Al-Baqoroh Ayat 31-33
Minggu, 13 Mei 2018
Add Comment
وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ
أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31) قَالُوا
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ
الْحَكِيمُ (32) قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا
أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33)
}
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu
berfirman, "Sebutkanlah nama benda-benda itu jika kalian memang orang-orang yang
benar!" Mereka menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Mahabijaksana." Allah berfirman, "Hai Adam, beri tahukanlah
kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka
nama-nama benda itu. Allah berfirman, "Bukankah sudah Ku-katakan kepada kalian,
bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa
yang kalian lahirkan dan apa yang kalian sembunyikan?"
Hal ini merupakan sebutan yang dikemukakan oleh Allah Swt., di dalamnya
terkandung keutamaan Adam atas malaikat berkat apa yang telah dikhususkan oleh
Allah baginya berupa ilmu tentang nama-nama segala sesuatu, sedangkan para
malaikat tidak mengetahuinya. Hal ini terjadi sesudah para malaikat
diperintahkan untuk bersujud kepada Adam.
Sesungguhnya bagian ini didahulukan atas bagian tersebut (yang mengandung
perintah Allah kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam) karena bagian
ini mempunyai kaitan erat dengan keti-aktahuan para malaikat tentang hikmah
penciptaan khalifah, yaitu di saat mereka menanyakan hal tersebut. Kemudian
Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui.
Karena itulah Allah menyebutkan bagian ini sesudah hal tersebut, untuk
menjelaskan kepada mereka keutamaan Adam, berkat kelebihan yang dimilikinya di
atas mereka berupa ilmu pengetahuan tentang nama-nama segala sesuatu. Untuk itu
Allah Swt. berfirman,
{وَعَلَّمَ
آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا}
As-Saddi mengatakan dari orang yang menceritakannya dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. (Al-Baqarah: 31) Bahwa Allah Swt. mengajarkan kepada Adam nama-nama semua anaknya seorang demi seorang, dan nama-nama seluruh hewan, misalnya ini keledai, ini unta, ini kuda, dan seterusnya.
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai makna firman-Nya ini, bahwa yang dimaksud ialah nama-nama yang dikenal oleh manusia, misalnya manusia, hewan, langit, bumi, dataran rendah, laut, kuda, keledai, dan nama-nama makhluk yang serupa lainnya.
Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari hadis Asim ibnu Kulaib, dari Sa'id ibnu Ma'bad, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa Allah mengajarkan nama piring dan panci kepada Adam. Ibnu Abbas mengatakan, "Memang benar diajarkan pula nama angin yang keluar dari dubur."
Menurut Mujahid, makna ayat ini ialah Allah mengajarkan kepada Adam nama semua hewan, semua jenis burung, dan nama segala sesuatu. Hal yang sama dikatakan pula oleh riwayat dari Sa'id ibnu Jubair, Qatadah, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf, bahwa Allah mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu. Ar-Rabi' dalam salah satu riwayatnya mengatakan bahwa yang dimaksud ialah nama-nama malaikat. Hamid Asy-Syami mengatakan nama-nama bintang-bintang. Abdur Rahman ibnu Zaid mengatakan bahwa Allah mengajarkan kepadanya nama-nama seluruh keturunannya.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa Allah mengajarkan kepadanya nama-nama para malaikat dan nama-nama anak cucunya, karena Allah Swt. berfirman:
{ثُمَّ
عَرَضَهُمْ}
Kalimat ini menunjukkan pengertian makhluk yang berakal. Tetapi apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir ini bukan merupakan suatu hal yang pasti kebenarannya, mengingat tidak mustahil bila di antara mereka termasuk jenis lain yang tidak berakal, kemudian diungkapkan keseluruhannya dalam bentuk sigat makhluk yang berakal sebagai suatu prioritas, seperti pengertian yang terkandung di dalam firman Allah lainnya, yaitu:
{وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ
يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ}
Sahabat Abdullah ibnu Mas'ud membacanya summa aradahunna, sedangkan Ubay ibnu Ka'b membacanya summa aradaha, yakni kemudian Allah mengemukakan nama-nama itu kepada para malaikat. Menurut pendapat yang sahih, Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama segala sesuatu, yakni semua zat, sifat dan karakternya —seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas— hingga nama angin yang keluar dari dubur, yakni nama-nama semua zat dan karakternya dalam bentuk mukabbar dan musaggar.
