yakni "Aku mengetahui apa yang tersimpan di balik hati iblis
hal-hal yang tidak kalian ketahui, yaitu sifat ta-abur dan tinggi diri. Lalu
Allah memerintahkan agar dihadapkan kepada-Nya tanah liat untuk menciptakan
Adam, kemudian tanah itu dihadapkan kepada-Nya. Maka Allah menciptakan Adam dari
tanah liat, yakni tanah liat yang baik, berasal dari lumpur hitam yang diberi
bentuk dan berbau tidak enak. Sesungguhnya pada mulanya dari tanah, kemudian
menjadi tanah liat yang diberi bentuk; Allah menciptakan Adam dari tanah liat
itu dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri. Adam didiamkan tergeletak selama empat
puluh malam berupa jasad, sedangkan iblis selama itu selalu mendatanginya dan
memukulnya dengan kaki, maka tubuh Adam mengeluarkan suara (seperti suara
tembikar yang dipukul). Hal inilah yang disebut di dalam firman-Nya:
{مِنْ
صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ}
Yakni berbentuk sesuatu yang berongga dan tidak berisi. Kemudian iblis
memasuki mulutnya dan keluar dari duburnya, lalu masuk dari dubur dan ke luar
dari mulutnya. Selanjutnya iblis mengatakan, "Kamu bukanlah sesuatu untuk
dibunyikan dan karena apakah kamu diciptakan. Seandainya aku menguasaimu,
niscaya aku dapat membinasakanmu; dan seandainya kamu dapat menguasaiku, niscaya
aku akan membangkang terhadapmu." Ketika Allah meniupkan ke dalam tubuhnya
sebagian dari roh-Nya hal ini dilakukan mulai dari bagian kepalanya, maka tidak
sekali-kali sesuatu dari tiupan itu mengalir dalam tubuhnya melainkan berubah
menjadi daging dan darah. Ketika tiupan sampai pada bagian pusar, maka Adam
memandang ke arah tubuhnya dan ia merasa kagum dengan apa yang ia lihat pada
tubuhnya. Lalu Adam bangkit berdiri akan tetapi tidak mampu. Hal inilah yang
dimaksud oleh firman-Nya:
{وَكَانَ
الإنْسَانُ عَجُولا}
Manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra: 11); Maksudnya terburu-buru,
tidak mempunyai kesabaran dalam menghadapi kesukaran dan juga kedukaan. Setelah
peniupan roh ke dalam tubuhnya telah selesai, maka Adam bersin, lalu mengucapkan
alhamdulillahi rabbil 'alamina (segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam) melalui ilham dari Allah Swt., maka Allah berfirman menjawabnya, "Semoga
Allah mengasihani kamu, hai Adam." Kemudian Allah berfirman kepada para malaikat
yang bersama dengan iblis tadi secara khusus, bukan seluruh malaikat yang berada
di langit, "Sujudlah kalian kepada Adam!" Maka mereka semuanya sujud, kecuali
iblis; ia membangkang dan takabur karena di dalam dirinya telah muncul sifat
takabur dan tinggi diri. Iblis berkata, "Aku tidak mau sujud karena aku lebih
baik daripada dia dan lebih tua serta asalku lebih kuat. Engkau telah
menciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah liat.
