Al-Baqoroh Ayat 284
Selasa, 15 Mei 2018
Add Comment
{لِلَّهِ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ
أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ
مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (284) }
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian
atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan
kalian tentang perbuatan itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya
dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu.
Allah Swt. memberitakan bahwa kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi serta
apa yang ada padanya yang ada di antara keduanya. Dia mengetahui semua yang ada
di dalamnya, tiada yang samar bagi-Nya semua hal yang tampak dan yang
tersembunyi serta yang tersimpan di dalam hati, sekalipun sangat kecil dan
sangat samar.
Allah Swt. memberitahukan pula bahwa Dia kelak akan melakukan hisab
(perhitungan) terhadap hamba-hamba-Nya atas semua yang telah mereka lakukan dan
mereka sembunyikan di dalam hati mereka. Seperti yang diungkapkan oleh
firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
قُلْ
إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ
مَا فِي السَّماواتِ وَما فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ
Katakanlah, "Jika kalian menyembunyikan apa yang ada dalam hati kalian
atau kalian melahirkannya, pasti Allah mengetahui." Allah mengetahui apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu. (Ali Imran: 29)
يَعْلَمُ
السِّرَّ وَأَخْفى
Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. (Thaha: 7)
Ayat-ayat mengenai hal ini sangat banyak, dan dalam ayat ini disebutkan
keterangan yang lebih, yaitu Allah Swt akan melakukan perhitungan terhadap hal
tersebut. Karena itulah ketika ayat ini diturunkan, para sahabat merasa keberatan dan
takut terhadap apa yang disebutkan oleh ayat ini serta takut terhadap hisab
Allah yang akan dilakukan atas diri mereka menyangkut semua amal perbuatan
mereka yang besar dan yang sekecil-kecilnya. Perasaan ini timbul dalam hati
mereka karena iman dan keyakinan mereka sangat kuat.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ - يَعْنِي
الْعَلَاءَ -عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِلَّهِ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ
تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ
يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} اشْتَدَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثم جَثَوْا عَلَى الرُّكَبِ، وَقَالُوا: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، كُلِّفْنَا مِنَ الْأَعْمَالِ مَا نُطيق: الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ
وَالْجِهَادُ وَالصَّدَقَةُ، وَقَدْ أُنْزِلَ عَلَيْكَ هَذِهِ الْآيَةُ وَلَا
نُطِيقُهَا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"أَتُرِيدُونَ أَنْ تَقُولُوا كَمَا قَالَ أَهْلُ الْكِتَابَيْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ:
سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا؟ بَلْ قُولُوا: سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا، غُفْرَانَكَ رَبَّنَا
وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ". فَلَمَّا أقَر بِهَا الْقَوْمُ وَذَلَّتْ بِهَا
أَلْسِنَتُهُمْ، أَنْزَلَ اللَّهُ فِي أَثَرِهَا: {آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزلَ
إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ} فَلَمَّا
فَعَلُوا ذَلِكَ نَسَخَهَا اللَّهُ فَأَنْزَلَ: {لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا
إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا} إِلَى آخِرِهِ.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepadaku
Abu Abdur Rahman (yakni Al-Ala), dari ayahnya, dari Abu Hurairah yang
menceritakan bahwa ketika diturunkan kepada Rasulullah Saw. ayat berikut, yaitu
firman-Nya: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi.
Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau kalian
menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian tentang
perbuatan kalian itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu. (Al-Baqarah: 284) Maka hal ini terasa berat oleh sahabat-sahabat
Rasul Saw. Lalu mereka datang menghadap Rasulullah Saw. dan bersimpuh di atas
lutut mereka seraya berkata, "Wahai Rasulullah, kami telah dibebani amal-amal
yang sudah memberatkan kami, yaitu salat, puasa, jihad, dan sedekah (zakat),
sedangkan telah diturunkan kepadamu ayat ini dan kami tidak kuat menyanggahnya."
