Al-Baqoroh Ayat 204-207
Selasa, 15 Mei 2018
Add Comment
{وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ
عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ (204) وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى
فِي الأرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللَّهُ لَا
يُحِبُّ الْفَسَادَ (205) وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ
بِالإثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ (206) وَمِنَ النَّاسِ مَنْ
يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
(207) }
Dan di antara manusia ada orang yang
ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada
Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling
keras. Dan apabila ia berpaling (dari muka kalian), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan
Allah tidak menyukai kebinasaan. Dan apabila dikatakan kepadanya, "Bertakwalah
kepada Allah," bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka
cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat
tinggal yang seburuk-buruknya. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan
dirinya karena mencari keridaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada
hamba-hamba-Nya.
As-Saddi mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-Akhnas ibnu
Syuraiq As-Saqafi yang datang kepada Rasulullah Saw., lalu menampakkan
keislamannya, sedangkan di dalam batinnya memendam kebalikannya.
Dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan
segolongan orang-orang munafik yang membicarakan perihal Khubaib dan
teman-temannya yang gugur di Ar-Raji', orang-orang munafik tersebut mencela
mereka. Maka Allah menurunkan firman-Nya yang mencela sikap orang-orang munafik
dan memuji sikap Khubaib dan teman-temannya, yaitu: Dan di antara manusia ada
orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridaan Allah. (Al-Baqarah:
207)
Menurut pendapat yang lain, ayat ini mengandung celaan terhadap semua orang
munafik secara keseluruhan, dan mengandung pujian kepada orang-orang mukmin
secara keseluruhan. Pendapat ini dikemukakan oleh Qatadah, Mujahid, dan Ar-Rabi'
ibnu Anas serta lainnya; pendapat inilah yang sahih.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Al-Lais ibnu Sa'd, dari
Khalid ibnu Yazid, dari Sa'id ibnu Abu Hilal, dari- Al-Qurazi, dari Nauf (yakni
Al-Bakkali, ahli dalam membaca kitab-kitab terdahulu) yang pernah mengatakan:
Sesungguhnya aku menjumpai suatu sifat dari segolongan umat ini di dalam
Kitabullah yang telah diturunkan, ada suatu kaum melakukan tipu muslihat dengan
agama untuk meraih keduniawian; lisan mereka lebih manis daripada madu, telapi
kalbu mereka lebih pahit daripada jazam (kina); mereka menampilkan dirinya di
mata orang lain dengan berpakaian bulu kambing, padahal hati mereka adalah hati
serigala. Allah Swt. berfirman, "Mereka berani terhadap diri-Ku dan mencoba
menipu-Ku. Aku bersumpah atas nama-Ku, Aku benar-benar akan menimpakan kepada
mereka suatu fitnah yang membuat orang yang penyantun (dari kalangan mereka)
menjadi kebingungan." Selanjutnya Al-Qurazi mengatakan, "Setelah kupikirkan dan
kubaca di dalam Al-Qur'an, ternyata kujumpai mereka yang bersifat demikian
adalah orang-orang munafik," sebagaimana tertera di dalam firman-Nya: Dan di
antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya. (Al-Baqarah:
204), hingga akhir ayat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abu Ma'syar,
telah menceritakan kepadaku Abu Ma'syar (yakni Nujaih) yang menceritakan bahwa
ia pernah mendengar Sa'id Al-Maqbari melakukan muzakarah bersama Muhammad ibnu
Ka'b Al-Qurazi. Maka Sa'id mengatakan, "Sesungguhnya di dalam salah satu
kitab-kitab terdahulu disebutkan bahwa sesungguhnya ada segolongan hamba-hamba
yang lisan mereka lebih manis daripada madu, tetapi hati mereka lebih pahit
daripada kina. Mereka menampilkan dirinya di mata orang-orang dengan pakaian
bulu domba yang kelihatan begitu lembut, mereka menjual agama dengan duniawi.
Allah berfirman, 'Kalian berani kurang ajar terhadap-Ku dan mencoba menipu-Ku.
Demi keagungan-Ku, Aku benar-benar akan menimpakan kepada mereka suatu fitnah
yang akan membuat orang yang penyantun dari kalangan mereka kebingungan'." Maka
Muhammad ibnu Ka'b mengatakan, "Ini terdapat di dalam Kitabullah (Al-Qur'an)."