Sesungguhnya api lebih kuat daripada tanah liat." Setelah iblis menolak sujud
kepada Adam, maka Allah menjauhkannya dari seluruh kebaikan dan menjadikannya
setan yang terkutuk sebagai hukuman atas kedurhakaannya. Kemudian Allah
mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruh benda, yaitu nama-nama yang dikenal
oleh manusia, misalnya manusia, binatang, bumi, dataran rendah, laut, gunung,
keledai, serta lain-lainnya yang serupa dari kalangan makhluk hidup dan
selainnya. Kemudian Allah mengemukakan nama-nama tersebut kepada para malaikat
yang tadinya bersama iblis, yakni mereka yang diciptakan dari api yang sangat
panas, lalu Allah berfirman kepada mereka: Sebutkanlah kepadaku nama
benda-benda itu. (Al-Baqarah: 31) Maksudnya, jelaskanlah kepadaku nama semua
benda itu. Dalam firman selanjutnya disebutkan: jika kalian memang
orang-orang yang benar. (Al-Baqarah: 31) Yakni jika memang kalian mengetahui
mengapa Aku menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Ketika para malaikat
mengetahui bahwa Allah murka terhadap mereka karena mereka berani mengatakan hal
yang gaib —padahal tiada yang mengetahui perkara gaib selain Allah semata— dan
mereka tidak mempunyai pengetahuan mengenai-nya, lalu mereka berkata:
Mahasuci Engkau. (Al-Baqarah: 32) Kalimat ini mengandung makna menyucikan
Allah, bahwa tiada seorang pun yang mengetahui hal yang gaib kecuali hanya Dia
semata. Dalam kalimat selanjutnya para malaikat mengatakan, "Kami bertobat
kepada-Mu." tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami. (Al-Baqarah: 32) Kalimat ini mengandung makna
kebersihan diri mereka dari pengetahuan mengenai hal yang gaib, tiada yang kami
ketahui melainkan apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami seperti apa yang
telah Engkau ajarkan kepada Adam. Kemudian Allah berfirman kepada Adam: Hai
Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. (Al-Baqarah: 33)
Allah memerintahkan kepada Adam agar menyebut nama semua benda itu. Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman,
"Bukankah sudah Kukatakan kepada kalian." (Al-Baqarah: 33) Hai para
malaikat yang khusus. bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi.
(Al-Baqarah: 33) sedangkan selain Aku tiada yang mengetahuinya. dan Aku
mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang kalian sembunyikan.
(Al-Baqarah: 33) Aku mengetahui semua yang kalian lahirkan dan mengetahui semua
yang kalian sembunyikan, Aku mengetahui rahasia seperti Aku mengetahui hal yang
terang-terangan. Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah mengetahui apa yang
disembunyikan oleh iblis di dalam hatinya, yaitu perasaan takabur dan tinggi
hati.
Pendapat ini garib (aneh), di dalamnya terdapat berbagai hal yang masih perlu
dipertimbangkan, bila dibahas memerlukan keterangan yang cukup panjang.
Penyandaran kepada Ibnu Abbas ini diriwayatkan oleh sebuah kitab tafsir yang
cukup terkenal.
As-Saddi di dalam kitab tafsirnya meriwayatkan dari Abu Malik dan dari Abu
Saleh, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud, dan dari sejumlah
sahabat Nabi Saw.; ketika Allah telah rampung dari menciptakan apa yang Dia
sukai, lalu Dia berkuasa di 'Arasy. Kemudian Allah menjadikan iblis sebagai raja
di langit dunia. Dia berasal dari suatu jenis malaikat yang dikenal dengan
sebutan jin; sesungguhnya iblis dinamakan 'jin' karena ia menjabat sebagai
penjaga surga. Dengan demikian, di samping sebagai raja di langit dunia, ia pun
sekaligus sebagai penjaga surga. Hal ini membuatnya merasa besar kepala, lalu
dia mengatakan, "Tidak sekali-kali Allah memberiku tugas ini melainkan karena
aku mempunyai kelebihan di atas para malaikat." Ketika iblis mulai congkak dan
Allah melihat apa yang tersembunyi di dalam diri iblis itu, maka Allah berfirman
kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi. (Al-Baqarah: 30) Maka malaikat berkata, "Wahai Tuhan Kami, apakah
yang terjadi pada khalifah itu?" Allah menjawab, "Kelak dia mempunyai keturunan
yang suka membuat kerusakan di bumi dan saling mendengki serta sebagian dari
mereka membunuh sebagian yang lain." Para malaikat bertanya, "Wahai Tuhan kami,
mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui." (Al-Baqarah: 30) Artinya,
Allah mengetahui apa yang tersimpan di dalam benak iblis. Kemudian Allah
memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil tanah liat. Tetapi
bumi berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari kamu agar kamu tidak
mengurangiku atau membuatku menjadi buruk." Maka Malaikat Jibril kembali tanpa
mengambilnya, dan ia berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya bumi meminta
perlindungan kepada-Mu," maka Aku beri dia perlindungan. Lalu Allah mengutus
Malaikat Mikail, dan bumi meminta perlindungan pula darinya, maka Ia memberinya
perlindungan. Akhirnya Malaikat Mikail kembali dan mengatakan seperti apa yang
dikatakan oleh Malaikat Jibril. Pada akhirnya Allah mengirimkan malaikat maut,
dan bumi meminta perlindungan darinya, tetapi malaikat maut berkata, "Dan aku
