Al-Baqoroh Ayat 270-271
Selasa, 15 Mei 2018
Add Comment
{وَمَا
أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ
يَعْلَمُهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (270) إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ
فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
(271) }
Apa saja yang kalian nafkahkan atau apa saja
yang kalian nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang
berbuat zalim, tidak ada seorang pelindung pun baginya. Jika kalian menampakkan
sedekah (kalian), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya
dan kalian berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik
bagi kalian. Dan Allah akan menghapuskan dari kalian sebagian
kesalahan-kesalahan kalian; dan Allah mengetahui apa yang kalian
kerjakan.
Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia mengetahui segala sesuatu yang dikerjakan
oleh orang-orang yang beramal kebaikan dalam bentuk infak dan nazarnya.
Pengertian ini mengandung isyarat yang menunjukkan bahwa Allah pasti membalas
hal tersebut dengan balasan yang berlimpah kepada mereka yang beramal demi
mengharapkan rida-Nya dan apa yang telah dijanjikan-Nya; sekaligus mengandung
ancaman bagi orang yang tidak mau beramal taat kepada-Nya, dan bahkan menentang
perintah-Nya, mendustakan berita-Nya serta menyembah selain-Nya bersama Dia.
Untuk itu Allah Swt. berfirman:
وَما
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصارٍ
Orang-orang yang berbuat aniaya, tidak ada seorang penolong pun
baginya. (Al-Baqarah: 270)
Artinya, kelak di hari kiamat tiada seorang penolong pun yang dapat
menyelamatkan mereka dari azab Allah dan pembalasan-Nya.
*******************
Firman Allah Swt.:
إِنْ
تُبْدُوا الصَّدَقاتِ فَنِعِمَّا هِيَ
Jika kalian menampakkan sedekah (kalian), maka itu adalah baik sekali.
(Al-Baqarah: 271)
Dengan kata lain, jika kalian menampakkan sedekah kalian, maka perbuatan itu
baik sekali.
Firman Allah Swt:
وَإِنْ
تُخْفُوها وَتُؤْتُوهَا الْفُقَراءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
Dan jika kalian menyembunyikannya, lalu kalian berikan kepada orang-orang
fakir, maka hal itu lebih baik bagi kalian. (Al-Baqarah: 271)
Di dalam ayat ini terkandung makna yang menunjukkan bahwa menyembunyikan
sedekah (yakni melakukannya dengan secara sembunyi-sembunyi) lebih utama
daripada menampakkannya, karena hal itu lebih jauh dari riya (pamer). Terkecuali
jika keadaan menuntut seseorang untuk menampakkan sedekahnya karena ada maslahat
yang lebih penting, misalnya agar tindakannya diikuti oleh orang lain; bila
dipandang dari sudut ini, cara demikian lebih utama.
Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«الْجَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ وَالْمُسِرُّ بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ
بِالصَّدَقَةِ»
Orang yang membaca Al-Qur'an dengan suara yang keras sama halnya dengan
orang yang bersedekah dengan terang-terangan. Dan orang yang membaca Al-Qur'an
dengan suara perlahan-lahan sama dengan orang yang bersedekah dengan
sembunyi-sembunyi.