Sa'id bertanya, "Di manakah hal ini terdapat di dalam Kitabullah!" Muhammad ibnu
Ka'b menjawab bahwa hal tersebut terkandung di dalam firman-Nya: Dan di
antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik
hatimu. (Al-Baqarah: 204), hingga akhir ayat. Sa'id mengatakan,
"Sesungguhnya aku telah mengetahui berkenaan dengan siapakah ayat ini
diturunkan." Maka Muhammad ibnu Ka'b menjawab, "Sesungguhnya ayat ini memang
diturunkan berkenaan dengan seorang lelaki, kemudian maknanya umum sesudah itu."
Apa yang dikatakan oleh Al-Qurazi ini hasan lagi sahih.
*************
Adapun mengenai firman-Nya:
{وَيُشْهِدُ
اللَّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ}
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya.
(Al-Baqarah: 204)
Ibnu Muhaisin membacanya wayasyhadullahu dengan huruf ya yang
di-fathah-kan dan lafzul jalalah yang di-dammah-kan, sehingga maknanya
menjadi seperti berikut: "Dan Allah menyaksikan apa yang sesungguhnya terkandung
di dalam hatinya." Dengan kata lain, sekalipun hal ini dapat menipu mata kamu,
tetapi Allah mengetahui orang yang di dalam hatinya mengandung keburukan.
Perihalnya sama dengan makna yang terkandung di dalam ayat yang lain, yaitu
firman-Nya:
إِذا
جاءَكَ الْمُنافِقُونَ قالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنافِقِينَ
لَكاذِبُونَ
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, "Kami
mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
(Al-Munafiqun: 1)
Sedangkan menurut bacaan jumhur ulama, huruf ya dibaca dammah, dan lafzul
jalalah dibaca nasab, yaitu: dan dipersaksikannya kepada Allah (atas
kebenaran) di hatinya. (Al-Baqarah: 204) Makna yang dimaksud ialah bahwa dia
menampakkan keislamannya di mata manusia, sedangkan Allah mengetahui kekufuran
dan kemunafikan yang dipendam di dalam hatinya. Perihalnya sama dengan makna
yang terkandung di dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
يَسْتَخْفُونَ
مِنَ النَّاسِ وَلا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ
Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari
Allah. (An-Nisa: 108), hingga akhir ayat.
Demikianlah menurut makna yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq, dari Muhammad
ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah apabila dia ingin
menampakkan keislamannya di mata orang-orang, maka ia bersumpah dan memakai nama
Allah dalam sumpahnya itu untuk mendapat kepercayaan dari mereka bahwa apa yang
diucapkan lisannya bersesuaian dengan apa yang ada dalam hatinya. Pengertian
inilah yang sahih, dikatakan oleh Abdur Rahman ibnu Zaid Aslam dan dipilih oleh
Ibnu Jarir. Pendapat ini dinisbatkan sampai kepada Ibnu Abbas, dan Ibnu Jarir
meriwayatkannya melalui Mujahid.
***************
Firman Allah Swt.:
{وَهُوَ
أَلَدُّ الْخِصَامِ}
padahal ia adalah penantang yang paling keras. (Al-Baqarah: 204)
Al-aladd menurut istilah bahasa artinya yang paling menyimpang
(membangkang). Pengertiannya sama dengan yang terdapat di dalam firman-Nya:
الْأَعْوَجُ
وَتُنْذِرَ بِهِ قَوْماً لُدًّا
dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang
membangkang. (Maryam: 97)
Makna yang dimaksud ialah menyimpang (membangkang). Demikianlah keadaan
seorang munafik dalam perdebatannya, ia selalu berdusta dan melakukan
pengelabuan terhadap perkara yang hak serta menyimpang dari jalan yang benar,
bahkan seorang munafik itu selalu membuat-buat kedustaan dan melampaui batas.