pun berlindung kepada Allah bila aku kembali, sedangkan perintah Allah belum aku
laksanakan." Lalu ia mengambil tanah liat dari muka bumi dan mengambilnya secara
acak bukan hanya dari satu tempat saja, lalu ia campur jadi satu, ada yang
merah, ada yang putih, dan ada yang hitam. Karena itu, keturunan Adam
bermacam-macam warna kulitnya. Malaikat maut membawanya naik dalam bentuk tanah
liat yang sebelumnya hanya berupa tanah. Tanah liat ialah tanah yang sebagian
melekat pada sebagian yang lainnya (lengket). Kemudian Allah berfirman kepada
para malaikat:
{إِنِّي
خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ * فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي
فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ}
Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah
Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan padanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah
kalian bersujud kepadanya. (Shad: 71-72)
Allah menciptakan Adam dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri agar iblis tidak
takabur terhadapnya dan dapat dikatakan, "Apakah kamu berani takabur kepada
orang yang Kujadikan dengan tangan kekuasaan-Ku sendiri, sedangkan Aku sendiri
tidak takabur terhadapnya karena menciptakannya sebagai manusia." Saat itu Adam
masih berupa tubuh dari tanah liat selama empat puluh tahun sejak hari
diciptakan, yaitu hari Jumat. Kemudian para malaikat. melewatinya dan mereka
terkejut tatkala melihatnya. Yang paling terkejut di kala melihatnya ialah
iblis. Lalu iblis melewatinya dan memukulnya, maka keluarlah suara dari tubuh
Adam sebagaimana suara tembikar bila dipukul, seperti yang dijelaskan oleh
firman-Nya:
{مِنْ
صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ}
dari tanah kering seperti tembikar. (Ar-Rahman: 14)
Iblis mengatakan, "Untuk tujuan apakah kamu diciptakan?" Lalu ia masuk dari
mulut dan keluar dari duburnya. Kemudian iblis berkata kepada para malaikat,
"Janganlah kalian takut kepada makhluk ini, karena sesungguhnya Tuhan kalian
Mahaperkasa, sedangkan makhluk ini berongga. Jika aku dapat menguasainya,
niscaya dia benar-benar akan kubinasakan." Setelah sampai waktu peniupan roh
yang dikehendaki oleh Allah, maka Allah berfirman kepada para malaikat, "Maka
apabila Kutiupkan padanya sebagian dari roh (ciptaan)-Ku, maka sujudlah kalian
kepadanya" Ketika roh mulai ditiupkan padanya dan roh masuk mulai dari
kepalanya, maka Adam bersin, lalu para malaikat berkata, ucapkanlah
alhamdulillah," maka Adam mengucapkan alhamdulillah (segala puji bagi Allah).
Allah menjawabnya dengan ucapan, "Semoga Tuhanmu mengasihani kamu." Ketika roh
sampai pada kedua matanya, maka Adam dapat melihat buah-buhan surga. Ketika roh
sampai pada perutnya, timbullah selera makannya, lalu ia melompat sebelum roh
sampai pada kedua kakinya karena tergesa-gesa ingin memetik buah surga. Yang
demikian itu dikisahkan melalui firman-Nya:
{خُلِقَ
الإنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ}
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. (Al-Anbiya: 37)
Kemudian semua malaikat sujud kepada Adam, kecuali iblis; ia menolak, tidak
mau ikut bersama-sama para malaikat yang sujud. Iblis membangkang dan takabur,
dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman kepada iblis, "Mengapa kamu
tidak mau bersujud kepada makhluk yang Kuciptakan dengan tangan kekuasaan-Ku
sendiri, ketika Kuperintahkan kamu melakukannya?" Iblis menjawab, "Aku lebih
baik daripada dia, aku tidak akan bersujud kepada manusia yang Engkau ciptakan
dari tanah liat" Lalu Allah berfirman kepadanya:
{أَنْ
تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ}
Turunlah kamu dari surga itu, karena tidak layak bagi kamu berlaku takabur
di dalamnya; maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang
hina. (Al-A'raf: 13)
As-sigar artinya hina. Lalu Allah Swt. berfirman: Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. (Al-Baqarah: 31)
Kemudian Allah mengemukakan benda-benda itu kepada para malaikat, lalu Allah
berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kalian memang
orang-orang yang benar. (Al-Baqarah: 31) bahwa Bani Adam gemar membuat
kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah. Maka para malaikat berkata:
Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana. Allah berfirman, "Hai Adam, beri tahukanlah kepada mereka
nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama
benda itu, Allah berfirman, "Bukankah sudah Kukatakan kepada kalian bahwa
sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang
kalian lahirkan dan apa yang kalian sembunyikan?" (Al-Baqarah: 32-33);
Ucapan para malaikat yang disitir oleh firman-Nya, yaitu: Mengapa Engkau
hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya. (Al-Baqarah: 30) merupakan apa yang mereka lahirkan. Sedangkan yang
disebut di dalam firman-Nya: dan (aku mengetahui) apa yang kalian
sembunyikan. (Al-Baqarah: 33) Maksudnya, Allah mengetahui apa yang
disembunyikan oleh iblis dalam hatinya yaitu perasaan tinggi diri (sombong).