Maka Rasulullah Saw. bersabda: Apakah kalian hendak mengatakan seperti apa
yang pernah dikatakan oleh kaum ahli kitab sebelum kalian, yaitu: "Kami
mendengarkan dan kami durhaka? "Tidak, melainkan kalian harus mengatakan,
"Kami mendengar dan kami taat, kami mengharapkan ampunan-Mu, wahai Tuhan kami,
dan hanya kepada-Mulah (kami) dikembalikan." Setelah kaum merasa
tenang dengan ayat ini dan tidak mengajukan protes lagi, maka Allah menurunkan
ayat berikut sesudahnya, yaitu firman-Nya: Rasul telah beriman kepada
Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari
rasul-rasul-Nya,"dan mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami taat." (Mereka
berdoa), "Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat
kembali.” (Al-Baqarah: 285) Ketika mereka melakukan hal tersebut, lalu Allah
me-nasakh-nya dengan firman-Nya: Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka
berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
tersalah.” (Al-Baqarah: 286), hingga akhir ayat.
Imam Muslim meriwayatkannya sendirian melalui hadis Yazid ibnu Zurai', dari
Rauh ibnul Qasim, dari Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, lalu ia
menyebutkan hadis yang semisal. Lafaznya adalah seperti berikut, bahwa setelah mereka melakukan hukum
tersebut, maka Allah me-nasakh-nya dan menurunkan firman-Nya: Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah." (Al-Baqarah: 286) Maka Allah
berfirman, "Ya." Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
(Al-Baqarah: 286) Allah berfirman, "Ya. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (Al-Baqarah: 286)
Allah berfirman, "Ya." Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah
kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.
(Al-Baqarah: 286) Allah Swt. berfirman, "Ya."
Hadis Ibnu Abbas mengenai masalah ini
diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ آدَمَ بْنِ
سُلَيْمَانَ، سَمِعْتُ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا
نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ
يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّه} قَالَ: دَخَلَ قُلُوبَهُمْ مِنْهَا شَيْءٌ لَمْ
يَدْخُلْ قُلُوبَهُمْ مِنْ شَيْءٍ، قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ، صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وسَلَّمنا". فَأَلْقَى اللَّهُ
الْإِيمَانَ فِي قُلُوبِهِمْ، فَأَنْزَلَ الله. {آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزلَ
إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ} إِلَى
قَوْلِهِ: {فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ}
Ia mengatakan: telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan
kepada kami Sufyan, dari Adam ibnu Sulaiman, bahwa ia pernah mendengar Sa'id
ibnu Jubair menceritakan hadis berikut dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa
ketika ayat berikut diturunkan, yaitu firman-Nya: Dan jika kalian melahirkan
apa yang ada di dalam hati kalian atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah
akan membuat perhitungan dengan kalian tentang perbuatan kalian itu.
(Al-Baqarah: 284) Maka timbullah di dalam hati mereka sesuatu hal yang belum
pernah mereka rasakan sebelumnya. Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Katakanlah
oleh kalian, "Kami dengar, kami taat, dan kami berserah diri." Kemudian
Allah memasukkan iman ke dalam kalbu mereka, dan menurunkan firman-Nya: Rasul
telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan), "Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain)
dari rasul-rasul-Nya," dan mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami taat."
(Mereka berdoa), "Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat
kembali." (Al-Baqarah: 285) sampai dengan firman-Nya: maka tolonglah kami
terhadap kaum yang kafir. (Al-Baqarah: 286)
Demikian pula menurut apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Bakar
ibnu Abu Syaibah, Abu Kuraib, Ishaq ibnu Ibrahim; ketiga-tiganya meriwayatkan
hadis ini dari Waki'. Hanya di dalam riwayatnya ditambahkan seperti berikut:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
tersalah. (Al-Baqarah: 286) Maka Allah berfirman, "Telah Aku lakukan." Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. (Al-Baqarah: 286)
Allah Swt. berfirman, "Telah Aku lakukan." Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (Al-Baqarah: 286)
Allah Swt. berfirman, "Telah Kami lakukan." Beri maaflah kami, ampunilah
kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir. (Al-Baqarah: 286) Allah Swt. berfirman, "Telah Aku
lakukan."
