Al-Baqoroh Ayat 209
Selasa, 15 Mei 2018
Add Comment
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208) فَإِنْ زَلَلْتُمْ
مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ
حَكِيمٌ (209) }
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian
ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kalian turuti langkah-langkah
setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian. Tetapi jika kalian
tergelincir (dari jalan Allah) sesudah datang kepada kalian bukti-bukti
kebenaran, maka ketahuilah bahwasanya Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan
membenarkan Rasul-Nya, hendaklah mereka berpegang kepada tali Islam dan semua
syariatnya serta mengamalkan semua perintahnya dan meninggalkan semua
larangannya dengan segala kemampuan yang ada pada mereka.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Tawus, Ad-Dahhak, Ikrimah,
Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Zaid sehubungan dengan firman-Nya: masuklah
kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan
as-silmi ialah agama Islam.
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas
sehubungan dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam.
(Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah taat. Qatadah
mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan as-silmi ialah berserah
diri.
Lafaz kaffah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abul Aliyah, Ikrimah,
Ar-Rabi' ibnu Anas, As-Saddi, dan Muqatil ibnu Hayyan, Qatadah dan Ad-Dahhak
artinya seluruhnya.
Mujahid mengatakan makna ayat ialah berkaryalah kalian dengan semua amal dan
semua segi kebajikan. Ikrimah menduga bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang
dari kalangan orang-orang Yahudi dan lain-lainnya yang masuk Islam, seperti
Abdullah ibnu Salam, Asad ibnu Ubaid, dan Sa'labah serta segolongan orang-orang
yang meminta izin kepada Rasulullah Saw. untuk melakukan kebaktian pada hari
Sabtu dan membaca kitab Taurat di malam hari.
Maka Allah memerintahkan mereka agar mendirikan syiar-syiar Islam dan
menyibukkan diri dengannya serta melupakan hal lainnya. Mengenai keterlibatan Abdullah ibnu Salam bersama mereka, masih perlu
dipertimbangkan kebenarannya, karena mustahil dia meminta izin kepada Rasulullah
untuk melakukan kebaktian di hari Sabtu, sedangkan dia selain memiliki iman yang
sempurna; juga telah membuktikan bahwa hari Sabtu itu telah di-mansukh,
dihapuskan, dan dibatalkan, kemudian diganti dengan hari-hari raya Islam.
Dari kalangan mufassirin ada orang yang menjadikan firman-Nya,
"Kaffah," sebagai hal (keterangan keadaan) dari lafaz ad-dakhilin,
yakni masuklah kalian semua ke dalam Islam. Tetapi pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama, yaitu yang
mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk mengamalkan semua cabang iman dan
syariat Islam yang banyak sekali dengan segenap kemampuan yang mereka miliki.
Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abu Hatim, telah menceritakan kepada kami
Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnus Sabbah, telah
menceritakan kepadaku Al-Haisam ibnu Yaman, telah menceritakan kepada kami
Ismail ibnu Zakaria, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Aun, dari
Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah:
208) Dengan lafaz kaffah yang dibaca nasab menurut qiraah-nya, yang dimaksud
dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang mukmin dari kalangan Ahli
Kitab. Karena sesungguhnya sekalipun telah beriman kepada Allah, mereka masih
tetap berpegang kepada sebagian perkara kitab Taurat dan syariat-syariat yang
diturunkan di kalangan mereka. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yakni
masuklah kalian ke dalam syariat Nabi Muhammad Saw. dan janganlah kalian
meninggalkan sesuatu pun yang ada padanya, dan tinggalkanlah apa yang ada di
dalam kitab Taurat. Kalian hanya dituntut untuk beriman kepadanya saja, dan itu
sudah cukup bagi kalian.
*************
Firman Allah Swt.:
{وَلا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ}
dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. (Al-Baqarah:
208)
Maksudnya, kerjakanlah semua ketaatan, dan jauhilah apa yang diperintahkan
oleh setan kepada kalian. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
إِنَّما
يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا
تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui. (Al-Baqarah:
169)
إِنَّما
يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحابِ السَّعِيرِ
Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir: 6). Karena itulah maka
dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:
{إِنَّهُ
لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ}
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian. (Al-Baqarah:
208)
Mutarrif mengatakan bahwa di antara hamba-hamba Allah yang paling banyak
menipu sesama hamba-Nya adalah setan.
**********
Firman Allah Swt.:
{فَإِنْ
زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ}
Tetapi jika kalian tergelincir (dari jalan Allah) sesudah datang kepada
kalian bukti-bukti kebenaran. (Al-Baqarah: 209)
Yaitu bila kalian menyimpang dari jalan yang hak (benar) sesudah nyata bagi
kalian bukti-bukti yang jelas, maka ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa dalam
pembalasan-Nya, tiada seorang pun yang dapat lari dari siksa-Nya, tiada seorang
pun yang dapat mengalahkan-Nya; Dia Mahabijaksana dalam keputusan, ralat, dan
ketetapan-Nya. Karena itulah maka Abul Aliyah dan Qatadah serta Ar-Rabi' ibnu
Anas mengatakan bahwa Dia Mahaperkasa dalam pembalasan-Nya lagi Mahabijaksana
dalam perkara-Nya.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa Dia Mahakuasa dalam pertolongan-Nya
untuk menghadapi orang yang kafir kepada-Nya, jika Dia menghendaki; lagi Dia
Mahabijaksana dalam pemberian maaf dan alasan-Nya kepada
hamba-hamba-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 209"
Posting Komentar