Karena itu, Imam Bukhari dalam tafsir ayat ini pada Kitabut Tafsir, bagian dari kitab Sahih-nya, mengatakan:
حَدَّثَنَا
مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، حَدَّثَنَا
قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ لِي خَلِيفَةُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيع،
حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ -: "يَجْتَمِعُ الْمُؤْمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
فَيَقُولُونَ: لَوِ اسْتَشْفَعْنَا إِلَى رَبِّنَا؟ فَيَأْتُونَ آدَمَ
فَيَقُولُونَ: أَنْتَ أَبُو النَّاسِ، خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَأَسْجَدَ لَكَ
مَلَائِكَتَهُ، وَعَلَّمَكَ أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ، فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ
رَبِّكَ حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذَا، فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ،
ويذكر ذنبه فيستحي؛ ائْتُوا نُوحًا فَإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ
إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ، فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُم. وَيَذْكُرُ
سُؤَالَهُ رَبَّهُ مَا لَيْسَ لَهُ بِهِ عِلْمٌ فيستحي. فَيَقُولُ: ائْتُوا خَلِيلَ
الرَّحْمَنِ، فَيَأْتُونَهُ، فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكم؛ فَيَقُولُ: ائْتُوا مُوسَى
عَبْدًا كَلمه اللَّهُ، وَأَعْطَاهُ التَّوْرَاةَ، فَيَأْتُونَهُ، فَيَقُولُ:
لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ قَتْلَ النفس بغير نفس، فيستحي مِنْ رَبِّهِ؛
فَيَقُولُ: ائْتُوا عِيسَى عَبْدَ اللَّهِ ورسولَه وكَلِمةَ اللَّهِ وَرُوحَهُ،
فَيَأْتُونَهُ، فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُم، ائْتُوا مُحَمَّدًا عَبْدًا غَفَر
اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، فَيَأْتُونِي،
فَأَنْطَلِقُ حَتَّى أَسْتَأْذِنَ عَلَى رَبِّي، فيُؤذن لِي، فَإِذَا رَأَيْتُ
رَبِّي وقعتُ سَاجِدًا، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ يُقَالُ: ارْفَعْ
رَأْسَكَ، وَسَلْ تعطه، وقل يُسْمَع،
وَاشْفَعْ تُشَفَّع، فَأَرْفَعُ رَأْسِي، فَأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يعلمُنيه، ثُمَّ
أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا فَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ، ثُمَّ أَعُودُ إِلَيْهِ،
وَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي مِثْلَهُ ، ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا
فَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ ، ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَقُولُ: مَا بَقِيَ فِي
النَّارِ إِلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ وَوَجَبَ عَلَيْهِ
الْخُلُودُ"
Demikian menurut hadis yang diketengahkan oleh Imam Bukhari dalam bab ini. Hadis yang sama telah diketengahkan pula oleh Imam Muslim dan Imam Nasai melalui hadis Hisyam (yaitu Ibnu Abu Abdullah Ad-Dustuwa'i), dari Qatadah dengan lafaz yang sama. Imam Muslim, Imam Nasai, dan Ibnu Majah telah mengetengahkan pula hadis ini melalui hadis Sa'id (yaitu Ibnu Abu Arubah), dari Qatadah.
