Al-Baqoroh Ayat 174-176
Senin, 14 Mei 2018
Add Comment
{إِنَّ
الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ
ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلا النَّارَ وَلا
يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ (174) أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدَى وَالْعَذَابَ
بِالْمَغْفِرَةِ فَمَا أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ (175) ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ
نزلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي
شِقَاقٍ بَعِيدٍ (176)
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan
apa yang telah diturunkan Allah —yaitu Al-Kitab— dan menjualnya dengan harga
yang sedikit, mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam
perutnya melainkan api dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.
Mereka itulah orang-orang yang membeli
kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya
mereka menentang api neraka! Yang demikian itu adalah karena Allah telah
menurunkan Al-Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang
berselisih tentang (kebenaran) Al-Kitab itu benar-benar dalam penyimpangan yang
jauh (dari kebenaran).
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ
الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا
أَنزلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ}
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan
Allah, yaitu Al-Kitab. (Al-Baqarah: 174)
Yakni orang-orang Yahudi yang menyembunyikan sifat-sifat (ciri-ciri) Nabi
Muhammad Saw. dalam kitab-kitab yang ada di tangan mereka, yang isinya antara
lain mempersaksikan kerasulan dan kenabiannya. Lalu mereka dengan sengaja
menyembunyikan hal tersebut agar kepemimpinan mereka tidak lenyap, dan agar
tidak lenyap pula hadiah-hadiah dan upeti-upeti yang biasa diberikan oleh
orang-orang Arab kepada mereka sebagai ungkapan rasa hormat orang-orang Arab
kepada kakek moyang mereka. Maka mereka —semoga laknat Allah tetap menimpa
mereka— merasa khawatir jika hal tersebut ditampakkan kepada orang-orang,
sehingga orang-orang akan mengikutinya dan meninggalkan mereka.
Karena itulah mereka menyembunyikan berita tersebut demi mempertahankan apa
yang biasa mereka hasilkan dari cara mereka itu, yaitu harta duniawi yang
sedikit; mereka rela menjual akidah mereka dengan hal tersebut. Dengan demikian,
berarti mereka menukar hidayah perkara yang hak, membenarkan Rasul dan iman
kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Allah; dengan harta duniawi yang
sedikit itu akhirnya kelak mereka akan kecewa dan merugi dalam kehidupan dunia
dan akhiratnya.
Kerugian mereka di dunia ialah karena sesungguhnya Allah menampakkan kepada
hamba-hamba-Nya kebenaran Rasul-Nya melalui apa yang ditegakkannya dan Allah
membekalinya dengan ayat-ayat yang jelas dan bukti-bukti yang mematahkan hujah
mereka. Pada akhirnya orang-orang yang mereka khawatirkan akan mengikutinya kini
benar-benar mengikutinya, dan jadilah orang-orang tersebut pembantu Rasul-Nya
dalam memerangi mereka. Akhirnya mereka kembali dengan mendapat kemurkaan di
atas kemurkaan. Allah mencela perbuatan mereka (Ahli Kitab) bukan hanya pada
satu tempat dari Al-Qur'an-Nya, yang antara lain ialah ayat yang mulia ini,
yaitu firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah —yaitu Al-Kitab— dan menjualnya dengan harga yang sedikit,
mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan
api. (Al-Baqarah: 174) Yakni menukarnya dengan harta duniawi. Maka
sesungguhnya apa yang mereka makan dari hasilnya itu hanyalah api belaka,
sebagai balasan dari penyembunyian mereka terhadap perkara yang hak. Api itu
kelak di hari kiamat berkobar-kobar di dalam perut mereka. Sama halnya dengan
gambaran yang disebutkan oleh ayat lain, yaitu firman-Nya:
إِنَّ
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوالَ الْيَتامى ظُلْماً إِنَّما يَأْكُلُونَ فِي
بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيراً
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke
dalam api yang menyala-nyala (neraka). (An-Nisa: 10)
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda:
«الَّذِي
يَأْكُلُ أَوْ يَشْرَبُ فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ
فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ»
Sesungguhnya orang yang makan atau minum dengan memakai wadah dari emas
dan perak tiada lain hanyalah menegukkan (menelankan) ke dalam perutnya api
neraka Jahannam.
************
Firman Allah Swt.:
{وَلا
يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ}
dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak
menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. (Al-Baqarah:
174)
Dikatakan demikian karena Allah Swt. murka terhadap mereka, mengingat mereka
menyembunyikan perkara hak yang mereka ketahui. Untuk itu mereka berhak mendapat
murka Allah, dan Allah tidak mau melihat mereka.