Seperti apa yang disebutkan di dalam hadis sahih dari Rasulullah Saw. yang
pernah bersabda:
«آيَةُ
الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا
خَاصَمَ فَجَرَ»
Pertanda orang munafik itu ada tiga: Apabila berbicara, dusta; apabila
berjanji, ingkar; dan apabila bersengketa, curang.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا قَبيصةُ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ جُرَيج، عَنِ
ابْنِ أَبِي مُلَيْكة، عَنْ عَائِشَةَ تَرْفَعُه قَالَ: "أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى
اللَّهِ الألَدُّ الخَصم"
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qubaisah, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari
Siti Aisyah dengan predikat marfu', yaitu: Sesungguhnya lelaki yang paling
dibenci oleh Allah ialah penantang yang paling keras.
قَالَ: وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي ابْنُ
جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيكة، عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: "إن أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الْأَلَدُّ
الْخَصِمُ"
Imam Bukhari mengatakan bahwa Abdullah ibnu Yazid mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij,
dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Siti Aisyah, dari Nabi Saw. yang pernah bersabda:
Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci oleh Allah ialah penantang yang
keras.
Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Abdur Razzaq:
عَنْ
مَعْمَر فِي قَوْلِهِ: {وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ} عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنِ
ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ أَبْغَضَ الرجال إلى الله الألد الخصم"
dari Ma'mar sehubungan dengan makna firman-Nya: padahal ia adalah
penantang yang paling keras. (Al-Baqarah: 204) Dari Ibnu Juraij, dari Ibnu
Abu Mulaikah, dari Siti Aisyah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Sesungguhnya lelaki yang paling dimurkai oleh Allah ialah penantang yang
paling keras.
**************
Firman Allah Swt:
{وَإِذَا
تَوَلَّى سَعَى فِي الأرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ
وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ}
Dan apabila ia berpaling (dari mukamu) ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan
Allah tidak menyukai kebinasaan. (Al-Baqarah: 205)
Dengan kata lain, ucapannya selalu menyimpang dan perbuatannya jahat. Yang
pertama tadi adalah mengenai ucapannya, sedangkan yang disebutkan di dalam ayat
ini mengenai perbuatannya. Yakni perkataannya dusta belaka dan keyakinannya
telah rusak, perbuatannya semua buruk belaka.
Makna as-sa'yu dalam ayat ini sama dengan lafaz al-qasdu (bertujuan),
sebagaimana yang disebutkan di dalam firman lainnya yang menceritakan perihal
Fir'aun:
{ثُمَّ
أَدْبَرَ يَسْعَى* فَحَشَرَ فَنَادَى* فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى*
فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الآخِرَةِ وَالأولَى* إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً
لِمَنْ يَخْشَى}
Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia
mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru memanggil kaumnya (seraya)
berkata, "Akulah tuhan kalian yang paling tinggi." Maka Allah mengazabnya dengan
azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya yang demikian ilu terdapat
pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (An-Nazi'at: 22-26)
Allah Swt. telah berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
فَاسْعَوْا إِلى ذِكْرِ اللَّهِ
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada
hari Jumat, maka bersegeralah kalian mengingat Allah. (Al-Jumu'ah: 9)
Yakni segeralah kalian berangkat menuju tempat salat Jumat, karena
sesungguhnya pengertian sa'yu secara konkret yakni berlari kecil menuju tempat
salat merupakan perbuatan yang bertentangan dengan sunnah Nabi Saw. yang
mengatakan:
"إِذَا
أَتَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَلَا تَأْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَوْن، وَأْتُوهَا
وَعَلَيْكُمُ السكينةُ وَالْوَقَارُ".
Apabila kalian mendatangi salat, janganlah kalian mendatanginya dengan
berlari-lari kecil, tetapi datangilah salat dengan langkah yang tenang dan
anggun.
Orang munafik yang disebutkan dalam ayat ini (Al-Baqarah: 205) adalah orang
munafik yang perbuatannya hanyalah membuat kerusakan di muka bumi dan
membinasakan tanam-tanaman, termasuk ke dalam pengertian ini persawahan dan
buah-buahan, juga ternak, yang keduanya merupakan makanan pokok bagi
manusia.
Mujahid mengatakan, "Apabila terjadi kerusakan di muka bumi, karena Allah
mencegah turunnya hujan, maka binasalah tanam-tanaman dan binatang ternak."
dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (Al-Baqarah: 205) Artinya, Allah
tidak menyukai orang yang bersifat suka merusak, tidak suka pula kepada orang
yang melakukannya.