Kaitan pengetengahan hadis ini dan tujuan utamanya ialah menyimpulkan sabda Rasulullah Saw. yang mengatakan:
"فَيَأْتُونَ
آدَمَ فَيَقُولُونَ: أَنْتَ أَبُو النَّاسِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَأَسْجَدَ
لَكَ مَلَائِكَتَهُ، وَعَلَّمَكَ أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ"
Hadis ini menunjukkan bahwa Allah Swt. telah mengajarkan kepada Adam nama-nama semua makhluk. Karena itu, disebutkan di dalam firman-Nya:
{ثُمَّ
عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ}
Makna yang dimaksud ialah semua nama-nama tersebut, seperti yang dikatakan oleh Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Qatadah. Qatadah mengatakan, setelah itu Allah mengemukakan nama-nama tersebut kepada para malaikat, lalu Allah Swt. berfirman:
{فَقَالَ
أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}
As-Saddi di dalam kitab tafsirnya meriwayatkan dari Abu Malik dan dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud serta dari sejumlah sahabat sehubungan dengan makna firman-Nya, "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya," kemudian dia mengemukakan makhluk-makhluk itu kepada para malaikat. Menurut Ibnu Juraij, dari Mujahid, setelah itu Allah mengemukakan semua makhluk yang diberi nama-nama itu kepada para malaikat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepadaku Al-Hajjaj, dari Jarir ibnu Hazim dan Mubarak ibnu Fudalah, dari Al-Hasan dan Abu Bakar, dari Al-Hasan dan Qatadah; keduanya mengatakan bahwa Allah mengajarkan kepada Adam nama segala sesuatu, dan Allah menyebutkan segala sesuatu dengan namanya masing-masing serta Dia mengemukakannya kepada Adam satu kelompok demi satu kelompok.
Dengan sanad yang sama dari Al-Hasan dan Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Jika kalian memang orang-orang yang benar. (Al-Baqarah: 31) disebutkan bahwa sesungguhnya Aku tidak sekali-kali menciptakan makhluk melainkan kalian (para malaikat) lebih mengetahui daripada dia (Adam), maka sebutkanlah kepada-Ku nama-nama semuanya itu jika memang kalian orang-orang yang benar.
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, "In kuntum sadiqin" yakni jika kalian memang mengetahui bahwa Aku tidak usah menjadikan seorang khalifah di muka bumi. As-Saddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud, dan dari sejumlah sahabat sehubungan dengan makna firman-Nya, "In kuntum sadiqin" yakni jika kalian memang orang-orang yang benar bahwa Bani Adam suka membuat kerusakan di muka bumi dan gemar mengalirkan darah. Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang paling utama dalam masalah ini ialah takwil Ibnu Abbas dan orang-orang yang sependapat dengannya.
Makna hal tersebut ialah bahwa Allah Swt berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda yang telah Kukemukakan kepada kalian, hai malaikat yang mengatakan, 'Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah? Apakah dari kalangan selain kami atau dari kalangan kami? Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau,' jika kalian memang orang-orang yang benar dalam pengakuannya. Jika Aku menjadikan khalifah-Ku di muka bumi dari kalangan selain kalian, niscaya dia durhaka kepada-Ku, begitu pula keturunannya, lalu mereka membuat kerusakan dan mengalirkan darah. Tetapi jika Aku menjadikan khalifah di muka bumi dari kalangan kalian, niscaya kalian taat kepada-Ku dan mengikuti semua perintah-Ku dengan mengagungkan dan menyucikan-Ku. Apabila kalian tidak mengetahui nama-nama mereka yang Kuketengahkan kepada kalian dan kalian saksikan sendiri, berarti terhadap semua hal yang belum ada dari hal-hal yang akan ada —hanya belum diwujudkan— kalian lebih tidak mengetahui lagi."
*********
{قَالُوا
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ
الْحَكِيمُ}
Ayat ini menerangkan tentang sanjungan para malaikat kepada Allah dengan menyucikan dan membersihkan-Nya dari semua pengetahuan yang dikuasai oleh seseorang dari ilmu-Nya, bahwa hal itu tidak ada kecuali menurut apa yang dikehendaki-Nya. Dengan kata lain, tidaklah mereka mengetahui sesuatu pun kecuali apa yang diajarkan oleh Allah Swt. kepada mereka.
Karena itulah para malaikat berkata dalam jawabannya: Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (Al-Baqarah: 32) Yakni Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Mahabijaksana dalam ciptaan dan urusan-Mu serta dalam mengajarkan segala sesuatu yang Engkau kehendaki serta mencegah segala sesuatu yang Engkau kehendaki, hanya Engkaulah yang memiliki kebijaksanaan dan keadil-an yang sempurna dalam hal ini.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Gayyas, dari Hajjaj, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna kalimat subhanallah; hal itu artinya pujian Allah kepada diri-Nya sendiri yang menyucikan-Nya dari semua keburukan.