Isnad yang sampai kepada para sahabat tersebut berpredikat masyhur di dalam
kitab tafsir As-Saddi, tetapi di dalamnya terdapat banyak hadis israiliyat;
barangkali sebagian di antaranya disisipkan, padahal bukan perkataan para
sahabat, atau mereka mengambilnya dari sebagian kitab-kitab terdahulu.
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak mengetengahkan banyak riwayat dengan
sanad yang sama, lalu ia mengatakan bahwa riwayat-riwayat tersebut dapat
diterima dengan syarat Imam Bukhari.
Tujuan utama pengetengahan riwayat-riwayat ini untuk menjelaskan bahwa
tatkala Allah Swt. memerintahkan kepada para malaikat untuk sujud kepada Adam,
maka iblis dimasukkan ke dalam kisah ini; karena sekalipun iblis bukan berasal
dari unsur malaikat, tetapi ia dapat menyerupai mereka dan dapat melakukan
hal-hal yang dilakukan oleh para malaikat. Karena itulah iblis dimasukkan ke
dalam khitab para malaikat dan menerima celaan karena menentang perintah Allah.
Masalah ini akan dibahas secara panjang lebar —insya Allah— dalam tafsir
firman-Nya:
{إِلا
إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ}
kecuali iblis, dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah
Tuhannya. (Al-Kahfi: 50)
Karena itulah Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Khallad ibnu Ata, dari
Tawus, dari Ibnu Abbas yang menceritakan, "Sebelum melakukan kedurhakaan, pada
mulanya iblis itu termasuk golongan malaikat, dikenal dengan nama 'Azazil. Ia
termasuk penduduk bumi, juga sebagai golongan malaikat yang sangat kuat
ijtihadnya dan paling banyak ilmunya. Karena itulah hal tersebut mendorongnya
bersikap takabur. Dia berasal dari suatu kabilah yang dikenal dengan nama
makhluk jin."
Di dalam riwayat dari Khallad, dari Ata, dari Tawus atau dari Mujahid, dari
Ibnu Abbas atau lainnya disebutkan riwayat yang semisal. Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami
Abbad (yakni Ibnul Awwam), dari Sufyan ibnu Husain, dari Ya’la ibnu Muslim, dari
Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan, "Pada mulanya iblis
bernama 'Azazil, termasuk golongan malaikat yang terhormat dan memiliki empat
buah sayap, kemudian menjadi iblis sesudah peristiwa tersebut."