**********
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا
قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإثْمِ}
Dan apabila dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah
kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. (Al-Baqarah: 206)
Apabila orang yang durhaka ini diberi nasihat agar mengubah bicara dan
perbuatannya dan dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kepada Allah, dan berhentilah
dari cara bicara dan perbuatanmu itu, serta kembalilah ke jalan yang benar,"
maka ia menolak dan membangkang, timbullah rasa fanatisme dan kemarahannya yang
menyebabkan dia melakukan dosa. Makna ayat ini serupa dengan makna ayat lainnya,
yaitu firman-Nya:
{وَإِذَا
تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا
الْمُنْكَرَ يَكَادُونَ يَسْطُونَ بِالَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا قُلْ
أَفَأُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكُمُ النَّارُ وَعَدَهَا اللَّهُ الَّذِينَ
كَفَرُوا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ}
Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang,
niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir
itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami
di hadapan mereka. Katakanlah, "Apakah akan aku kabarkan kepada kalian yang
lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?’ Allah telah mengancamkannya kepada
orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat
kembali. (Al-Hajj: 72)
Karena itulah maka Allah Swt. berfirman dalam ayat ini:
{فَحَسْبُهُ
جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ}
Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam
itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. (Al-Baqarah: 206)
Yakni neraka sudah cukup sebagai pembalasannya.
************
Firman Allah Swt.:
{وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ}
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridaan Allah. (Al-Baqarah: 207)
Setelah Allah menyebutkan sifat orang-orang munafik yang tercela itu, pada
ayat berikutnya Allah menyebutkan sifat orang-orang mukmin yang terpuji. Untuk
itu Allah Swt. berfirman: Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan
dirinya karena mencari keridaan Allah. (Al-Baqarah: 207)
Menurut Ibnu Abbas, Anas, Sa'id ibnul Musayyab, Abu Usman An-Nahdi, Ikrimah,
dan sejumlah ulama lainnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Suhaib ibnu
Sinan Ar-Rumi. Demikian itu terjadi ketika Suhaib telah masuk Islam di Mekah dan
bermaksud untuk hijrah, lalu ia dihalang-halangi oleh orang-orang kafir Mekah
karena membawa hartanya. Mereka mempersyaratkan 'jika Suhaib ingin hijrah, ia
harus melepaskan semua harta bendanya, maka barulah ia diperbolehkan hijrah'.
Ternyata Suhaib bersikeras hijrah, dan melepas semua harta bendanya, demi
melepaskan dirinya dari cengkeraman orang-orang kafir Mekah; maka ia terpaksa
menyerahkan harta bendanya kepada mereka, dan ikut hijrah bersama Nabi Saw. Lalu
turunlah ayat ini, dan Umar ibnul Khattab beserta sejumlah sahabat lainnya
menyambut kedatangannya di pinggiran kota Madinah, lalu mereka mengatakan
kepadanya, "Alangkah beruntungnya perniagaanmu." Suhaib berkata kepada mereka,
"Demikian pula kalian, aku tidak akan membiarkan Allah merugikan perniagaan
kalian dan apa yang aku lakukan itu tidak ada apa-apanya." Kemudian diberitakan
kepadanya bahwa Allah telah menurunkan ayat ini berkenaan dengan peristiwa
tersebut.
Menurut suatu riwayat, Rasulullah Saw. bersabda kepada Suhaib:
"ربِح
الْبَيْعُ صُهَيْبُ، رَبِحَ الْبَيْعُ صُهَيْبُ"
Suhaib telah beruntung dalam perniagaannya.
قَالَ
ابْنُ مَرْدُويه: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بن رُسْتَة، حدثنا سليمان ابن دَاوُدَ، حَدَّثَنَا جَعْفَرُ
بْنُ سُلَيْمَانَ الضَبَعي، حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ،
عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ: لَمَّا أردتُ الْهِجْرَةَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ لِي قُرَيْشٌ: يَا صهيبُ، قَدمتَ
إِلَيْنَا وَلَا مَالَ لك، وَتَخْرُجُ
أَنْتَ وَمَالُكَ! وَاللَّهِ لَا يَكُونُ ذَلِكَ أَبَدًا. فَقُلْتُ لَهُمْ:
أَرَأَيْتُمْ إِنْ دَفَعْتُ إِلَيْكُمْ مَالِي تُخَلُّون عَنِّي؟ قَالُوا: نَعَمْ.