Jalur lain dari Ibnu Abbas juga
diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ
حُمَيْدٍ الْأَعْرَجِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ
فَقُلْتُ: يَا أَبَا عَبَّاسٍ، كنت عند ابن عمر فقرأ هَذِهِ
الْآيَةَ فَبَكَى. قَالَ: أيَّة آيَةٍ؟ قُلْتُ: {وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي
أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ} قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ، إِنَّ هَذِهِ الْآيَةَ حِينَ
أُنْزِلَتْ غَمَّت أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
غَمًّا شَدِيدًا، وَغَاظَتْهُمْ غَيْظًا شَدِيدًا، يَعْنِي، وَقَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، هَلَكْنَا، إِنْ كُنَّا نُؤَاخَذُ بِمَا تَكَلَّمْنَا وَبِمَا نَعْمَلُ،
فَأَمَّا قُلُوبُنَا فَلَيْسَتْ بِأَيْدِينَا، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ،
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قُولُوا: سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا". قَالُوا:
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا. قَالَ: فَنَسَخَتْهَا هَذِهِ الْآيَةُ: {آمَنَ الرَّسُولُ
بِمَا أُنزلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ} إِلَى
{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا
اكْتَسَبَتْ} فتَجوز لَهُمْ عَنْ حَدِيثِ النَّفْسِ وَأُخِذُوا
بِالْأَعْمَالِ
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Humaid Al-A'raj, dari Mujahid yang
mengatakan bahwa ia pernah masuk menemui Ibnu Abbas, lalu ia berkata, "Wahai Abu
Abbas, ketika aku berada di rumah Ibnu Umar, ia membacakan ayat ini, lalu ia
menangis." Ibnu Abbas bertanya, "Ayat apakah itu?" Ia menjawab bahwa yang
dimaksud adalah firman-Nya: Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam
hati kalian atau kalian menyembunyikannya. (Al-Baqarah: 284) Maka Ibnu Abbas
mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, semua sahabat Rasulullah Saw.
tertimpa kesusahan yang sangat, dan hati mereka sangat gundah gulana, lalu
mereka berkata, "Wahai Rasulullah, kami pasti binasa jika kami dihukum karena
hal-hal yang kami ucapkan dan yang kami kerjakan. Hal itu sudah wajar, tetapi
hati kami tidak dapat menguasainya." Maka Rasulullah Saw. bersabda:
Katakanlah oleh kalian, "Kami dengar dan kami taat." Maka mereka
mengatakan, "Kami dengar dan kami taat." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa
ayat tersebut di-mansukh oleh ayat berikut, yaitu firman-Nya: Rasul telah
beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, (Al-Baqarah: 285)
sampai dengan firman-Nya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Al-Baqarah:
286). Maka dimaafkan dari mereka apa yang tersimpan di dalam hati mereka, dan
mereka hanya mendapat balasan dari amal perbuatan mereka saja.
Jalur lain dari Ibnu Abbas diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada
kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Yunus ibnu Zaid, dari Ibnu Syihab,
dari Sa'id ibnu Murjanah; bahwa Ibnu Syihab pernah mendengar Sa'id ibnu Murjanah
menceritakan hadis berikut, ketika dia sedang duduk bersama Abdullah ibnu Umar,
maka Ibnu Umar membacakan firman-Nya: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada
di langit dan di bumi. Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam
hati kalian atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kalian tentang perbuatan itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 284), hingga akhir ayat. Lalu ia
mengatakan, "Demi Allah, sekiranya kita dihukum oleh Allah disebabkan hal ini,
niscaya kita akan binasa," kemudian ia menangis sehingga terdengar isakannya.
Ibnu Murjanah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bangkit dan pergi menuju
tempat Ibnu Abbas; ia menceritakan apa yang dikatakan oleh Ibnu Umar kepadanya
setelah membaca ayat tersebut. Maka Ibnu Abbas menjawab, "Semoga Allah
mengampuni Abu Abdur Rahman. Demi umurku, sesungguhnya kaum muslim pun merasakan
hal yang sama seperti apa yang dirasakan oleh Ibnu Umar ketika ayat tersebut
diturunkan." Sesudah itu Allah menurunkan firman-Nya: Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah: 286), hingga
akhir surat. Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa bisikan tersebut merupakan
hal yang tidak kuat disanggah oleh kaum muslim, dan pada akhirnya Allah
memutuskan bahwa masing-masing diri memperoleh pahala dari kebajikan yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya, baik
berupa ucapan ataupun perbuatan.