Sunaid meriwayatkan dari Hajyaj, dari Ibnu Juraij yang mengatakan bahwa Ibnu
Abbas pernah mengatakan, "Pada awalnya iblis termasuk malaikat yang terhormat
dan paling disegani kabilahnya, dia ditugaskan sebagai penjaga surga dan
mempunyai kekuasaan di langit dunia, juga mempunyai kekuasaan di bumi." Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Ad-Dahhak dan lain-lain-nya, dari Ibnu
Abbas. Saleh maula Tau-amah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa sesungguhnya di
antara para malaikat terdapat suatu kabilah (golongan) yang dikenal dengan nama
jin. sedangkan iblis termasuk dari kalangan mereka. Iblis menguasai kawasan
antara langit dan bumi, lalu ia durhaka kepada Allah, maka Allah mengutuknya
menjadi setan yang laknat. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir. Qatadah mengatakan dari Sa'id ibnul Musayyab bahwa iblis itu pada mulanya
adalah pemimpin para malaikat langit dunia.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar,
telah menceritakan kepada kami Addi ibnu Abu Addi, dari Auf, dari Al-Hasan yang
menceritakan, "Iblis itu sama sekali bukan termasuk golongan malaikat, dan
sesungguhnya iblis itu asalnya dari golongan jin; seperti Adam, asalnya dari
golongan manusia." Sanad riwayat ini berpredikat sahih, dari Al-Hasan. Hal yang sama dikatakan
pula oleh Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam. Syahr ibnu Hausyab mengatakan, iblis itu adalah berasal dari golongan jin
yang diusir oleh para malaikat Sebagian dari malaikat ada yang menawannya, lalu
membawanya ke langit. Demikian riwayat Ibnu Jarir.
Sunaid ibnu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah
menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Yahya, dari Musa ibnu Numair dan
Usman ibnu Sa'id ibnu Kamil, dari Sa'id ibnu Mas'ud yang mengatakan, "Dahulu
para malaikat memerangi jin, dan iblis —yang saat itu masih kecil— tertawan,
lalu iblis hidup bersama para malaikat dan ikut beribadah dengan mereka. Ketika
para malaikat diperintahkan sujud kepada Adam, mereka sujud, kecuali iblis, ia
membangkang." Karena itulah disebutkan di dalam firman-Nya: kecuali iblis,
dia adalah dari golongan jin. (Al-Kahfi: 50)
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sinan
Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Abu Asim, dari Syarik, dari seorang
lelaki, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan: Allah menciptakan suatu
makhluk (Adam), lalu Dia berfirman, "Sujudlah kalian kepada Adam!" Tetapi mereka
berkata, "Kami tidak mau melakukannya." Maka Allah mengirimkan api kepada
mereka, dan api itu membakar mereka. Kemudian Allah menciptakan makhluk lainnya
dan berfirman: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.
(Shad: 71) Lalu Allah berfirman, "Sujudlah kalian kepada Adam!" Tetapi mereka
menolak, maka Allah mengirimkan api kepada mereka, dan api itu membakar mereka.
Kemudian Allah menciptakan mereka, lalu berfirman, "Sujudlah kalian kepada
Adam!" Mereka menjawab, "Ya," dan iblis termasuk di antara mereka yang menolak,
tidak mau sujud kepada Adam.
Riwayat ini garib (aneh) dan hampir dapat dikatakan tidak sah sanadnya,
mengingat di dalamnya terdapat seorang perawi yang namanya tidak disebutkan; hal
seperti ini tidak dapat dijadikan sebagai hujah. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj,
telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah menceritakan kepada kami Saleh
ibnu Hayyan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Buraidah sehubungan
dengan makna firman-Nya: ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
(Al-Baqarah: 34) Yakni termasuk orang-orang yang membangkang, akhirnya mereka
dibakar oleh api.
Abu Ja'far meriwayatkan dari Ar-Rabi', dari Abul Aliyah sehubungan dengan
makna firman-Nya: ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
(Al-Baqarah: 34) Yang dimaksud dengan kafir ialah orang yang durhaka. Sehubungan dengan makna ayat ini As-Saddi mengatakan, yang dimaksud dengan
orang-orang kafir ialah mereka yang belum diciptakan oleh Allah saat itu, tetapi
baru ada jauh sesudah masa itu.
Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa iblis sejak semula diciptakan
oleh Allah ditakdirkan berbuat kekufuran dan kesesatan, tetapi beramal seperti
amalnya para malaikat; kemudian Allah menjadikannya sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan-Nya sejak semula, yaitu kafir, sebagaimana dinyatakan oleh
firman-Nya: ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al-Baqarah: 34)
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan (ingatlah)
ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam!"
(Al-Baqarah: 34) Karena taat kepada Allah, maka dilakukan sujud kepada Adam.
