Al-Baqoroh Ayat 199
Selasa, 15 Mei 2018
Add Comment
{ثُمَّ
أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ رَحِيمٌ (199) }
Kemudian bertolaklah kalian dari tempat
berlolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Lafaz summa dalam ayat ini untuk meng-ataf-kan suatu khabar
kepada khabar yang lain dan menunjukkan pengertian urutannya. Seakan-akan Allah
memerintahkan kepada orang yang wakaf di Arafah agar bertolak menuju Muzdalifah
untuk berzikir kepada Allah Swt. di Masy'aril Haram. Allah memerintahkan
kepadanya agar wuquf bersama orang-orang banyak di Arafah, seperti yang telah
dilakukan oleh mayoritas orang-orang di masa silam, kecuali orang-orang Quraisy;
orang-orang Quraisy tidak mau keluar dari batasan Tanah Suci. Mereka melakukan
wuqufnya di perbatasan Kota Suci yang berdekatan dengan Tanah Halal, lalu mereka
mengatakan, "Kami adalah orang-orang kepercayaan Allah di negeri-Nya dan
pengurus aimah-Nya."
Imam Bukhari meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Hazim, telah menceritakan kepada
kami Hisyam, dari ayahnya, dari Siti Aisyah yang menceritakan bahwa dahulu
orang-orang Quraisy dan orang-orang yang mengikuti mereka berwuquf di
Muzdalifah, lalu mereka menamakannya Al-Hams, sedangkan orang-orang Arab lainnya
berwuquf di Arafah.
Ketika Islam datang, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar datang ke
Arafah, kemudian melakukan wuquf padanya, lalu bertolak darinya. Yang demikian
itu disebutkan di dalam firman-Nya: dari bertolaknya orang-orang.
(Al-Baqarah: 199)
Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Ata, Qatadah, As-Saddi, dan
lain-lainnya, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir dan mengatakannya sebagai suatu
kesepakatan.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr, dari
Mujahid, dari Muhammad ibnu Jubair ibnu Mut'im, dari ayahnya yang menceritakan,
"Aku pernah kehilangan seekor unta milikku di Arafah, maka aku berangkat
mencarinya. Tiba-tiba aku menjumpai Nabi Saw. sedang wuquf. Maka aku berkata
(kepada diriku sendiri), 'Sesungguhnya hal ini termasuk Hams, apakah gerangan
yang sedang dilakukannya di sini?'."
Riwayat ini diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab
sahihnya masing-masing.
Kemudian Imam Bukhari meriwayatkannya pula dari hadis Musa Ibnu Uqbah, dari
Kuraib, dari Ibnu Abbas yang kesimpulannya menunjukkan bahwa yang dimaksud
dengan istilah ifadah (bertolak) dalam ayat ini ialah bertolak dari
Muzdalifah menuju Mina untuk melempar jumrah.
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Ad-Dahhak ibnu Muzahim saja, yang mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan orang-orang dalam ayat ini adalah Nabi Ibrahim a.s.,
juga menurut salah satu riwayat lainnya yang ada pada Imam (Ibnu Jarir). Ibnu
Jarir mengatakan, "Seandainya tidak ada kesepakatan hujah yang memberikan
pengertian sebaliknya, niscaya riwayat ini lebih kuat."
*************
Firman Allah Swt.:
{وَاسْتَغْفِرُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ}
dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 199)
Allah Swt. sering memerintahkan berzikir sesudah menunaikan ibadah. Karena
itulah maka di dalam sebuah hadis sahih dalam kitab Sahih Muslim disebutkan
bahwa Rasulullah Saw. apabila selesai dari salat selalu membaca istigfar
sebanyak tiga kali. Di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa Nabi Saw.
menganjurkan membaca tasbih, tahmid, dan takbir sebanyak tiga puluh tiga kali
(masing-masing).
Dalam bab ini Ibnu Jarir meriwayatkan melalui hadis Ibnu Abbas ibnu Mirdas
As-Sulami tentang pemiohonan ampun Nabi Saw. buat umatnya pada sore hari Arafah.
Kami telah menghimpunnya di dalam sebuah kitab mengenai keutamaan hari
Arafah.
Ibnu Murdawaih dalam bab ini meriwayatkan sebuah hadis yang diketengahkan
oleh Imam Bukhari, dari Syaddad ibnu Aus yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda:
«سَيِّدُ
الِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ الْعَبْدُ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ
إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتِنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ
مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلِيَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إِلَّا أَنْتَ، مَنْ قَالَهَا فِي لَيْلَةٍ فَمَاتَ فِي لَيْلَتِهِ دَخَلَ
الْجَنَّةَ، وَمَنْ قَالَهَا فِي يَوْمِهِ فَمَاتَ دَخَلَ
الْجَنَّةَ»
Penghulu istigfar ialah bacaan seorang hamba akan doa berikut: "Ya Allah,
Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkaulah yang menciptakan
diriku, dan aku adalah hamba-Mu, dan aku berada di bawah perintah-Mu dan
janji-Mu menurut kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahalan apa yang
telah kuperbuat, aku kembali kepada-Mu dengan semua nikmat yang telah Engkau
berikan kepadaku, dan aku kembali kepada-Mu dengan semua dosaku. Maka ampunilah
daku, karena sesungguhnya tiada seorang pun yang dapat mengampuni dosa-dosa
kecuali hanya Engkau." Barang siapa yang membacanya di suatu malam, lalu di
malam itu juga ia meninggal dunia, niscaya ia masuk surga. Dan barang siapa yang
membacanya di siang hari, lalu ia meninggal dunia. niscaya masuk surga.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis dari Abdullah ibnu Umar,
bahwa Abu Bakar pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu
doa yang akan kubacakan dalam salatku." Maka Rasulullah Saw. bersabda:
"قُلِ:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي، إنَّك أَنْتَ
الْغَفُورُ الرَّحِيمُ"
Katakanlah, "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri
dengan perbuatan aniaya yang banyak sekali, sedangkan tiada seorang pun yang
dapat memberikan ampunan kecuali Engkau; maka ampunilah aku dengan ampunan dari
sisi-Mu dan belas kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang."
Hadis-hadis mengenai istigfar cukup banyak, dan yang disebutkan di sini hanya
sebagian kecil saja.
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 199"
Posting Komentar