Jalur lain diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan
kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, dari Sufyan
ibnu Husain, dari Az-Zuhri, dari Salim, bahwa ayah Salim pernah membaca
firman-Nya: Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau
kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian
tenlang perbuatan kalian itu. (Al-Baqarah: 284) Maka berlinanganlah air
matanya, lalu perbuatannya itu disampaikan kepada Ibnu Abbas. Lalu Ibnu Abbas
mengatakan, "Semoga Allah merahmati Abu Abdur Rahman. Sesungguhnya dia telah
melakukan seperti apa yang telah dilakukan oleh sahabat-sahabat Rasulullah Saw.
ketika ayat ini diturunkan. Kemudian ayat ini di-mansukh oleh ayat sesudahnya,
yaitu firman-Nya: 'Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya’ (Al-Baqarah: 286)."
Jalur sanad ini berpredikat sahih dari Ibnu Abbas, dan telah ditetapkan pula
yang bersumber dari Ibnu Umar sama dengan apa yang ditetapkan dari Ibnu
Abbas. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah
menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari
Khalid Al-Hazza, dari Marwan Al-Asgar, dari seorang lelaki sahabat Nabi Saw.
yang menurut dugaanku (Imam Bukhari) adalah Ibnu Umar, sehubungan dengan
firman-Nya: Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau
kalian menyembunyikannya. (Al-Baqarah: 284) Ia mengatakan bahwa ayat ini
di-mansukh oleh ayat sesudahnya. Hal yang sama telah diriwayatkan pula dari Ali,
Ibnu Mas'ud, Ka'b Al-Ahbar, Asy-Sya'bi, An-Nakha'i, Muhammad ibnu Ka'b
Al-Qurazi, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, dan Qatadah, disebutkan bahwa ayat ini
di-mansukh oleh ayat sesudahnya.
Telah ditetapkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh jamaah di dalam
kitab-kitab mereka yang enam melalui jalur Qatadah, dari Zurarah ibnu Abu Aufa,
dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ تَجَاوَزَ لِي عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا مَا لَمْ
تَكَلَّمْ أَوْ تَعْمَلْ»
Sesungguhnya Allah telah memaafkan aku buat umatku semua hal yang
dibisikkan oleh hati mereka selagi hal itu tidak dikatakan atau
dikerjakan.
Di dalam hadis Sahihain melalui Sufyan ibnu Uyaynah, dari Abuz Zanad, dari
Al-A'raj, dari Abu Hurairah, disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda:
«قَالَ
اللَّهُ: إِذَا هَمَّ عَبْدِي بِسَيِّئَةٍ فَلَا تَكْتُبُوهَا عَلَيْهِ، فَإِنْ
عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا سَيِّئَةً، وَإِذَا هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا
فَاكْتُبُوهَا حَسَنَةً، فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا عَشْرًا»
Allah berfirman, "Apabila hamba-Ku berniat untuk melakukan suatu perbuatan
yang buruk, maka janganlah kalian (para malaikat) mencatatkan hal itu
terhadapnya; dan jika dia mengerjakannya, maka catatkanlah hal itu sebagai satu
keburukan. Apabila dia berniat hendak mengerjakan suatu kebaikan dan ia tidak
mengerjakannya, maka catatkanlah hal itu sebagai satu kebaikan; dan jika dia
mengerjakannya, maka catatkanlah hal itu pahala sepuluh kebaikan.
Lafaz hadis ini menurut Imam Muslim.