Akan tetapi, pada asalnya menyembunyikan sedekah adalah lebih utama
berdasarkan makna ayat ini dan sebuah hadis di dalam kitab Sahihain dari Abu
Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ
عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي
اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ
بِالْمَسْجِدِ إِذَا خَرَجَ مِنْهُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْهِ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ
اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ
وَجِمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقُ بِصَدَقَةٍ
فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ
يَمِينُهُ"
Ada tujuh macam orang yang mendapat naungan dari Allah pada hari tiada
naungan kecuali hanya naungan-Nya, yaitu seorang imam yang adil; seorang pemuda
yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah; dua orang lelaki yang saling mencintai
karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah demi karena Allah;
seorang lelaki yang hatinya terpaut di masjid bila ia keluar darinya hingga
kembali kepadanya; seorang lelaki yang berzikir kepada Allah dengan menyendiri,
lalu kedua matanya mengalirkan air mata; seorang lelaki yang diajak oleh seorang
wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, lalu ia berkata, "Sesungguhnya
aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam"; dan seorang lelaki yang mengeluarkan
suatu sedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui
apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا الْعَوَّامُ
بْنُ حَوْشَبٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْأَرْضَ جَعَلَتْ تَمِيدُ، فَخَلَقَ الْجِبَالَ
فَأَلْقَاهَا عَلَيْهَا فَاسْتَقَرَّتْ، فَتَعَجَّبَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ خَلْقِ
الْجِبَالِ، فَقَالَتْ: يَا رَبِّ، فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنَ
الْجِبَالِ؟ قَالَ: نَعَمْ، الْحَدِيدُ. قَالَتْ: يَا رَبِّ، فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ
شَيْءٌ أَشَدُّ مِنَ الْحَدِيدِ؟ قَالَ: نَعَمْ، النَّارُ. قَالَتْ: يَا رَبِّ،
فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنَ النَّارِ؟ قَالَ: نَعَمْ، الْمَاءُ.
قَالَتْ: يَا رَبِّ، فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنَ الْمَاءِ؟ قَالَ:
نَعَمْ، الرِّيحُ. قَالَتْ: يَا رَبِّ، فَهَلْ مِنْ خَلْقِكَ شَيْءٌ أَشَدُّ مِنَ
الرِّيحِ؟ قَالَ: نَعَمْ، ابنُ آدَمَ يَتَصَدَّقُ بِيَمِينِهِ فَيُخْفِيهَا مِنْ
شَمَالِهِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah
menceritakan kepada kami Al-Awam ibnu Hausyab, dari Sulaiman ibnu Abu Sulaiman,
dari Anas ibnu Malik, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Ketika Allah
menciptakan bumi, maka bumi berguncang. Lalu Allah menciptakan
gunung-gunung, kemudian diletakkan di atas bumi, maka barulah bumi stabil (tidak
berguncang). Para malaikat merasa heran dengan penciptaan gunung-gunung itu,
lalu bertanya, "Wahai Tuhanku, apakah di antara makhluk-Mu ada sesuatu yang
lebih kuat daripada gunung-gunung?" Tuhan menjawab, "Ya, yaitu besi." Malaikat
bertanya, "Wahai Tuhanku, apakah di antara makhluk-Mu ada sesuatu yang lebih
kuat daripada besi?" Tuhan menjawab, "Ya, yaitu api." Malaikat bertanya, "Wahai
Tuhanku, apakah di antara makhluk-Mu ada sesuatu yang lebih kuat daripada api?"
Tuhan menjawab, "Ya, yaitu air." Malaikat bertanya, "Wahai Tuhanku, apakah di
antara makhluk-Mu ada sesuatu yang lebih kuat daripada air?" Tuhan menjawab,
"Ya, yaitu angin." Malaikat bertanya, "Wahai Tuhanku, apakah di antara
makhluk-Mu ada yang lebih kuat daripada angin?" Tuhan menjawab, "Ya, yaitu anak
Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya, lalu ia menyembunyikannya dari
tangan kirinya."
