Al-Baqoroh Ayat 195
Selasa, 15 Mei 2018
Add Comment
{وَأَنْفِقُوا
فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (195) }
Dan belanjakanlah (harta benda kalian) di
jalan Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah
menceritakan kepada kami An-Nadr, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari
Sulaiman, bahwa ia pernah mendengar Abu Wail mengatakan dari Huzaifah sehubungan
dengan firman-Nya: Dan belanjakanlah (harta kalian) di jalan Allah, dan
janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan.
(Al-Baqarah: 195) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan masalah memberi
nafkah.
Hal yang sama telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim, dari Al-Hasan ibnu
Muhammad ibnus Sabbah, dari Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, hal yang semisal telah diriwayatkan pula dari Ibnu
Abbas, Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Ata, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah,
As-Saddi, dan Muqatil ibnu Hayyan.
Lais ibnu Sa'd meriwayatkan dari Yazid ibnu Abu Habib, dari Aslam Abu Imran
yang menceritakan bahwa seorang lelaki dari kalangan Muhajirin ketika di
Qustantiniyah (Konstantinopel) maju sendirian melabrak barisan musuh hingga
dapat menerobosnya (lalu kembali lagi), sedangkan bersama kami ada Abu Ayyub
Al-Ansari. Maka orang-orang mengatakan, "Dia telah menjerumuskan dirinya sendiri
ke dalam kebinasaan." Maka Abu Ayyub menjawab, "Kami lebih mengetahui tentang
ayat ini, sesungguhnya ia diturunkan berkenaan dengan kami. Kami selalu menemani
Rasulullah Saw. dan kami ikut bersamanya dalam semua peperangan, dan kami bantu
beliau dengan segala kemampuan kami. Setelah Islam menyebar dan menang, maka
kami orang-orang Ansar berkumpul mengadakan reuni. Lalu kami mengatakan, 'Allah
telah memuliakan kita karena kita menjadi sahabat Nabi Saw. dan menolongnya
hingga Islam tersebar dan para pemeluknya menjadi golongan mayoritas. Kita lebih
mementingkan Nabi Saw. daripada keluarga, harta benda, dan anak-anak kita.'
Setelah perang tiada lagi, lalu kami kembali kepada keluarga dan anak-anak kami
serta kami tinggal bersama mereka. Lalu turunlah firman-Nya: 'Dan
belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan Allah, dan janganlah kalian
menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan ' (Al-Baqarah: 195).
Maka kebinasaan itu terjadi bila kami bermukim mengurusi keluarga dan harta
benda. Sedangkan jihad kami tinggalkan."
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Daud, Turmuzi, Nasai, dan Abdu ibnu Humaid di
dalam kitab tafsirnya; dan Ibnu Abu Hatim, Ibnu Jarir, Ibnu Murdawaih serta
Al-Hafiz Abu Ya'la di dalam kitab musnadnya; Ibnu Hibban di dalam kitab
sahihnya, dan Imam Hakim di dalam kitab mustadraknya. Semuanya meriwayatkan
hadis ini melalui Yazid ibnu Abu Habib dengan lafaz seperti yang disebutkan di
atas.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan, sahih, garib. Imam Hakim
mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan syarat Syaikhain, sedangkan keduanya
tidak mengetengahkannya.
Menurut lafaz yang ada pada Imam Abu Daud, dari Aslam Abu Imran, ketika kami
berada di Konstantinopel, pemimpin pasukan kaum muslim dari Mesir dipegang oleh
Uqbah ibnu Amir, dan dari negeri Syam dipegang oleh seorang lelaki kepercayaan
Yazid ibnu Fudalah ibnu Ubaid.
Maka keluarlah dari kota Konstantinopel sepasukan yang berjumlah sangat besar
dari pasukan Romawi; kami pun menyusun barisan pertahanan untuk menghadapi
mereka. Kemudian ada seorang lelaki dari pasukan kaum muslim maju menerjang
barisan pasukan Romawi, hingga sempat memorak-porandakannya, dan masuk ke tengah
barisan musuh, setelah itu ia kembali lagi ke barisan kami. Melihat peristiwa
tersebut pasukan kaum muslim berteriak seraya mengucapkan, "Subhanallah, dia
menjatuhkan dirinya ke dalam kebinasaan!" Maka Abu Ayyub menjawab: Hai manusia,
sesungguhnya kalian benar-benar menakwilkan ayat ini bukan dengan takwil yang
semestinya. Sesungguhnya ayat ini hanya diturunkan berkenaan dengan kami,
orang-orang Ansar. Sesungguhnya kami setelah Allah memenangkan agama-Nya dan
banyak yang mendukungnya, maka kami berkata di antara sesama kami, "Sekiranya
kita kembali kepada harta benda kita untuk memperbaikinya," maka turunlah ayat
ini (Al-Baqarah: 195).