Dan dia meriwayatkannya sendiri melalui jalur Ismail ibnu Jafar, dari Al-Ala,
dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw., yaitu:
«قَالَ
اللَّهُ: إِذَا
هَمَّ عَبْدِي بِحَسَنَةٍ وَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَتُهَا لَهُ حسنة، فإن عملها
كتبتها له عَشْرَ حَسَنَاتٍ، إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، وَإِذَا هَمَّ
بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ أَكْتُبْهَا عَلَيْهِ، فَإِنْ عَمِلَهَا
كَتَبْتُهَا سَيِّئَةً وَاحِدَةً»
Allah berfirman, "Apabila hamba-Ku berniat untuk melakukan suatu kebaikan
dan ia tidak mengerjakannya, maka Aku catatkan hal itu untuknya sebagai satu
kebaikan; dan jika dia mengerjakannya, maka aku catatkan untuknya pahala sepuluh
kebaikan, sampai tujuh ratus kali lipat. Dan jika dia berniat hendak mengerjakan
suatu keburukan, dan ternyata dia tidak mengerjakannya, maka Aku tidak
mencatatkan apa pun terhadapnya. Dan jika dia mengerjakan, maka Aku catatkan
sebagai suatu keburukan."
قَالَ
عَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ هَمام بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ: هَذَا
مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ، عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "قَالَ اللَّهُ: إِذَا تَحَدَّثَ عَبْدِي بِأَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً،
فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ حَسَنَةً مَا لَمْ يَعْمَلْ، فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا
أَكْتُبُهَا بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، وَإِذَا تَحَدَّثَ بِأَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً
فَأَنَا أَغْفِرُهَا لَهُ، مَا لَمْ يَعْمَلْهَا، فَإِنْ عَمِلَهَا فَأَنَا
أَكْتُبُهَا لَهُ بِمِثْلِهَا". وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ: رَبِّ، وَإِنَّ عَبْدَكَ يُرِيدُ أَنْ
يَعْمَلَ سَيِّئَةً -وَهُوَ أَبْصَرُ بِهِ -فَقَالَ: ارقُبوه، فَإِنْ عَمِلَهَا
فَاكْتُبُوهَا لَهُ بِمِثْلِهَا، وَإِنْ تَرْكَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً،
وَإِنَّمَا تَرَكَهَا مِنْ جَراي". وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إذا أَحْسَنَ أَحَدٌ إِسْلَامَهُ، فَكُلُّ حَسَنَةٍ
يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، وَكُلُّ
سَيِّئَةٍ تُكْتَبُ بِمِثْلِهَا حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ".
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hammam
ibnu Munabbih yang mengatakan bahwa Abu Hurairah r.a. pernah menceritakan kepada
kami hadis berikut dari Muhammad Rasulullah Saw., yaitu: Allah berfirman,
"Apabila hamba-Ku berniat hendak mengerjakan suatu kebaikan, maka Aku
mencataikan baginya suatu kebaikan selama dia belum mengerjakannya; dan jika dia
mengerjakannya, maka Aku catatkan baginya sepuluh pahala yang semisal dengan
amal baiknya. Dan apabila dia berniat hendak mengerjakan suatu keburukan,
maka Aku mengampuni hal itu baginya selagi dia tidak mengerjakannya. Dan jika
dia mengerjakannya, maka Aku mencatatkan hal itu baginya hal yang semisal
(dengan) keburukannya." Rasulullah Saw. telah bersabda: Para malaikat
berkata, "Wahai Tuhan, hamba-Mu itu hendak melakukan suatu amal keburukan?"
Sedangkan Dia lebih melihat tentangnya. Maka Dia berfirman, "Awasilah dia, jika
dia mengerjakan keburukan itu, maka catatkanlah baginya hal yang semisal dengan
keburukannya. Dan jika dia meninggalkannya, maka catatkanlah baginya pahala satu
kebaikan, karena sesungguhnya dia meninggalkan keburukan itu (tidak
mengerjakannya) karena demi Aku." Rasulullah Saw. telah bersabda:
Apabila seseorang berbuat baik dalam Islamnya, maka sesungguhnya setiap amal
kebaikan yang dikerjakannya dicatatkan baginya pahala sepuluh kebaikan yang
serupa hingga tujuh ratus kali lipat, sedangkan setiap keburukan dicatatkan hal
yang semisal dengan keburukannya, hingga ia bersua dengan Allah Swt. (di
hari kiamat).
Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Muhammad ibnu Rafi', dari
Abdur Razzaq dengan konteks dan lafaz yang sama, tetapi sebagian darinya
terdapat pula di dalam Sahih Bukhari.