Kemudian Umar pernah bertanya kepada Ali, sedangkan teman-teman sahabat Umar berada di hadapannya, "Kalau makna kalimah La ilaha illallah telah kami ketahui, apakah makna subhanallah? Ali k.w. menjawab, "Ia merupakan suatu kalimat yang disukai oleh Allah buat diri-Nya, dan Dia rela serta suka bila diucapkan."
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Nadr ibnu Addi yang menceritakan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Maimun ibnu Mihran tentang makna kalimat subhanallah. Maka Maimun menjawab, "Nama untuk mengagungkan Allah dan menjauhkan-Nya dari semua keburukan."
********
{قَالَ
يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ}
Allah berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah
berfirman, "Bukankah sudah Kukatakan kepada kalian, sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang
kalian sembunyikan." (Al-Baqarah: 33)
Zaid ibnu Aslam mengatakan, Adam menyebutkan semua nama, antara lain: "Kamu
Jibril, kamu Mikail, dan kamu Israfil," dan nama semua makhluk satu persatu
hingga sampai pada nama burung gagak. Mujahid mengatakan, sehubungan dengan firman-Nya: Allah berfirman, "Hai
Adam, beri tahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini" (Al-Baqarah: 33)
Menurutnya, yang disebut adalah nama burung merpati, burung gagak, dan nama-nama
segala sesuatu. Diriwayatkan hal yang semisal dari Sa'id ibnu Jubair, Al-Hasan,
dan Qatadah.
Setelah keutamaan Adam a.s. tampak jelas oleh para malaikat karena dia telah
menyebutkan nama-nama segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Allah kepadanya,
(sedangkan para malaikat tidak menge-tahuinya), maka Allah berfirman kepada para
malaikat: Bukankah sudah Kukatakan kepada kalian, bahwa sesungguhnya Aku
mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian lahirkan dan
apa yang kalian sembunyikan? (Al-Baqarah: 33)
Dengan kata lain, Allah bermaksud 'bukankah Aku sudah menjelaskan kepada
kalian bahwa Aku mengetahui yang gaib, yakni yang Lahir dan yang tersembunyi".
Makna ayat ini sama dengan ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
{وَإِنْ
تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى}
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui
rahasia dan yang lebih tersembunyi. (Thaha: 7)
Sama juga dengan firman-Nya yang menceritakan perihal burung Hudhud di saat
ia berkata kepada Nabi Sulaiman, yaitu:
{أَلا
يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ * اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ}
agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di
langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang
kalian nyatakan. Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang
mempunyai 'Arasy yang besar. (An-Naml: 25-26)
Menurut pendapat yang lain sehubungan dengan makna firman-Nya: dan
mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang kalian sembunyikan.
(Al-Baqarah: 33) Makna ayat ini tidaklah seperti apa yang kami sebutkan di atas.
Sehubungan dengan pendapat ini Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas
mengenai makna firman-Nya, "Wa a'lamu ma tubduna wama kuntum taktumun,"
bahwa makna yang dimaksud ialah 'Aku mengetahui rahasia sebagaimana Aku
mengetahui hal-hal yang lahir'. Dengan kata lain, Allah mengetahui apa yang
tersembunyi di balik hati iblis, yaitu perasaan takabur dan tinggi diri.
As-Saddi meriwayatkan dari Abu Malik dan dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas,
juga dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud serta dari sejumlah sahabat sehubungan dengan
ucapan para malaikat yang disitir oleh firman-Nya: Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah. (Al-Baqarah: 30) hingga akhir ayat. Hal inilah yang
dimaksudkan dengan apa yang mereka lahirkan. Sedangkan mengenai firman-Nya:
dan (Aku mengetahui) apa yang kalian sembunyikan. (Al-Baqarah: 33)
Maksudnya, apa yang disembunyikan oleh iblis di dalam hatinya berupa sifat
takabur.