Abu Bakar ibnu Iyasy meriwayatkan dari Abu Ishaq As-Subai'i yang menceritakan
bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Al-Barra ibnu Azib, "Jika aku maju
sendirian menerjang musuh, lalu mereka membunuhku, apakah berarti aku
menjerumuskan diriku ke dalam kebinasaan?" Al-Barra menjawab, "Tidak, Allah Swt.
telah berfirman kepada Rasul-Nya:
فَقاتِلْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا تُكَلَّفُ إِلَّا نَفْسَكَ
'Maka berperanglah kalian pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani
melainkan dengan kewajiban kamu sendiri' (An-Nisa: 84).
Sesungguhnya ayat ini (yakni Al-Baqarah ayat 195) hanyalah berkenaan dengan
masalah nafkah."
Ibnu Murdawaih meriwayatkannya pula, dan Imam Hakim telah mengetengahkannya
di dalam kitab Mustadrak melalui hadis Israil, dari Abu Ishaq; dan Imam Hakim
mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan syarat Syaikhain (Bukhari dan Muslim),
tetapi keduanya tidak mengetengahkannya. Imam Turmuzi meriwayatkannya, begitu
pula Qais ibnur Rabi', dari Abu Ishaq, dari Al-Barra. Kemudian Al-Barra
menuturkan hadis ini,dan sesudah firman-Nya: Tidaklah kamu dibebani melainkan
dengan kewajiban kamu sendiri. (An-Nisa: 84) Ia mengatakan, "Kebinasaan yang
sesungguhnya ialah bila seorang lelaki melakukan suatu dosa, sedangkan ia tidak
bertobat darinya. Maka dialah orang yang menjatuhkan dirinya ke dalam
kebinasaan."
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abu Saleh (juru tulis Al-Lais), telah menceritakan
kepadaku Al-Lais, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Khalid ibnu
Musaflr, dari Ibnu Syihab, dari Abu Bakar ibnu Numair ibnu Abdur Rahman ibnul
Haris ibnu Hisyam, bahwa Abdur Rahman Al-Aswad ibnu Abdu Yagus telah
menceritakan kepadanya bahwa mereka mengepung kota Dimasyq (Damaskus). Maka
berangkatlah seorang lelaki dari Azdsyanuah, ia maju dengan cepat menerjang
musuh sendirian. Kaum muslim mencela perbuatannya itu, lalu perkaranya
dilaporkan kepada Amr ibnul As (panglima pasukan kaum muslim). Kemudian Amr
mengirimkan pesuruh untuk menyuruhnya kembali (ke barisan kaum muslim). Ketika
lelaki itu datang ke hadapannya, maka Amr membacakan kepadanya firman Allah
Swt.: Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam
kebinasaan. (Al-Baqarah: 195)
Ata ibnus Saib meriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan takwil firman-Nya: Dan belanjakanlah (harta benda kalian)
di jalan Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam
kebinasaan. (Al-Baqarah: 195) Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini bukan
berkenaan dengan masalah perang, melainkan berkenaan dengan masalah
membelanjakan harta, yaitu bila kamu genggamkan tanganmu, tidak mau
membelanjakan harta di jalan Allah, maka dikatakan, "Janganlah kalian
menjatuhkan diri kalian ke dalam kebinasaan."
Hammad ibnu Salamah meriwayatkan dari Daud, dari Asy-Sya'bi, dari Ad-Dahhak
ibnu Abu Jubair yang menceritakan bahwa orang-orang Ansar biasa menyedekahkan
dan menginfakkan sebagian dari harta mereka. Pada suatu ketika paceklik menimpa
mereka, karena itu mereka tidak lagi membelanjakan hartanya di jalan Allah. Lalu
turunlah ayat ini: Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke
dalam kebinasaan. (Al-Baqarah: 195)
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya: Dan
janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan.