Kami telah menyebutkan di dalam keutamaan ayat Kursi sebuah hadis dari Abu
zar r.a. yang telah menceritakan:
قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ
«سِرٌّ إِلَى فَقِيرٍ أَوْ جُهْدٌ مِنْ مُقِلٍّ»
Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang lebih utama?" Beliau
Saw. menjawab, "Sedekah dengan sembunyi-sembunyi kepada orang fakir atau
jerih payah dari orang yang miskin." (Riwayat Imam Ahmad)
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim melalui jalur Ali ibnu Yazid,
dari Al-Qasim, dari Abu Umamah, dari Abu Zar. Di dalam riwayat ini ditambahkan
bahwa setelah itu Nabi Saw. membacakan firman-Nya: Jika kalian menampakkan
sedekah (kalian), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kalian
menyembunyikannya, lalu kalian berikan kepada orang-orang fakir, maka hal itu
lebih baik bagi kalian. (Al-Baqarah: 271)
Di dalam sebuah hadis lain disebutkan:
«صَدَقَةُ
السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ عَزَّ وَجَلَّ»
Sedekah dengan sembunyi-sembunyi dapat memadamkan murka Allah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayah-ku, telah
menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Ziyad Al-Muharibi Muaddib Muharib, telah
menceritakan kepada kami Musa Ibnu Umair, dari Amir Asy-Sya'bi sehubungan dengan
firman-Nya: Jika kalian menampakkan sedekah (kalian), maka itu adalah baik
sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya, lalu kalian berikan kepada
orangrorang fakir, maka hal itu lebih baik bagi kalian. (Al-Baqarah: 271) Ia
(Amir Asy-Sya'bi) mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu
Bakar dan Umar. Umar datang dengan membawa separo harta miliknya, lalu
menyerahkannya kepada Nabi Saw. Maka Nabi Saw. bertanya kepadanya: "Apakah
yang engkau sisakan di belakangmu buat keluargamu, hai Umar?" Umar menjawab,
"Aku sisakan separo dari hartaku buat mereka." Sedangkan Abu Bakar datang
membawa seluruh hartanya, hampir saja ia menyembunyikan sedekahnya itu dari
dirinya sendiri, lalu ia menyerahkannya kepada Nabi Saw. Dan Nabi Saw. bertanya
kepadanya: "Apakah yang engkau sisakan di belakangmu buat keluargamu, hai Abu
Bakar?" Abu Bakar menjawab, "Janji Allah dan janji Rasul-Nya." Maka Umar
menangis dan mengatakan, "Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, hai Abu Bakar. Demi
Allah, tidak sekali-kali kita berlomba menuju ke pintu kebaikan melainkan engkau
selalu menang."
Hadis ini diriwayatkan pula melalui jalur yang lain dari Umar r.a., dan
sesungguhnya kami menyebutkannya dalam bab ini karena perkataan Asy-Sya'bi bahwa
ayat ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa tersebut. Kemudian sesungguhnya
makna ayat ini bersifat umum yang menyatakan bahwa melakukan sedekah secara
sembunyi-sembunyi lebih utama (daripada melakukannya secara terang-terangan),
baik dalam sedekah wajib (zakat) ataupun dalam sedekah sunat.
Akan tetapi, Ibnu Jarir meriwayatkan melalui jalur Ali ibnu Abu Talhah dari
Ibnu Abbas di dalam tafsir ayat ini, bahwa Allah menjadikan sedekah sirri
(sembunyi-sembunyi) dalam sedekah sunat lebih utama daripada terang-terangan.
Menurut suatu pendapat, lebih tujuh puluh kali lipat. Allah menjadikan sedekah
fardu yang dilakukan dengan terang-terangan lebih utama daripada yang
sembunyi-sembunyi. Menurut pendapat lainnya lebih dua puluh lima kali lipat.
*******************
Firman Allah Swt.:
وَيُكَفِّرُ
عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئاتِكُمْ
Dan Allah akan menghapuskan dari kalian sebagian kesalahan-kesalahan
kalian. (Al-Baqarah: 271)
Yakni sebagai imbalan dari pahala sedekah-sedekah itu. Terlebih lagi jika
sedekah dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, maka kalian akan memperoleh
kebaikan, yaitu derajat kalian ditinggikan dan kesalahan-kesalahan kalian
dihapuskan.
Ada di antara ulama yang membaca yukaffir dengan jazam karena
di-’ataf-kan secara mahall kepada jawab syarat, yaitu firman-Nya: maka itu
adalah baik sekali. (Al-Baqarah: 271) perihalnya sama dengan firman-Nya:
فَأَصَّدَّقَ
وَأَكُنْ
maka aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang
saleh. (Al-Munafiquh: 10)
Adapun firman Allah Swt.:
وَاللَّهُ
بِما تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan. (Al-Baqarah: 271)
Maksudnya, tiada sesuatu pun dari hal tersebut yang samar bagi-Nya, dan Dia
pasti akan memberikan balasannya kepada kalian.
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 270-271"
Posting Komentar