Wala yuzakkihim, Allah tidak mau menyebut dan memuji nama mereka,
bahkan Allah mengazab mereka dengan siksa yang amat pedih.
Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih dalam bab ini meriwayatkan melalui hadis
Al-A'masy, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda:
"ثَلَاثَةٌ
لَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ
[وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ] شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ
مُسْتَكْبِرٌ"
Ada tiga macam orang, Allah tidak akan berbicara kepada mereka dan tidak
akan melihat mereka, serta tidak akan menyucikan mereka, dan bagi mereka siksa
yang amat pedih, yaitu: Orang tua yang berbuat zina, raja (penguasa) yang
pendusta, dan orang miskin yang takabur.
***************
Kemudian Allah Swt berfirman menceritakan perihal mereka:
{أُولَئِكَ
الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدَى}
Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.
(Al-Baqarah: 175)
Yaitu mereka menukar petunjuk dengan kesesatan. Yang dimaksud dengan petunjuk
ialah menyiarkan berita yang terdapat di dalam kitab-kitab mereka menyangkut
sifat-sifat Rasulullah Saw. perihal kerasulannya dan berita gembira
kedatangannya, perintah mengikutinya dan percaya kepadanya; hal ini disebutkan
di dalam kitab-kitab nabi-nabi terdahulu. Yang dimaksud dengan kesesatan ialah
mendustakan Nabi Saw., mengingkarinya, dan menyembunyikan sifat-sifatnya yang
ada dalam kitab-kitab mereka.
{وَالْعَذَابَ
بِالْمَغْفِرَةِ}
dan siksa dengan ampunan. (Al-Baqarah: 175)
Maksudnya, mereka menukar magfirah Allah dengan siksa-Nya, yakni
penyebab-penyebab magfirah mereka tukar dengan penyebab-penyebab siksa.
*********
Firman Allah Swt.:
{فَمَا
أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ}
Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka. (Al-Baqarah:
175)
Allah menceritakan bahwa mereka berada di dalam siksa yang keras lagi besar
dan mengerikan, hingga membuat orang yang melihat mereka merasa takjub dengan
keberanian mereka dalam menanggung siksa tersebut, padahal kerasnya siksaan yang
mereka alami tak terperikan dan semuanya berlindung kepada Allah dari siksa
seperti itu.
Menurut pendapat yang lain sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka
alangkah sabarnya mereka menentang api neraka. (Al-Baqarah: 175) Disebutkan
bahwa makna yang dimaksud ialah alangkah beraninya mereka kekal dalam
mengerjakan kemaksiatan, padahal kemaksiatan itu menjerumuskan mereka ke dalam
neraka.
*********
Firman Allah Swt.:
{ذَلِكَ
بِأَنَّ اللَّهَ نزلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ}
Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al-Kitab dengan
membawa kebenaran. (Al-Baqarah: 176)
Yakni sesungguhnya mereka berhak mendapat siksa yang keras ini, tiada lain
karena Allah Swt. telah menurunkan kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad Saw. —juga
kepada nabi-nabi sebelumnya— kitab-kitab-Nya yang membuktikan perkara hak dan
menyalahkan perkara yang batil. Sedangkan mereka menjadikan ayat-ayat Allah
sebagai olok-olokannya. Kitab mereka (Ahli Kitab) memerintahkan kepada mereka
untuk menyampaikan ilmu dan menyebarkannya, tetapi mereka menentangnya dan
mendustakannya. Hal yang sama dialami pula oleh penutup para rasul, yaitu Nabi
Muhammad Saw. Beliau menyeru mereka (Ahli Kitab) kepada Allah Swt.,
memerintahkan perkara yang makruf, serta melarang mereka melakukan perbuatan
yang mungkar; tetapi mereka mendustakannya, menentangnya, mengingkari, dan
menyembunyikan ciri-cirinya. Perbuatan mereka sama dengan memperolok-olokkan
ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya. Oleh sebab itu, mereka
berhak mendapat azab dan balasan yang setimpal. Karena itulah Allah Swt.
berfirman:
{ذَلِكَ
بِأَنَّ اللهَ نزلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي
الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ}
Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al-Kitab dengan
membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang
(kebenaran) Al-Kitab itu benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari
kebenaran). (Al-Baqarah: 176)
Tafsir Ibnu Katsir
0 Response to "Al-Baqoroh Ayat 174-176"
Posting Komentar