Allah memuliakan Adam dengan memerintahkan para malaikat-Nya bersujud
kepadanya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sujud ini merupakan penghormatan dan salam
serta memuliakan, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman Allah
Swt.:
{وَرَفَعَ
أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا
تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا}
Dan ia menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka
(semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan Yusuf berkata, "Wahai
ayahku, inilah takbir mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah
menjadikannya suatu kenyataan.” (Yusuf: 100)
Di masa lalu hal ini memang diperbolehkan di kalangan umat-umat terdahulu,
tetapi dalam agama kita hal ini telah di-mansukh. Mu'az mengatakan hadis
berikut:
قَدِمْتُ
الشَّامَ فَرَأَيْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَعُلَمَائِهِمْ، فَأَنْتَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَحَقُّ أَنْ يُسْجَدَ لَكَ، فَقَالَ: "لَا لَوْ كُنْتُ آمِرًا
بَشَرًا أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
مِنْ عِظَمِ حَقِّهِ عَلَيْهَا"
Ketika aku tiba di negeri Syam, kulihat mereka sujud kepada uskup-uskup dan
ulamanya. Maka engkau, wahai Rasulullah, adalah orang yang lebih berhak untuk
disujudi. Lalu Rasul Saw. bersabda, "Tidak, seandainya aku boleh
memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan
kepada wanita agar sujud kepada suaminya, karena besarnya hak suami atas
dirinya."
Pendapat ini dinilai rajih oleh Ar-Razi.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sujud tersebut hanya ditujukan kepada Allah
Swt., sedangkan Adam sebagai kiblat (arah)nya, seperti pengertian yang
terkandung di dalam firman-Nya:
{أَقِمِ
الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ}
Akan tetapi, pengertian kias ini masih perlu dipertimbangkan, dan yang paling
kuat adalah pendapat pertama tadi, yaitu yang mengatakan bahwa sujud kepada Adam
sebagai penghormatan dan salam serta memuliakannya. Hal ini termasuk taat kepada
Allah Swt. karena Allah memerintahkannya.
Pendapat ini dinilai kuat oleh Ar-Razi di dalam kitab tafsirnya, sedangkan
dua pendapat lainnya dinilainya lemah, yaitu pendapat yang mengatakan bahwa Adam
dianggap sebagai kiblatnya, mengingat hal ini tidak menggambarkan sebagai suatu
kehormatan. Pendapat yang kedua ialah yang mengatakan bahwa sujud tersebut
berupa tunduk, bukan membungkukkan badan dan meletakkan dahi di tanah; tetapi
pendapat ini pun dinilai lemah oleh Ar-Razi.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka sujudlah
mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir. (Al-Baqarah: 34) Musuh Allah alias iblis dengki
terhadap Adam a.s. karena kehormatan yang telah diberikan oleh Allah Swt kepada
Adam, dan ia berkata, "Aku berasal dari api, sedangkan dia dari tanah." Hal
tersebut merupakan permulaan dosa besar, yaitu takabur iblis —musuh Allah—
karena tidak mau sujud kepada Adam a.s.
Menurut kami, di dalam sebuah hadis sahih telah disebutkan:
"لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ
كِبْرٍ"
tidak dapat masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat sifat
takabur sekalipun seberat biji sawi.
Di dalam hati iblis terdapat sifat takabur, kekufuran, dan keingkaran yang
mengakibatkan dirinya terusir dan dijauhkan dari rahmat Allah dan dari sisi-Nya.
Sebagian ahli i'rab mengartikan firman-Nya, "Wa-kana minal kafirin,"
maksudnya 'jadilah dia (iblis) termasuk golongan orang-orang yang kafir karena
menolak untuk bersujud'. Perihalnya sama dengan firman Allah Swt lainnya,
yaitu:
{فَكَانَ
مِنَ الْمُغْرَقِينَ}
{فَتَكُونَا
مِنَ الظَّالِمِينَ}
yang menyebabkan kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.
(Al-Baqarah: 35)
Seorang penyair mengatakan:
بِتَيْهَاءَ قَفْرٌ وَالْمَطِيُّ كَأَنَّهَا قَطَا الْحُزْنِ قَدْ كَانَتْ
فِرَاخًا بُيُوضُهَا ...
Di padang yang tandus, sedangkan unta
kendaraan itu seakan-akan seperti burung qata yang kembali menjadi anak yang
baru ditetaskan dari telurnya.