قَالَ
مُسْلِمٌ أَيْضًا: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ
الْأَحْمَرُ، عَنْ هِشَامٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً، وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَعَمِلَهَا
كُتِبَتْ لَهُ [عَشْرًا] إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ، وَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَت".
Imam Muslim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Khalid Al-Ahmar, dari Hisyam, dari Ibnu Sirin, dari Abu
Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa
yang berniat melakukan suatu kebaikan, lalu ia tidak melakukannya, maka
dicatatkan baginya pahala satu kebaikan. Dan barang siapa yang berniat melakukan
suatu kebaikan, lalu ia mengerjakannya, maka dicatatkan baginya pahala sepuluh
kali lipat hingga tujuh ratus (kali lipat). Dan barang siapa yang berniat akan
melakukan suatu kejahatan, lalu ia tidak mengerjakannya, maka tidak dicatatkan
(apa pun) terhadapnya; tetapi jika dia mengerjakannya, maka kejahatan itu
dicatatkan terhadapnya.
Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim sendiri di antara para pemilik
kitab sunnah, sedangkan yang lainnya tidak.
[وَقَالَ
مُسْلِمٌ] حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنِ
الجَعْد أَبِي عُثْمَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ العُطَاردي، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَرْوِي
عَنْ رَبِّهِ تَعَالَى قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ،
ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبها اللَّهُ
عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ
عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ.
وَإِنْ هَمَّ بسيئة فلم يَعْمَلْهَا
كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا
كَتَبَهَا اللَّهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً"
Imam Muslim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Syaiban ibnu
Farukh, telah menceritakan kepada kami Abdul Waris, dari Al-Ja'd Abu Usman,
telah menceritakan kepada kami Abu Raja Al-Utaridi, dari Ibnu Abbas, dari
Rasulullah Saw. dalam sabdanya yang menceritakan dari Tuhannya hal berikut,
yaitu: Sesungguhnya Allah mencatat semua amal baik dan amal buruk, kemudian
Dia menjelaskan hal tersebut, bahwa barang siapa yang berniat akan melakukan
suatu amal baik, lalu ia tidak mengerjakannya, maka Allah mencatatkan di
sisi-Nya pahala suatu kebaikan penuh. Dan jika ia berniat akan mengerjakannya,
lalu ia mengerjakannya, maka Allah mencatatkan di sisi-Nya (pahala) sepuluh
kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai penggandaan yang banyak (buat
pelakunya). Dan jika dia berniat akan mengerjakan suatu keburukan, lalu dia
tidak mengerjakannya, maka Allah mencatatkan hal itu di sisi-Nya pahala satu
kebaikan. Dan jika dia berniat akan melakukannya, lalu ia mengerjakannya,
maka Allah mencatatkan hal itu di sisi-Nya satu amal keburukan.
Imam Muslim meriwayatkan pula dari Yahya ibnu Yahya, dari Ja'far ibnu
Sulaiman, dari Al-Ja'd (yaitu Abu Usman) dalam sanad ini, yang isinya semakna
dengan hadis Abdur Razzaq, hanya di dalam riwayat ini ditambahkan:
«وَمَحَاهَا
اللَّهُ وَلَا يَهْلَكُ عَلَى اللَّهِ إِلَّا هَالِكٌ»
Lalu Allah menghapuskan Catatan amal buruk itu, dan tiada yang dibinasakan
oleh Allah kecuali orang yang ditakdirkan binasa.
Di dalam hadis Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah disebutkan seperti
berikut:
جَاءَ
نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَسَأَلُوهُ فقالوا: إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا أَنْ
يَتَكَلَّمَ بِهِ، قَالَ «وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ «ذَاكَ
صَرِيحُ الْإِيمَانِ»
Sejumlah orang dari kalangan sahabat-sahabat Rasulullah Saw. datang, lalu
mereka bertanya kepadanya, untuk itu mereka berkata, "Sesungguhnya kami
merasakan di dalam hati kami sesuatu yang sangat berat dikatakan oleh seseorang
dari kami." Nabi Saw. bersabda, "Apakah kalian benar-benar telah
merasakannya?" Mereka menjawab, "Ya." Nabi Saw. bersabda, "Itulah
tandanya iman yang jelas."