فدفعتُ إِلَيْهِمْ مَالِي، فخلَّوا عَنِّي، فَخَرَجْتُ حَتَّى قدمتُ الْمَدِينَةَ.
فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: "رَبح
صهيبُ، رَبِحَ صُهَيْبٌ" مَرَّتَيْنِ
Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Rustuh,
telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud, telah menceritakan kepada
kami Ja'far ibnu Sulai-man Ad-Dabbi, telah menceritakan kepada kami Auf, dari
Abu Usman An-Nahdi, dari Suhaib yang menceritakan: Ketika aku hendak hijrah dari
Mekah kepada Nabi Saw. (di Madinah), maka orang-orang Quraisy berkata kepadaku,
"Hai Suhaib, kamu datang kepada kami pada mulanya tanpa harta, sedangkan
sekarang kamu hendak keluar meninggalkan kami dengan harta bendamu. Demi Allah,
hal tersebut tidak boleh terjadi selamanya." Maka kukatakan kepada mereka,
"Bagaimanakah menurut kalian jika aku berikan kepada kalian semua hartaku, lalu
kalian membiarkan aku pergi.? Mereka menjawab, "Ya, kami setuju." Maka
kuserahkan hartaku kepada mereka dan mereka membiarkan aku pergi. Lalu aku
berangkat hingga sampai di Madinah. Ketika berila ini sampai kepada Nabi Saw.,
maka beliau bersabda, "Suhaib telah beruntung dalam perniagaannya, Suhaib
telah beruntung dalam perniagaannya," sebanyak dua kali.
Hammad ibnu Salamah meriwayatkan dari Ali ibnu Zaid, dari Sa'id ibnul
Musayyab yang menceritakan bahwa Suhaib berangkat berhijrah untuk bergabung
dengan Nabi Saw. (di Madinah), lalu ia dikejar oleh sejumlah orang-orang
Quraisy. Maka Suhaib turun dari unta kendaraannya dan mencabut anak panah yang
ada pada wadah anak panahnya, lalu ia berkata, "Hai orang-orang Quraisy,
sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling mahir
dalam hal memanah di antara kalian semua. Demi Allah, kalian tidak akan sampai
kepadaku hingga aku melemparkan semua anak panah yang ada pada wadah panahku
ini, kemudian aku memukul dengan pedangku selagi masih ada senjata di tanganku.
Setelah itu barulah kalian dapat berbuat sesuka hati kalian terhadap diriku.
Tetapi jika kalian suka, aku akan tunjukkan kepada kalian semua harta bendaku
dan budak-budakku di Mekah buat kalian semua, tetapi kalian jangan
menghalang-halangi jalanku." Mereka menjawab, "Ya." Ketika Suhaib datang ke
Madinah, maka Nabi Saw. bersabda: Beruntunglah jual belinya.
Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa sehubungan dengan peristiwa tersebut
turunlah ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dan di antara manusia ada orang yang
mengorbankan dirinya karena mencari keridaan Allah; dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba-hamba-Nya. (Al-Baqarah: 207)
Menurut kebanyakan mufassirin, ayat ini diturunkan berkenaan dengan semua
mujahid yang berjuang di jalan Allah. Seperti pengertian yang terkandung di
dalam firman-Nya:
{إِنَّ
اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ
الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا
عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى
بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ
وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah,
lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari
Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati
janjinya (selain) dari Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah
kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At-Taubah: 111)
Ketika Hisyam ibnu Amir maju menerjang kedua sayap barisan musuh, sebagian
orang memprotes perbuatannya itu (dan mengatakan bahwa ia menjatuhkan dirinya ke
dalam kebinasaan). Maka Umar ibnul Khattab dan Abu Hurairah serta selain
keduanya membantah protes tersebut, lalu mereka membacakan ayat ini: Dan di
antara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridaan Allah; dan
Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (Al-Baqarah: 207)
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 204-207"
Posting Komentar