Hal yang sama dikatakan pula oleh Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, As-Saddi,
Ad-Dahhak, dan As-Sauri. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir. Abul Aliyah, Ar-Rabi' ibnu Anas, Al-Hasan, dan Qatadah me-ngatakan bahwa yang
dimaksud adalah ucapan para malaikat yang mengatakan, "Tidak sekali-kali Tuhan
kami menciptakan suatu makhluk melainkan kami lebih alim dan lebih mulia di
sisi-Nya daripada dia." Abu Ja'far Ar-Razi meriwayatkan dari Ar-Rabi' ibnu Anas sehubungan dengan
makna firman-Nya: Dan Aku mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang
kalian sembunyikan. (Al-Baqarah: 33) Disebutkan bahwa termasuk di antara apa
yang dilahirkan oleh mereka (para malaikat) ialah ucapan mereka.”Mengapa Engkau
hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan mengalirkan darah?" Sedangkan di antara apa yang mereka sembunyikan ialah
ucapan mereka di antara sesamanya, yaitu "tidak sekali-kali Tuhan kita
menciptakan suatu makhluk kecuali kita lebih alim dan lebih mulia daripadanya".
Tetapi akhirnya mereka mengetahui bahwa Allah mengutamakan Adam di atas diri
mereka dalam hal ilmu dan kemuliaan.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam dalam
kisah para malaikat dan Adam, bahwa Allah berfirman kepada para malaikat,
"Sebagaimana kalian tidak mengetahui nama-nama benda-benda ini, maka kalian pun
tidak mempunyai ilmu. Sesungguhnya Aku hanya bermaksud menjadikan mereka agar
membuat kerusakan di bumi, dan hal ini sudah Kuketahui dan telah berada di dalam
pengetahuan-Ku. Akan tetapi, Aku pun menyembunyikan dari kalian suatu hal, yaitu
bahwa Aku hendak menjadikan di bumi itu orang-orang yang durhaka kepada-Ku dan
orang-orang yang taat kepada-Ku." Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan,
telah ditetapkan oleh Allah melalui firman-Nya:
{لأمْلأنَّ
جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ}
Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia
bersama-sama. (As-Sajdah: 13, Hud: 119)
Sedangkan para malaikat belum mengetahui dan belum mengerti hal ini. Ketika
mereka melihat apa yang telah dianugerahkan Allah kepada Adam berupa ilmu,
akhirnya mereka mengakui kelebihan Adam atas diri mereka. Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang paling utama sehubungan dengan masalah
ini ialah pendapat Abbas, yaitu yang mengatakan bahwa makna firman-Nya: dan
Aku mengetahui apa yang kalian lahirkan.... (Al-Baqarah: 33) Artinya "Aku,
di samping pengetahuan-Ku tentang hal yang gaib di langit dan di bumi,
mengetahui apa yang kalian lahirkan melalui lisan kalian dan apa yang kalian
sembunyikan di dalam diri kalian. Maka tiada sesuatu pun yang tersembunyi
bagi-Ku. Rahasia dan terang-terangan kalian bagi-Ku sama saja, tidak ada
bedanya, semuanya Kuketahui." Hal yang mereka lahirkan melalui lisan mereka
adalah ucapan mereka yang mengatakan, "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya?" Apa yang mereka
sembunyikan ialah hal-hal yang tersimpan di dalam diri iblis (yang pada asalnya
adalah dari kalangan malaikat pula), yaitu menentang Allah dalam
perintah-perintah-Nya dan bersikap takabur, tidak mau taat kepada-Nya.
Selanjutnya Ibnu Jarir mengatakan bahwa pengertian ini diperbolehkan,
mengingat perihalnya sama dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang Arab,
"Qutilal jaisyu wahuzimu (pasukan itu banyak yang terbunuh dan terpukul
mundur)." Padahal sesungguhnya yang terbunuh hanya satu orang atau sebagian dari
pasukan, dan yang terpukul mundur (kalah) hanyalah satu orang atau sebagian dari
pasukan. Tetapi dalam pemberitaannya disebutkan bahwa yang terbunuh dan yang
terpukul mundur adalah semua pasukan. Pengertiannya sama dengan makna yang
terkandung di dalam firman-Nya:
{إِنَّ
الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِنْ وَرَاءِ الْحُجُرَاتِ}
Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu)
(Al-Hujurat: 4)
Sesungguhnya yang melakukan panggilan seperti itu hanyalah seseorang dari
kalangan Bani Tamim, bukan semuanya. Menurut Ibnu Jarir, demikian pula pengertian makna yang terkandung di dalam
firman-Nya: Dan Aku mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang kalian
sembunyikan. (Al-Baqarah: 33)
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 31-33"
Posting Komentar