Lafaz hadis ini menurut Imam Muslim. Menurut Imam Muslim pula melalui jalur
Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw. disebutkan
hal yang sama. Imam Muslim meriwayatkan pula melalui hadis Mugirah, dari Ibrahim, dari
Alqamah, dari Abdullah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. Pernah ditanya
mengenai waswas. Maka beliau bersabda:
«تِلْكَ
صَرِيحُ الْإِيمَانِ»
Hal itu merupakan pertanda iman yang jelas.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
firman-Nya: Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau
kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian
tentang perbuatan itu. (Al-Baqarah: 284) Sesungguhnya ayat ini tidak
di-mansukh Tetapi bila Allah menghimpun semua makhluk di hari kiamat, maka Dia
berfirman, "Sesungguhnya Aku akan memberitahukan kepada kalian apa yang kalian
sembunyikan di dalam hati kalian hingga para malaikat-Ku tidak mengetahuinya."
Adapun terhadap orang-orang mukmin, maka Allah memberitahukan kepada para
malaikat apa yang dibisikkan di dalam hati mereka, tetapi Allah memberikan
ampunan-Nya bagi mereka. Hal ini disebutkan di dalam firman-Nya: niscaya
Allah akan membuat perhitungan dengan kalian tentang perbuatan kalian itu.
(Al-Baqarah: 284) Adapun terhadap orang-orang yang bimbang dan ragu, maka Allah
memberitahukan kepada para malaikat apa yang disembunyikan oleh mereka di dalam
hatinya, yaitu berupa kedustaan. Hal ini diungkapkan oleh firman-Nya: Maka
Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 284) Juga disebutkan oleh firman-Nya:
tetapi Allah menghukum kalian disebabkan (sumpah kalian) yang disengaja
(untuk bersumpah) di dalam hati kalian. (Al-Baqarah: 225) Yakni berupa
keraguan dan kemunafikan.
Al-Aufi dan Ad-Dahhak meriwayatkan pula hal yang hampir semakna dengan asar
ini. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid dan Ad-Dahhak hal yang semisal. Disebutkan dari Al-Hasan Al-Basri, bahwa ia pernah mengatakan ayat ini muhkam
(masih berlaku hukumnya) dan tidak di-mansukh. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu
Jarir.
Ibnu Jarir dalam alasannya yang mengatakan bahwa adanya hisab bukan berarti
pasti adanya hukuman; dan Allah Swt. adakalanya melakukan hisab, kemudian
memberikan ampunan; dan adakalanya melakukan hisab, lalu mengazab, berdasarkan
kepada hadis yang diriwayatkannya dalam tafsir ayat ini, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ubay, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Abdi, dari Sa'id ibnu Hisyam. Telah
menceritakan kepadaku (kata Ibnu Jarir) Ya'qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Ulayyah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Hisyam. Keduanya
mengatakan dalam hadisnya masing-masing bahwa mereka meriwayatkannya dari
Qatadah, dari Safwan ibnu Muharriz yang menceritakan bahwa ketika kami sedang
melakukan tawaf di Baitullah bersama Abdullah ibnu Umar yang juga sedang
melakukan tawaf, tiba-tiba muncullah seorang lelaki menghadangnya, lalu
bertanya, "Hai Ibnu Umar, apakah yang telah engkau dengar dari Rasulullah Saw.