(Al-Baqarah: 195) Yang dimaksud ialah sifat kikir.
Sammak ibnu Harb meriwayatkan dari An-Nu'man ibnu Basyir sehubungan dengan
makna firman-Nya: Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke
dalam kebinasaan. (Al-Baqarah: 195) Maksudnya ialah ada seorang lelaki
melakukan suatu dosa, lalu ia mengatakan bahwa dirinya tidak akan diampuni. Maka
Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Dan janganlah kalian menjatuhkan diri
kalian sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Baqarah: 195)
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Murdawaih.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diriwayatkan dari Ubaidah As-Salmani,
Al-Hasan Al-Basri, Ibnu Sirin, dan Abu Qilabah hal yang semisal, yakni yang
semisal dengan apa yang telah diceritakan oleh An-Nu'man ibnu Basyir. Yaitu
bahwa ayat ini berkenaan dengan seorang lelaki yang melakukan suatu dosa, lalu
ia berkeyakinan bahwa dirinya tidak akan diampuni. Karena itulah dia
menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan. Dengan kata lain, karena dia merasa
tidak akan diampuni, maka ia memperbanyak berbuat dosa, dan akhirnya dia binasa.
Karena itulah Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang pernah
mengatakan bahwa kebinasaan adalah azab Allah.
Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Abu
Sakr, dari Al-Qurazi (yaitu Muhammad ibnu Ka'b), bahwa ia pernah mengatakan
sehubungan dengan takwil ayat ini: Dan janganlah kalian menjatuhkan diri
kalian sendiri ke dalam kebinasaan. (Al-Baqarah: 195) Ada suatu kaum yang
sedang berjuang di jalan Allah, dan seseorang dari mereka membawa bekal yang
paling banyak di antara teman-temannya. Lalu ia menginfakkan perbekalannya itu
kepada orang yang kekurangan, hingga tiada sesuatu pun yang tersisa dari
bekalnya untuk menyantuni teman-temannya yang memerlukan pertolongan. Maka Allah
Swt. menurunkan firman-Nya: Dan belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan
Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian ke dalam kebinasaan.
(Al-Baqarah: 195)
Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadanya
Abdullah ibnu Ayyasy, dari Zaid ibnu Aslam sehubungan dengan firman-Nya: Dan
belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan Allah, dan janganlah kalian
menjatuhkan diri kalian ke dalam kebinasaan. (Al-Baqarah: 195) Demikian
kisahnya, bermula dengan sejumlah kaum laki-laki yang berangkat mengemban misi
yang ditugaskan oleh Rasulullah Saw. ke pundak mereka tanpa bekal. Ketiadaan
bekal mereka adakalanya karena mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai
mata pencaharian, atau adakalanya karena mereka adalah orang-orang yang
mempunyai banyak tanggungan. Maka Allah memerintahkan kepada mereka untuk
meminta perbelanjaan dari apa yang telah direzekikan Allah kepada mereka (kaum
muslim), dan janganlah mereka menjatuhkan dirinya ke dalam kebinasaan.
Pengertian binasa ialah bila mereka yang bertugas mengemban misi ini binasa
karena lapar dan dahaga atau karena jalan kaki. Allah Swt. berfirman kepada
orang-orang yang mempunyai harta berlebih: Dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Baqarah:
195)
Kesimpulan dari makna ayat ini ialah perintah membelanjakan harta di jalan
Allah dan semua jalan taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) dan taat
kepada-Nya, khususnya membelanjakan harta untuk memerangi musuh, kemudian
mengalokasikannya buat sarana dan bekal yang memperkuat kaum muslim dalam
menghadapi musuh-musuh mereka. Melalui ayat ini Allah memberitakan kepada mereka
bahwa jika hal ini ditinggalkan, maka akan berakibat kepada kehancuran dan
kebinasaan bagi orang yang tidak mau membelanjakan hartanya untuk tujuan
tersebut. Kemudian di-'ataf-kan kepada perintah berbuat baik, yang mana hal ini
merupakan amal ketaatan yang paling tinggi. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{وَأَحْسِنُوا
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ}
Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik. (Al-Baqarah: 195)
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 195"
Posting Komentar