Menurut Ibnu Faurak, bentuk lengkap dari ayat tersebut ialah bahwa iblis itu
menurut ilmu Allah tergolong ke dalam orang-orang yang kafir. Pendapat ini
dinilai kuat oleh Al-Qurtubi. Dalam pembahasannya Al-Qurtubi menyebutkan suatu
masalah; dia mengatakan bahwa ulama kita mengatakan, "Orang yang ditampakkan
oleh Allah Swt. beberapa karamah dan hal-hal yang bertentangan dengan hukum alam
melalui tangannya, hal tersebut bukan merupakan bukti yang menunjukkan
kewaliannya." Pendapatnya ini berbeda dengan pendapat sebagian orang dari
kalangan ahli sufi dan golongan Rafidah. Kemudian Al-Qurtubi mengemukakan alasan
yang memperkuat pendapatnya itu, "Kami tidak dapat memastikan terhadap orang
yang dapat melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum alam, bahwa dia
dapat memenuhi Allah melalui imannya. Orang yang bersangkutan sendiri tidak
dapat memastikan bagi dirinya akan hal tersebut. Dengan kata lain, predikat
kewalian masih belum dapat dipastikan hanya karena perkara tersebut."
Menurut pendapat kami memang ada sebagian ulama yang menyimpulkan bahwa hal
yang khariq (bertentangan dengan hukum alam) itu adakalanya keluar dari orang
yang bukan wali, bahkan keluar dari orang yang berpredikat pendurhaka, juga
orang kafir. Sebagai dalilnya ialah sebuah hadis yang menyatakan perihal Ibnu
Sayyad, dia mengatakan dukh (kabut) ketika Rasulullah Saw. menyembunyikan
sesuatu masalah terhadapnya, yakni firman-Nya:
{فَارْتَقِبْ
يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ}
Juga melalui hal-hal yang dilakukannya, yaitu bahwa tubuhnya (Ibnu Sayyad)
menjadi membesar hingga memenuhi jalan bila sedang marah, hingga Abdullah ibnu
Umar memukulnya. Juga banyak hadis yang menceritakan perihal Dajjal yang banyak
melakukan hal-hal yang khariq. Antara lain dia memerintahkan kepada langit untuk
menurunkan hujan, maka langit pun segera menurunkan hujan; dan bila ia
memerintahkan kepada bumi untuk mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, maka bumi pun
segera mengeluarkan tumbuh-tumbuhan. Hal khariq lainnya yang dapat dilakukan
oleh Dajjal ialah perbendaharaan bumi selalu mengikutinya bagaikan laron.
Disebut pula bahwa Dajjal membunuh seorang pemuda, kemudian menghidupkannya
kembali, masih banyak hal lain dari perkara-perkara yang ajaib dilakukan oleh
Dajjal.
Yunus ibnu Abdul A’la As-Sadfi pernah bercerita kepada Imam Syafii, bahwa
Al-Lais ibnu Sa'd pernah mengatakan, "Apabila kalian melihat seorang lelaki
berjalan di atas air dan terbang di udara, maka janganlah kalian teperdaya
sebelum kalian mengemukakan perkaranya ke dalam penilaian Al-Qur'an dan
sunnah." Imam Syafii mengatakan bahwa Al-Lais rahimahullah memakai kata qasr
dalam ungkapannya, yaitu: "Bahkan apabila kalian melihat seorang lelaki dapat
berjalan di atas air dan terbang di udara, janganlah kalian teperdaya oleh
sikapnya itu sebelum kalian mengemukakan perkaranya ke dalam penilaian Al-Qur'an
dan sunnah."
Ar-Razi dan lain-lainnya meriwayatkan pendapat kalangan para ulama sehubungan
dengan masalah berikut, yaitu: Apakah yang diperintahkan sujud kepada Adam hanya
khusus malaikat yang ada di bumi, ataukah umum mencakup semua malaikat, baik
yang ada di bumi maupun yang ada di langit? Masing-masing dari kedua pendapat
tersebut didukung oleh segolongan ulama yang menyetujui pendapatnya.
Akan tetapi, makna lahiriah ayat menunjukkan pengertian umum, karena di
dalamnya disebutkan:
{فَسَجَدَ
الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ * إِلا إِبْلِيسَ}
Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali
Iblis. (Al-Hijr: 30-31)
Alasan-alasan yang telah dikemukakan dalam pembahasan ini memperkuat
pengertian yang menunjukkan makna umum (mencakup semua malaikat).
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 34"
Posting Komentar