mengenai masalah najwa (bisikan)?" Maka ia menjawab, bahwa ia pernah
mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
"يَدْنُو
الْمُؤْمِنُ مِنْ رَبِّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، حَتَّى يَضَعَ عَلَيْهِ كَنَفَه،
فَيُقَرِّرُهُ بِذُنُوبِهِ فَيَقُولُ: هَلْ تَعْرِفُ كَذَا؟ فَيَقُولُ: رَبِّ أعْرف
-مَرَّتَيْنِ -حَتَّى إِذَا بَلَغَ بِهِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَبْلُغَ قَالَ:
فَإِنِّي قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ
الْيَوْمَ". قَالَ: "فَيُعْطَى صَحِيفَةُ حَسَنَاتِهِ -أَوْ كِتَابُهُ
-بِيَمِينِهِ، وَأَمَّا الْكُفَّارُ وَالْمُنَافِقُونَ فَيُنَادَى بِهِمْ عَلَى
رُؤُوسِ الْأَشْهَادِ: {هَؤُلاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلا لَعْنَةُ
اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ}
Orang mukmin mendekat kepada Tuhannya, lalu Allah Swt. meletakkan
hijab-Nya pada dia, kemudian membuatnya mengakui semua dosa-dosanya. Untuk itu
Allah Swt. berfirman kepadanya, "Tahukah kamu dosa anu?" Ia menjawab, "Wahai
Tuhanku, aku mengakuinya" (sebanyak dua kali), hingga sampailah pertanyaan Allah
kepadanya ke tahap apa yang dikehendaki-Nya. Setelah itu Allah Swt. berfirman,
"Sesungguhnya Aku sekarang telah menutupi (mengampuni)nya darimu ketika di
dunia, dan sesungguhnya pada hari ini pun Aku mengampuninya bagimu."
Rasulullah Saw. bersabda, "Maka Allah memberikan lembaran atau Catatan amal-amal
baiknya dengan tangan kanan (kekuasaan)-Nya. Adapun orang-orang kafir dan
orang-orang munafik, maka diserukan kepada mereka di hadapan para saksi (semua
makhluk), 'Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka.'
Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim" (Hud:
18).
Hadis ini diketengahkan di dalam kitab Sahihain dan selain keduanya, melalui
berbagai jalur dari Abu Qatadah dengan lafaz yang sama.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ،
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أُمَيَّةَ
قَالَتْ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ: {وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي
أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ} فَقَالَتْ: مَا سَأَلَنِي
عَنْهَا أَحَدٌ مُنْذُ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْهَا فَقَالَ: "هَذِهِ مُبَايَعَةُ اللَّهِ الْعَبْدَ، وَمَا يُصِيبُهُ مِنَ
الْحُمَّى، والنَّكبة، وَالْبِضَاعَةُ يَضَعُهَا فِي يَدِ كُمِّهِ، فَيَفْتَقِدُهَا
فَيَفْزَعُ لَهَا، ثُمَّ يَجِدُهَا فِي ضِبْنِه، حَتَّى إِنَّ الْمُؤْمِنَ
لِيَخْرُجُ مِنْ ذُنُوبِهِ كَمَا يَخْرُجُ التِّبْرُ الْأَحْمَرُ [مِنَ
الْكِيرِ]".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami
Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari ayahnya yang menceritakan bahwa ia
pernah bertanya kepada Siti Aisyah r.a. tentang ayat berikut, yaitu firman-Nya:
Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau kalian
menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian tentang
perbuatan kalian itu. (Al-Baqarah: 284) Maka Siti Aisyah menjawab, "Tidak
ada seorang pun yang menanyakannya semenjak aku telah menanyakannya kepada
Rasulullah Saw." Rasulullah SAW bersabda: hal ini merupakan mubaya'ah
(tawar-menawar) antara Allah dengan hamba-Nya, sedangkan si hamba terkena demam
dan penyakit; dan ternyata si hamba kehilangan barang dagangannya, padahal ia
meletakkannya pada kantong baju jubahnya. Kemudian si hamba menemukan
kembali barang dagangannya berada di kantongnya. Sesungguhnya orang mukmin itu
benar-benar keluar dari dosanya sebagaimana emas yang merah dikeluarkan.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Ibnu Jarir melalui jalur
Hammad ibnu Salamah dengan lafaz yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis
ini garib, kami tidak mengenalnya kecuali melalui hadis Hammad ibnu Salamah.
Menurut kami, guru Hammad ibnu Salamah adalah Ali ibnu Zaid ibnu Jad'an;
orangnya daif dan garib dalam periwayatannya. Dia meriwayatkan hadis ini dari
ibu tirinya yang bernama Ummu Muhammad (yaitu Umayyah binti Abdullah), dari Siti
Aisyah. Di dalam kitab-kitab hadis tidak terdapat hadis lainnya dari Umayyah
binti Abdullah dari Siti Aisyah r.a. kecuali hanya hadis ini.
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 284"
Posting Komentar